Bermula dari ...
Siang itu, dua anak saya baru selesai bermain sepeda. Mereka masuk ke rumah, kemudian berkejaran seraya berteriak. Suara tawa menyelingi gurauan. Sesekali terdengar nada saling berebut, entah memperebutkan apa. Puncaknya, ada yang berteriak memanggil saya.
"Ummiii! Kakak nyubitin aku!"
"Adik kok, yang nyubit duluaaan!"
Saya yang sedang mengangkat pakaian kering, menyegerakan langkah. Kalau dibiarkan, jangan-jangan ada suara lain, yang memompa airmata. Namanya anak-anak, ada kalanya akur, bak tak terpisahkan, kadang saling menyalahkan.Orang tua juga gitu kali?
Jarum pendek jam dinding masih setia di angka 11, dan jarum panjangnya bersantai di angka tiga. Biasanya, saya menghimbau mereka untuk tidur siang, setelah Dhuhur. Ngapain ya, biar mereka anteng, tapi tanpa menyuruh? Hari itu, saya pilih melakukan sesuatu. Apakah itu?
"Ummi mau ngapain?" tanya Maisan, anak sulung saya.
Siang itu, dua anak saya baru selesai bermain sepeda. Mereka masuk ke rumah, kemudian berkejaran seraya berteriak. Suara tawa menyelingi gurauan. Sesekali terdengar nada saling berebut, entah memperebutkan apa. Puncaknya, ada yang berteriak memanggil saya.
"Ummiii! Kakak nyubitin aku!"
"Adik kok, yang nyubit duluaaan!"
Saya yang sedang mengangkat pakaian kering, menyegerakan langkah. Kalau dibiarkan, jangan-jangan ada suara lain, yang memompa airmata. Namanya anak-anak, ada kalanya akur, bak tak terpisahkan, kadang saling menyalahkan.
Jarum pendek jam dinding masih setia di angka 11, dan jarum panjangnya bersantai di angka tiga. Biasanya, saya menghimbau mereka untuk tidur siang, setelah Dhuhur. Ngapain ya, biar mereka anteng, tapi tanpa menyuruh? Hari itu, saya pilih melakukan sesuatu. Apakah itu?
"Ummi mau ngapain?" tanya Maisan, anak sulung saya.
"Bikin sesuatu," jawab saya sengaja mengundang rasa penasarannya.
"Itu... itu buat apa, Mi?" tanya Byan, adiknya. Kadang-kadang, mereka memanggil saya dengan sapaan 'Ummi' atau hanya 'Mi' saja.
Dua
anak saya tidak terpaut jauh secara usia. Anak pertama hampir enam
tahun, dan adiknya masuk empat tahun. Mereka berdua kerap bermain
bersama. Seperti anak-anak lain, mereka juga mudah jenuh, dan menyukai
hal baru. Termasuk dalam hal bermain.
Beberapa waktu sebelumnya, pas kebetulan sedang mencari bahan rujukan naskah parenting, saya menemukan buku cakep. Buku itu berisi ratusan permainan yang bisa dilakukan bersama anak-anak, baik di dalam atau pun di luar ruangan. Brain Power. Demikian judul utama buku itu. Kalau diartikan secara sederhana, Brain Power berarti pemberdayaan pikiran. Kita bisa membuat permainan, berdasar apa yang sebenarnya bisa kita temukan dari ide-ide sendiri. Mengenali anak-anak sendiri, paham kemampuan mereka, dan tahu persis apa yang mereka butuhkan.
Kebetulan ada lomba kece nih, Bun. Event dari Blogger Perempuan bersama Tempra Syrup. Pas banget, dari dulu pingin posting ala-ala DIY (Do It Yourself). Dan sekarang kesampaian juga.
Kebetulan ada lomba kece nih, Bun. Event dari Blogger Perempuan bersama Tempra Syrup. Pas banget, dari dulu pingin posting ala-ala DIY (Do It Yourself). Dan sekarang kesampaian juga.
Kali ini, saya akan membagi tulisan tentang Membuat Cat Lukis (yang aman) Sendiri. Sebenarnya, ini terinspirasi dari permainan di buku Brain Power. Di sana, ada menggambar dengan cutton bud, namun memakai cat poster. Sedangkan saya berpikir, bagaimana tetap asyik menggambar, namun aman. Kalau bisa, semua harga alat untuk melakukan hal itu, juga murah. Jujur saja deh, para Bunda senang kan kalau denger kata murah?
Akhirnya saya lihat ada tepung, pewarna, air, dan cup agar-agar. Hehe. Berikut bahan-bahan dari cat yang super ramah di dompet ...
Bahan-bahan Yang harus disiapkan, adalah ...
Akhirnya saya lihat ada tepung, pewarna, air, dan cup agar-agar. Hehe. Berikut bahan-bahan dari cat yang super ramah di dompet ...
Bahan-bahan Yang harus disiapkan, adalah ...
- Aneka pewarna makanan (saya memakai yang tube kecil, cair).
- Cup kecil, plastik agar-agar (bisa dibeli di supermarket, atau toko plastik).
- Tepung kanji/tapioca (1/4 kg bisa jadi buanyak). Jika pakai terigu, nanti sulit kering, dan buyar.
- Air hangat (biar gampang nyampur, antara tepung dan air).
- Cutton bud baru (sediakan agak banyak, karena mudah lepas, saat digunakan untuk menggambar/melukis).
- Kertas HVS.
Bahan-bahan |
- Masukkan tepung kanji ke dalam wadah plastik.
- Tuangkan air, perlahan. Jika terlalu banyak akan encer, jika terlalu sedikit akan keras.
- Tambahkan pewarna.
- Aduk perlahan.
- Siap digunakan.
- Anak-anak bisa langsung melukis, atau dibuatkan gambar terlebih dahulu untuk mewarnainya.
Cat (pewarna) 'aman' sudah jadi |
Adapun tingkat kekentalan pewarna sebaiknya mendekati cair. Ketika kering, tepung akan luntur. Warna yang tertinggal di kertas adalah warna-warna lembut. Misal merah, merahnya tidak mencolok. Demikian juga untuk warna lainnya.
Jika cat mulai kering, bisa kembali tambahkan sedikit air. Agar tidak tumpah terlampau banyak, kita bisa memakai sendok agar-agar untuk menambahkan air.
Jika cat mulai kering, bisa kembali tambahkan sedikit air. Agar tidak tumpah terlampau banyak, kita bisa memakai sendok agar-agar untuk menambahkan air.
Ketika memutuskan menambahkan warna dari pewarna makanan tertentu, sebaiknya Bunda tidak memaksakan warna kesukaan Bunda. Atau warna yang sudah biasa Bunda kenal. Biarkan Si Kecil bereksplorasi dengan menyampurnya. Bahkan, saat yang dicampur adalah warna-warna yang belum pernah kita campur sebelumnya.
Kita juga bisa memakai buah-buahan untuk menjadikannya setempel. Seperti belimbing, kentang, wortel, dan mentimun. Semuanya dipotong, lalu celupkan ke cat. Setempelkan ke kertas HVS. Masing-masing buah memiliki tekstur berbeda saat disentuhkan ke pewarna, dan dicapkan ke atas kertas.
Pewarna, tepung, dan air ini sangat aman bagi Si Kecil. Apalagi jika Bunda memilki dua anak (atau lebih) yang masih balita. Di mana anak yang paling besar sudah senang bereksplorasi dengan warna, sedang adiknya masih masa ORAL. Biasanya, semua akan dimasukkan ke mulut. Nah, cat ini aman jika tertelan. Kalau bisa sih, diusahakan jangan tertelan, ya, Bun? Hehehe. Kasihan, ada roti kok makan cat.
Untuk memperkaya pengalaman, kita bisa juga memakai kelereng, atau benda lain dalam membuat lukisan. Misalnya jika memakai kelereng, kita butuh nampan kecil untuk menyangga kertas HVS. Celupkanlah kelereng/benda lain ke dalam pewarna. Masukkan ke dalam nampan (di atas kertas dalam nampan), dan goyang-goyanglah dengan riang! Lihat apa yang terjadi! Lirik sebentar, atau bahkan amati perubahan ekspresi wajah Si Kecil. Sepertinya, mereka semakin bersemangat? (mohon maaf untuk yang ini, saya tidak menyertakan gambar).
Hasil melukis dengan cat 'aman' |
MANFAAT dari Permainan ini antara lain ...
- Menguatkan Bonding Antara Kita dan Anak. Ketika kita melakukan aktivitas bersama dengan anak, kita sedang mengeratkan hubungan orangtua dengan anak, atau biasa disebut bonding. Menggambar dan mewarnai dengan cutton bud ini satu di antara aktivitas yang masuk kategori itu.
- Membantu Koordinasi Tangan Anak. Ketika anak harus menjaga warna tidak keluar garis, tidak meluber terlalu jauh, menjaga agar warna tidak bercampur meski berdekatan, di sini lah letak koordisai tangan mereka mulai bekerja.
- Ekspresi Diri dan Perasaan. Ketika anak sedang kesal, sedih, atau bahagia, semua bisa dilihat dari gambar dan warna yang dipilihnya. Mereka sudah menuangkan ekspresi ke hal positif, hal ini tentu lebih baik daripada dia meluapkannya secara emosional (saat marah-marah, misal).
- Membantu Anak Fokus. Ketika menggambar dan mewarnai, mereka harus diam, fokus, dan menyelesaikan gambarnya. Ini bisa menjadi kegiatan alternativ bagi anak yang sangat aktiv bergerak. Persis seperti anak saya. Kalau mereka terlampau lama bergerak, saya kerap mengalihkan perhatian dengan gambar dan mewarnai. Tak perlu teriak, cukup saya lakukan hal itu di hadapan mereka. Dan mereka langsung terpesona mendekat. Hehehe.
- Mengenal warna, dan hasil dari percampuran dua warna. Untuk si Kakak, dia mulai senang bereksplorasi dengan menyampur warna. Mengamati hasil penyampuran dua warna berbeda. Sedangkan Adik bisa mengingat/menghapal warna, atau mengenalkannya.
Hasil yang diaplikasikan dengan photofacefun |
Hmm ...
Manfaat sesungguhnya yang saya tulis, bisa jauh lebih banyak. Jadi, mau mewarnai dengan asyik saat ini tak perlu risau harus beli cat air, pewarna poster, dan lainnya. Saya tertarik mencari alternatif, karena pernah juga ada seorang Ibu bilang, "Aaah! Ngapain sih beli gituan. Mahal! Buat makan saja susah!"
Gituan yang dimaksud beliau adalah cat air.
Di sini lah kita perlu menggali potensi diri, Bunda. Bagaimana anak bisa melakukan satu aktivitas sama, dengan fasilitas berbeda, namun, mendapatkan manfaat yang sama. Plus harga yang murah.
Begini komentar dua anak saya, setelah melukis dengan cat aman ini.
"Gampang, ya, Mi? Besok lagi, ya?"
Ini komentar anak sulung saya.
Sementara adiknya, "Aku boleh bikin begini apa enggak?"
Dia bertanya sambil menunjukkan goresan yang panjang di atas kertas. Kontan saya mengangguk.
Gampang BANGET, KAAAN?
Selamat mencoba, ya, Bunda ...
Beri khabar saya bagaimana serunya mereka bermain, melukis dengan cat yang aman, dan murah.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Sumber gambar |
Bermain-main dengan warna dan gambar kegiatan yang menyenangkan. Apa lagi bahan-bahan yang digunakan bisa dibuat sendiri dan tidak repot kembuatnya. Menarik sekali
ReplyDeleteIya. Sangat menyenangkan. Ahahahaha. Dibuat asyik saja :)
DeleteBermain-main dengan warna dan gambar kegiatan yang menyenangkan. Apa lagi bahan-bahan yang digunakan bisa dibuat sendiri dan tidak repot kembuatnya. Menarik sekali
ReplyDeleteKreatif sekali bunda, sangat bagus utk dicoba :)
ReplyDeleteTerima kasih. Silahkan mencoba bersama adik, atau keponakan. :)
DeleteMakasih mbak sharingnya. Bermanfaat banget buat emak-emak seperti saya. Miqdad pasti suka nih kalau dibuatin. ^^
ReplyDeleteIh, kita kan satu misi. Emak ngiritZ yang mau hitZ. Eh? Boleh dicoba. Bocorin kebahagiaan AA Miqdad kalau sudah praktek, ya ...
Deletesiaap dicoba mba, terima kasih sharenya :)
ReplyDeleteSama-sama ... Selamat mencoba!
Deleteasyik ide nya mbak. mumpung bulan puasa juga jadi biar nambah kegiatan supaya gak ngantuk ^^
ReplyDeleteHihihi. Bener. Tapi kalau ngantuk sudah akut, saran saya tenggelamkan saja. Ooops. Bobok maksud saya.
DeleteWah Mbak Kayla kreatif sekali. Kayanyak menyenangkan tuh, jadi inget dulu suka main menter. hhehh. pewarna tapi bukan buat lukisan, tapi mewarnai air. xiixi
ReplyDeleteIya, anak-anak senang. Jangan lupa beberes setelah itu. Biasanya luar biasa kalau habis main. Bisa dishare tuh menter-nya ...
DeleteMantap,,, seru!
ReplyDeleteTerima kasih. Ajak adik-adik dan keponakan bikin. Aman.
Deletesaya dulu sama kakak juga sering berantem, ada ajaa pokoknyaa. soalnya juga ndak terpaut jauh umurnya :D wwkwk tp itu yg bikin kangen sampe skrng mbaak :D oiyaa sik asikkk banget mbaak bisa aman ngelukisnyaa :D bikiin sendiri jugaa catnyaa hehee. . tfs mbak yaaa, salam kenaaal :D
ReplyDeleteSalam kenal. Samma. Saya juga suka berantem sama-adaik-adik. Oke. Semoga bermanfaat.
DeleteWaaa... Inspiratif, mbak. Kalo dipraktekin anak-anakku pasti suka. :D
ReplyDeleteTerima kasih. Ayo praktek. Buat perjanjian dulu sebelumnya, beberes bareng usai bermain. :)
DeleteWaah asyik.yaa
ReplyDelete. Di sekolah si.sulung prrnah sih tp pengen nyoba di rumah
Asyik banget. Ay nyobain. Hihihi.
DeleteHUwaaa, inspiratif nih. Kapan-kapan mau saya coba juga sama anak di rumah deh, secara cat air yang kita beli di toko aja kan masih banyak yang mengandung toxic tuh..
ReplyDeletemain ke blog saya juga yaa, saya punya cara bikin fidget spinner sederhana buat anak-anak.
Aaaah. Bener banget itu. Di toko memang ada toxicnya kebanyakan. Siap bw deh.
Deletewaahh... sangat menginspirasi... dicoba ahh
ReplyDeleteTerima kasih. Selamat mencoba.
DeleteWah bunda keren ikh. Jadi pengen nyoba juga dengan si kecil. Tpi nunggu si kecilnya agak gde dlu hihihi. Boleh mampir juga ke blog saya. Saya juga nulis tentang cara membuat playdough atau malam sendiri. 😃
ReplyDeleteSip. Mari dicoba. Oke. Saya mampir.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteEnggak apa-apa. Semoga bermanfaat.
Deletesip...khul. tapi saat ini belum bisa mempraktekannya...
ReplyDeletejadi pengen nyoba juga buat anakku. makasih mbak sharingnya
ReplyDeleteSelamat mencoba dan bersenang-senang. Sama-sama.
DeleteSangat kreatif dan inspiratif ☺ Terimakasih sudah mau berbagi, mungkin nanti bisa saya coba ketika bermain dengan keponakan. Semangat berbagi, sukses selalu bunda ☺
ReplyDeleteTerima kasih. Semoga tambah disayang para keponakan. Sukses juga buat Nanda.
DeleteHihihi ...ampun deh, kreatif banget, aku membayangkan kok sedikit ribet yang bikinnya..aih, ini sih perasaanku saja yang memang kurang suka bikin-bikin adonan... tai klo Adiba kusuruh baca ini, malah dia kemungkinan besar mau praktek sendiri tasnpa bantuanku. meskipun hasilnya, rumah bakalan acakadut
ReplyDeleteHahahaha. Agak ribet, dikit doang. Dan memang resiko berantakan tetap lah. Namanya bocah. Semoga Mbak Adiba suka. :)
DeleteKreatif banget umminya... Semakin tambah sayang anak-anak pada umminya....
ReplyDeleteTerimakasih. Amin. Doa yang sama buat panjenengan.
DeleteWuaaah, menarik sekali uraiannya,
ReplyDeleteSemoga bermanfaat
DeleteZiyaaa.. Ayo kita coba!!!
ReplyDeleteAyo Ziyaaa ...!
DeletePengen cobain... kapan ini kira2 yaaa, heheu
ReplyDeleteSelamat menentukan waktu. Selamat bersenang-senang ...
DeleteAih aih, keren, aku mau praktekin juga mbak. Ini lebih hemat dan edukatif banget :)
ReplyDeleteHematnya enggak ketulungan. Hehe. Selamat mencoba!
DeleteHihiii kirain mau bikin makanan atau kue. Ada tepung kanji sama pewarna makanan juga. Tapi menarik, kreatif. Jadi ibu memang harus kaya gitu. ��
ReplyDeleteMungkin karena menjelang lebaran, jadi yang keinget kue, ya? Amin.
DeletePermainan seru, pengen nyoba juga, ah.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi bikin DIY yang mudah dan asyik.
Sukses terus untuk Mbak Kayla
Sama-sama, Mbak. Selamat mencoba!
DeletePermainan yang mengedukasi juga asyik, patut unuk dicoba :)
ReplyDeleteIn sya Allah. Selamat mencoba!
DeleteWaaaah....pasti seru ya nyampur-nyampur warna gitu. Kalo ada spons (kayak yang buat nyuci piring), dibentuk trus dipake buat ngecap-ngecap juga seru kayaknya.
ReplyDeleteAha! Kenapa saya baru tahu ada spons juga, ya? Padahal punya. Terima kasih untuk sarannya.
DeleteNice
ReplyDeleteThanks ...
DeleteMbak idenya kece! Praktik aaahh di rumaahh hihihi :D
ReplyDeleteSip. Selamat praktik ...
Delete