Tanya Jawab Seputar Dunia Kepenulisan di KBM

Dokumen pribadi
Komunitas Bisa Menulis adalah rumah pertama saya dalam belajar menulis. Seperti tempat tinggal pertama di saat kita baru terlahir, bagaimana dan seperti apa pun keadaannya, selalu sulit untuk meninggalkan rumah begitu saja. Ada magnet tersendiri yang terus menarik untuk tetap kembali, melihat, bertanya kabar, atau mengetahui kondisi keluarga lain.

Baru saja saya membaca postingan seorang yang menyadarkan saya bahwa saya sebenarnya bisa mengobrak-abrik diksi hingga untaian aksara dinamakan puisi. Saya pernah tenggelam dan menyerah untuk menulis puisi, lalu, event sederhana yang dibuatnya memberikan saya ruang untuk belajar. Tidak bisa dibilang sudah berusia, dia masih belia ... di mata saya. Namun, semangat dan aura yang membara dapat saya rasakan. Orang ini mengajak sharing tentang lima hal. 

Sebelum ada yang penasaran lebih lanjut, saya akan menyebutkan siapa dia yang dimaksud. Dia adalah Kak  Arief Siddiq Razaan. Entah orangtuanya ngidam apa saat dia dalam kandungan, yang jelas, nama akun tersebut bisa menjadi penggerak, sosok yang peduli, pengkritik, sekaligus penyemangat beberapa, bahkan banyak pembelajar pemula yang baru lahir di KBM.

Ini dia lima hal yang saya singgung tadi. Saya akan berusaha menjawabnya, sebatas kemampuan dan pengalaman saya yang masih sangat terbatas. Lagi-lagi, saya tersadar bahwa sebaiknya segera dibagi, walau masih sedikit, sebelum melupakannya sama sekali.

1. Bagaimana tata cara pengiriman karya ke surat kabar/penerbit melalui surat elektronik/email?

a. Cernak saya baru dimuat dua kali di Anak Cerdas. 
Apa sih Anak Cerdas itu?

Anak Cerdas adalah majalah yang terbit dalam skala nasional. Redaksi dan kantornya ada di Aceh. Tulisan saya yang dimuat berupa cerpen anak sesuai tema yang diangkat Redaksi tiap bulannya. Untuk mengetahui tema apa yang diangkat pada edisi yang akan datang, saya bertanya langsung pada Pak Tabrani Yunis.Beliau pemimpin redaksi, biasanya mengumumkan siapa kontributor majalah tersebut untuk edisi yang baru terbit, nah, pada saat itulah saya bertanya, "Apa tema untuk bulan depan?" 

Naskah cernak seperti apa yang dicari?
Cerpen sederhana, ada pesan moral yang tersemat sesuai dengan tema. Jumlah kata maksimal 500 kata. Ketik Time New Roman, 12, Margin 3333, spasi 1,5. Contoh cernak saya yang dimuat bisa dilihat di sini

Untuk saat ini, majalah Anak Cerdas banyak menerima naskah dari anak-anak langsung. Jika memiliki putra-putri, keponakan atau adik yang suka menulis, mungkin bisa dibimbing untuk mengirimkannya ke potret.anakcerdas@gmail.com

Jika khawatir email belum sampai, bisa dikonfirmasikan melalui FB Pak Tabrani Yunis. Setelah itu tugasnya hanya tinggal berdo'a dan menuliskan naskah lain. Sedikit tips dari saya adalah, buat naskah semaksimal mungkin match dengan tema, jangan terlalu jauh, apalagi enggak nyambung. Sepertinya ini berlaku untuk media lain yang tematik.
Ini Cernak yang dimuat Anak Cerdas

b. Resensi saya baru dimuat sekali di Kompas Anak.

Syarat pengiriman : Kirim resensi buku anak maksimal 200 kata ke: kompas@kompas.co.id 
Subjek: Kompas Anak_ Judul Resensi_Judul Buku_Penulis Resensi.
Sertakan scan cover buku, foto, biodata, dan nomor rekening di akhir naskah. 
Ini Resensi saya yang dimuat Kompas Anak
 Secuil tips dari saya; baca resensi teman-teman lain dengan cara mencari melalui google, atau baca langsung surat kabarnya. Buat Resensi buku anak terbaru (setidaknya 4-6 bulan terakhir dari tanggal pengiriman. Ini hanya catatan saya).

2. Berikan satu metode menulis puisi yang dirimu ketahui, dan lebih baik lagi apabila disertai contoh.

Jujur, saya belum fokus banget dalam puisi. Semoga berkesempatan memfokuskannya pelan-pelan. Sebelum ada kelas menulis puisi di KBM, saya termasuk pembelajar yang phobia menulis puisi. Awalnya karena berulang-ulang menulis, tapi belum juga berhasil. Mungkin saya yang belum terbuka pikirannya. Lalu, saya ikut kelas menulis puisi yang diadakan Kak Arif Siddiq Razaan. Waow! Sekarang sedang berlangsung jilid III. Bagi member yang tertarik belajar, bisa langsung menuju TKP--Tempat Kumpulnya Karya, di KBM.

Masih dengan tips sederhana, camkan lamat-lamat tema yang ditawarkan. Genggam erat tema, buatlah kalimat biasa yang diksinya juga biasa. Misalnya tulis saja, "Aku rindu Rasul." Untuk menuangkannya ke dalam puisi, yuk kita lebay ... apa? Iya, lebay sejenak. Untuk kalimat Aku Rindu Rasul bisa menjadi ... Ada gumpalan rasa menghunjam kalbu, Bergulung menelikung jiwa, Padamu Nabi-ku ... 

Ada tiga jenis puisi yang saya kenal adalah naratif, akrostik, dan puisi bebas. Sungguh, bila ada jenis lain, saya belum mengetahuinya saat menuliskan ini.

Naratif : Saya biasa menulis cerita dan mengubahnya ke dalam bahasa puisi; lebih padat.

Akrostik : Saya biasa menentukan kata akhir dahulu dengan satu rima ... Misal, puasa, duha, cinta, suka, lara, bunga, nada, dst. Semuanya kan -a, nah tinggal buat kalimat apa yang bisa disatukan dalam rangkaian, hingga jadi puisi.

Eit, sebelumnya juga menentukan kata awal yang bisa dirangkai dengan kata akhir yang ber-rima.

Puisi bebas : Saya buat kalimat biasa, ubah ke bahasa puisi dengan diksi yang puitis, sembunyikan beberapa kata (tidak perlu menuliskan banyak kata, tambah enggak lengkap, tambah bikin penasaran; menurut saya :) )

Contoh puisi yang pernah saya tulis ada di halaman ini

Tips lain untuk memenangkan event sederhana puisi hari kelahiran seseorang adalah. Do'akan kebaikan secara tulus dan sungguh-sungguh. Awalnya buat do'a biasa, lalu ubah dengan bahasa lebay yang mendayu (maaf, saya pakai kata lebay untuk diksi yang berbeda, bukan alay dalam arti yang terlalu jauh dari kaidah bahasa).


3. Berikan referensi penerbit mayor/indie yang menerima naskah serta dapat dipercaya kredibilitasnya.

a. Yang diminta penerbit, tapi saya cantumkan juga media. Tolong klik ini ada rincian media yang menerima naskah, honor, dan syarat naskah yang dicari.

b. Atau baca di sini untuk naskah yang wanita banget. Ini sebatas informasi, saya belum mencoba mengirimkannya.

c. Ini penerbit mayor yang dapat dipercaya, In Sya Allah. http://indivamediakreasi.com/naskah/

d. lainnya bisa dicari melalui google. Misal Anda memiliki naskah teenlit, ya cukup ketik Penerbit yang menerima naskah teenlit. Intinya cari saja sesuai kebutuhan kita. Apa naskah yang kita miliki, cari penerbit yang mencari naskah kita.

Dan untuk hal ini, saya belum berpengalaman, ini sebatas informasi.

e. Nama-nama penerbit mayor yang dapat dipercaya lainnya bisa ditanyakan pada yang lebih berpengalaman. Misal mereka yang sudah menerbitkan, atau mau terbit bukunya di sana. Cek ke Mbak Durroh , Mbak Yannah, Mbakyu Umi Sakdiyah

f. Penerbit Indie.
Ini sangat subyektif. Saya melihat dua penerbit, satu sudah lebih dulu ada yaitu Leutika Prio, satunya baru satu tahun lahir; LRF Publishing House. Biar dikatakan promosi, sebenarnya karena saya belum kenal yang lainnya saja.



4. Bagaimana teknik menarik minat pembaca pada tulisan yang kita posting di rumah kita (KBM). 

- Tebalkan muka dulu jika belum ada yang kenal. Beri komentar atau masukan pada tiga member secara kontinyu, nanti akan ada timbal balik, In Sya Allah.

- Berdasar pengalaman, member KBM lebih menyukai kritik yang lemah lembut, walaupun ada peraturan yang membebaskan gaya bertutur (cek ke peraturan yang ada di banner). Jadi, sebaiknya beri masukan dan kritik dengan sopan, dan tujuan tersampaikan.

- Panggil member lain, jika datang, sambut dengan hati lapang, demikian juga bila belum nongol-nongol. Ketidak hadiaran mereka bukan berarti tidak mau datang, bisa jadi karena notif yang menumpuk, atau kesibukan lain.

- Buat judul yang aneh, unik, atau kontrofersial (pakai f atau v nih?).

- Jangan kapok membuat postingan sampai benar-benar kita menikmati proses belajar. Jika memang bertujuan menjadi penulis (seperti saya), baca link-link jaman baheula, saat KBM belum seramai saat ini. Ada banyak nama yang mungkin asing, lihat link yang dibuat Pak Isa Alamsyah dalam dokumen. Baca ... baca, dan baca.

- Baca postingan yang memiliki banyak komentar, pilih yang komentarnya membangun ke sisi kepenulisan, bukan Out Of Topic (alias OOT). Pelajari, apa yang ditulis, apa yang dikritik, apa yang dapat diambil.

- Dicuekin? Jangan menyerah.

- Dikatakan sampah? Biarin aja.

- Dibilang tidak bermutu? Yo ben lah, wong lahir pas bayi saja belum pakai celana, apalagi baju. Belum bisa jalan, apalagi nulis :) .

- Dapat kritik pedas? Ambil daun singkong, segera siap-siap lalapan. Eh, maksud saya, fokuskan pada maksud saja, penolakan kita yang frontal hanya akan menutup diri dari kemajuan.


5. Ketika menulis cerpen kerap mengalami kesulitan membuat ending, apakah solusi untuk mengatasinya?

Saya biasanya membuat draft terlebih dahulu. Bisa kalimat poin-poin inti cerita. Kalau dibatasi halaman, saya buat plot sesuai jumlah halaman. Misal lima halaman, saya biasanya membuat 5 hingga 6 plot. Untuk ending, saya biasa memikirkannya di awal. Kalau sudah ketemu malah baru menulis apa yang tercatat dalam draft.

Dulu, sering juga mengalami bingung mengakhiri naskah. Gayanya sedang semangat, jadi naskah melebar ke mana-mana. Batasan halaman justru menurut saya membuat kita berpikir lebih sistematis dan fokus. Tidak harus twist atau menohok sih (menurut saya lagi), bisa pakai kalimat yang puitis, atau jawaban-jawaban dari pertanyaan yang sengaja kita sematkan dalam tiap plot.

Tips dari saya ya ... baca, baca, baca karya lain yang lebih baik. Lahap naskah yang biasa nangkring di media. Saat membaca, jangan hanya membiarkan pikiran hanyut dalam cerita, namun pelan-pelan rekam bagaimana mereka menyuguhkan cerita dari opening hingga ending, bagaimana permainan plot yang digunakan, bahasa yang dipakai, dll.

Saya pun belum merasa berhasil menyuguhkan cerpen. Masih belajar dan belajar lagi. Mudah-mudahan tulisan ini sedikit membantu teman-teman yang benar-benar berniat belajar menulis.

Eh, ada tambahan nih ... berteman dengan para penulis yang lebih dulu menapakkan kaki di dunia kepenulisan juga bisa menjadikan kita lebih termotivasi. Kita kenal bukan mau nebeng tenar, tapi untuk menggali ilmu dari mereka. Termasuk kenal dengan para editor, dewan redaktur, penerbit, atau CEO penerbit. Jika kita bertanya, mereka tidak pelit berbagi kok ...

Kolom komentar ini bebas menerima pertanyaan, bila bisa saya jawab, kalau belum bisa? Ya kita cari bersama jawabannya. :)

Happy writing, Mas ... Mbak ... dan Kakak-Kakak ...




Comments

  1. Hai, Mbak Kalya. Postingannya bermanfaat, keren. Oya, aku juga sudah pernah kirim ke anak cerdas dan resensi kompas anak, tapi nggak tembus, hiks hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah bila bermanfaat. Saya juga mengirim ke media belum rajin. Ini kirim resensi berikunya pun belum tembus.

      Mudah-mudahan semuanya dipermudah. Belum tembus ... tebelin muka, kirim lagi. Walah malah sotoy saya jadinya ... :)

      Delete
  2. Bermanfaat sekali mbak kayla.
    Di point ini menarik: "Tebalkan muka dulu jika belum ada yang kenal".

    Salam kenal, aku juga member di KBM namun sebagai silent reader :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak Atas Teras. Salam kenal balik. Gakpapa juga silent reader, tahu-tahu karyanya dimuat media atau jadi buku. Aman.

      Delete
  3. Bermanfaat sekali. Jadi kangen KBM. :')

    Mbak Kayla salah satu member favorit saya.

    Mau banget kalo diajakin belajar bareng. #Ngarep

    ReplyDelete
  4. Assalamu'alaikum kak.. Waah, Inspiratif sekali, suka dech.. .Terimakasih kak kayla .
    Saya laras kak, mau tanya gimana caranya biar bisa gabung jadi member KBM? apakah d KBM menyediakan seminar melalui medsos ,semisal kulwab bgtu. Terimakasih. .

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara