Sang Pencari Kebenaran Sejati (1)

KoleksiWallpaperdiKompi

Assalamu'alaikum, Adik-adik ...

Hari ini Kakak akan menceritakan sosok setelah Mush'ab bin Umair. Dia adalah serang yang berbadan tinggi serta berambut lebat. Namanya Salman Al-Farisi. 

Di sini ada yang namanya Salman? Wah, sepertinya bapak dan ibunya bercita-cita atau berdo'a agar kalian seperti beliau. Siapa sih Salman Al-Farisi itu?


Salman Al-Farisi memiliki ayah seorang kepala kampung. Beliau tinggal di desa Ji (Jayyan) kota Asbahan. Sebuah kota di tengah Iran (terletak antara Tehran dan Syiraz). Saat itu, Salman Al-Farisi masih menganut Agama Majusi. Ada yang tahu apa itu Majusi? Iya pintar! Agama yang penganutnya menyembah api. Tepuk tangan dulu untuk Zakia yang sudah menjawab dengan benar.

Karena ketaatan dalam beragama, beliau pernah diberi tugas menjaga api. Bertanggungjawab penuh agar api terus menyala. 

Pada sebuah kesempatan, ayah meminta agar pergi ke sebidang tanah miliknya. 

Ada apa ini? Kok terdengar suara-suara aneh?

Salman Al-Farisi pun masuk ke sebuah gereja yang ternyata sedang melakukan kebaktian. Dengan rasa ingin tahu, beliau melihatnya.

Wah, cara mereka beribadah ini lebih baik daripada yang kulakukan selama ini.

Salman Al-Farisi tetap melihat kebaktian itu hingga matahari terbenam. Dia membatalkan pergi ke tanah ayah, dan tidak pulang ke rumah. Sang ayah mengirim orang untuk menyusulnya. Sebelum pulang, beliau mengajukan pertanyaan pada orang-orang Nasrani, "Dari mana asal-usul agama kalian?" Mereka pun menjawab bahwa agama tersebut berasal dari Syria.

Maka pulang lah Salman Al-Farisi bersama utusan ayah. Begitu sampai ke rumah, beliau langsung menemui ayahnya. 

"Ayah, tadi aku lewat suatu kaum. Mereka beribadat di dalam gereja. Apa yang mereka lakukan memikat hatiku. Sepertinya, agama mereka lebih baik daripada agama kita," ucap Salman Al-Farisi penuh rasa ingin tahu.

Dan apa yang terjadi, Adik-adik?

"Apa? Agama kita lah yang paling baik."

Salman Al-Farisi berdebat dengan sang ayah tentang agama mereka dan agama Nasrani. Ayah merasa kesal. Karena peristiwa itu, akhirnya Salman Al-Farisi diikat kakinya oleh ayah, dan dikurung. 

Tanpa sepengetahuan ayahnya, Salman Al-Farisi memutus rantai yang mengikat kedua kaki. Beliau juga mengirim kabar pada orang-orang Nasrani bahwa dirinya telah berpindah agama. Saat rombongan dari Syria datang, beliau ikut pergi ke Syria. 

Tiba lah beliau ke tempat tujuan. 

"Siapa yang ahli di agama Nasrani?"

"Uskup. Pemilik gereja."

Setelah mendapat jawaban, Salman Al-Farisi menemui uskup tadi. Beliau tinggal bersama sebagai pelayan. Di sana, Salman Al-Farisi terus belajar sambil mengamalkan agama barunya. Tapi, ...

Kok uskup ini aneh, ya? Masa dia mengumpulkan sedekah dari orang-orang, katanya untuk dibagikan, tapi kok? Disimpan untuk kepentingan pribadi?

Salman Al-Farisi masih tetap ikut uskup gereja. Sampai tiba lah waktu si uskup mendekati ajal. Salman Al-Farisi bertanya, "Siapakah orang yang akan kuikuti bila Anda sudah tidak ada?" dengan jawaban yang mantap, uskup memberitahu, "Anakku! Dialah orang yang sama langkahnya denganku dan tinggal di Mosul."

Apakah yang akan terjadi di Mosul, Adik-adik? 
Sekarang sudah sore. Sebentar lagi adzan Maghrib. Kakak minta maaf, karena ceritanya In Sya Allah akan dilanjut besok. 

Hmm ...

Ada tugas ringan untuk kalian nih. Coba tanyakan bapak-ibu, Mosul itu di sebelah mana, ya? Sudah itu saja. Kakak mohon maaf kalau banyak salah. Kakak menyayangi kalian karena Allah. Silakan kemas-kemas, dan kita berdo'a akhir majlis bersama-sama ...

Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi-Ummul Qura

 

Comments

  1. Kisah yang menarik mba Kayla..penasaran menunggu kisah selanjutnya :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Mudah-mudahan bermanfaat. In Sya Allah disambung Jum'at depan ...

      Delete
  2. Kisah yang menarik mba Kayla..penasaran menunggu kisah selanjutnya :-)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara