Hadiah adalah Penyemangat

koleksi prbadi : buku hadiah hanya dari bertanya


Masih ingat dengan tulisan tentang Bertanya dapat hadiah? Kalau lupa atau belum baca, bisa klik ini dan membacanya terlebih dahulu. Tulisan ini menjadi kelanjutan serta bagian cerita dari tulisan yang saya maksud.

Satu pekan setelah hadiah dari Kompas, saya menerima paketan berupa dua buku cantik, dan enam buah pin. Untuk buku aman, tapi pinnya? Kedua anak saya menjadikannya sebagai ajang teriak, berebut, dan seru-seruan. Jadilah saya agak mikir saat mereka minta memakainya, wah pin sama usia anak kurang pas nih, bagaimana ya? Saya pun tetap memakaikannya dengan alasan mereka masih anak-anak, dan dipakai hanya di lingkungan panti asuhan--tempat kami tinggal.

Maisan dan Byan (anak-anak saya) memakainya berkeliling dari kamar satu ke kamar lain. Beberapa anak datang mengerubutinya, "Apa tuh?" tanya seorang di antara mereka. "Oh, Pin Surga yang Tak dirindukan," jawab yang lain. Mereka bersama-sama melihat pin update--versi mereka, Sebab mereka tahunya film baru akan diputar, kok pinnya sudah beredar. 

Baik, mari kita tinggalkan keseruan cerita anak saya dengan pinnya. Saya pindah haluan pembicaraan ke hadiah-hadiah yang membuat simpul ini. Dan kenapa saya suka tertarik dengan kuis, terutama yang ada hubungannya dengan menulis. Supaya tidak berputar-putar hingga membuat labirin, maka saya bagi tulisan ini menjadi dua bagian. 

Pertama : tentang hadiah bagi saya.
Kedua : tentang ketertarikan saya akan kuis/lomba.


Maisan dengan paket dari Pak Isa Alamsyah &Bunda Asma Nadia
Jika diijinkan, saya akan berkata jujur bahwa sebagian besar buku yang saya miliki dua tahun terakhir ... adalah hadiah. Entah itu buku anak, remaja, atau dewasa. Saya tidak merasa kalau sudah mengumpulkan, dan membagikan hadiah-hadiah berupa buku sejak belajar menulis. Dari satu menjadi dua, terus, dan terus bertambah. Saya berdo'a untuk barokah-barokah dari buku-buku yang saya dapatkan.

Awalnya saya tidak terlalu tertarik jika ada sebuah event dengan hadiah buku, saya merasa, ah murah banget hasil keringat dan pusing mikir, kok hanya dapat buku. Ini terpikir karena saya hanya memfokuskan diri saya sendiri. Buku-buku dalam rak masih mengantri untuk dibaca, kenapa harus ikut kuis bila hanya berhadiah buku? Lebih baik ikut lomba yang berhadiah uang, kan lumayan untuk tambah-tambah uang nganu ... kalau menang. :) 

Fokus saya perluas; ada anak-anak saya, anak-anak panti asuhan, keponakan, suami, dan semua orang yang hidup di lingkungan saya, baik dunia nyata atau dunia maya. Baik kenal atau belum. Oh, ya, bila aku tidak berkenan membaca, atau sudah membaca tapi bisa dibagikan ke orang lain, kenapa harus meributkan hadiah buku? Baiklah, saya ikut kuis dengan hadiah buku. Ini alasan pertama. 

Selanjutnya, saya mendapatkan bonus belajar menyusun kata-kata. Ini menjadi bagian dari proses saya menggapai cita-cita menjadi Full Time Writer (saya singkat saja menjadi FTW). Jika menulis memiliki target menang, otak saya terangsang untuk bekerja lebih keras, mengembara demi mencari ide. Apakah itu dalam bentuk ide biasa yang sebaiknya disusun menjadi kalimat tidak biasa. Atau ide unik yang tidak pasaran, dengan kemasan versi sendiri.


Foto pin Surga Yang Tak Dirindukan dan Sakinah Bersamamu. Jepretan Maisan
Alhamdulillah. 
Sejauh ini saya merasa lebih termotivasi saat target saya capai, terutama jika menang. Saya juga akan menanggapi sedikit di sini, tentang target saya. Ada teman berbicara bahwa keinginan yang terlalu menggebu, jika tidak dicapai akan membekaskan sesak di dada. Ya! Saya pun membenarkan statement tersebut. Lalu? Kenapa saya masih juga keukeuh untuk menggapai sesuatu; menang dalam lomba? Jawabannya sederhana saja. Saya siapkan dua mental untuk menerima; kalah atau menang saat pengumuman. Dan saya hanya menyiapkan satu mental saat mengikutinya, yaitu mental juara. 
Agar tidak melebar, saya cukupkan ungkapan mental juara sampai di sini saja. Semoga nanti bisa saya tuliskan, mental juara bagaimana yang biasa saya pakai? Klue-nya : Kalau mencari kalah, ngapain ikutan? Dan kata menang tidak hanya dibatasi sebagai juara satu, dua, atau bilangan angka lainnya. Kata menang dapat memiliki banyak arti, sesuai niat dalam hati. Ada yang target lolos saja, maka jika lolos berarti dia sudah menang. Tinggal pilih, dan pertanggung jawabkan pilihan itu. Okei?

Lanjut ...

Yang kedua adalah alasan saya mengikuti kuis.
Dalam belajar menulis, tak jarang rasa malas mendera, memeluk dengan kuat seolah target yang diinginkan begitu sulit digapai. Nah, mengikuti lomba/kuis yang ada hubungannya dengan menulis saya jadikan sebagai pelarian dan proses menikmati menggapai cita menjadi FTW. 

Begini, ada yang berpendapat Writer Block (kemandegan dalam menulis) sebenarnya tidak ada, yang ada adalah kehilangan motivasi menulis. Saya tidak jarang terkena virus itu. Apalagi jika berpikir naskah saya yang dikirim ke penerbit kok belum dijawab-jawab, ke media pun masih sepi. Oh ... perasaan ini akan menjadi penggerogot semangat jika dibiarkan merajai pikiran.

Dengan mengikuti kuis, ada motivasi mendapatkan hadiah. Ini membantu sekali bagi pembelajar pemula seperti saya. Ya ... dari pada saya mandeg tidak menulis apa-apa, kan asyik tuh menulis dan dapat hadiah ... kalau menang :) 
Ada yang sepakat?


Paket dari Kompas

Setelah saya memburu buku-buku hadiah kuis, ternyata ada kejutan manis; buku hadiah yang datang tanpa saya ketahui sebelumnya. Maksudnya? Ya, saya mendapatkan buku-buku dan sebelumnya belum tahu bakal dapat buku. Bila ikut kuis kan ada tuh iming-iming dapat buku A dan Z, tapi ini surprise. Tra ... la-la-la.

Selalu ada kejutan mengiringi saat lelah hinggap. Saya yakin ini.

Ada beberapa kata yang ingin saya bagi dengan teman-teman. Mungkin kita mengalami hal sama, jenuh serta merasa ide terbang jauh digondol malas. Mari tetap berusaha, satu yang kita pegang, kita akan mendapatkan apa yang diniatkan. Tidak sekarang, mungkin nanti. Dan rejeki yang tak dinanti-nanti itu ada, bukan tanpa usaha. Ada usaha yang membarengi, sungguh-sungguh yang mengiringi, dan keberlangsungan memperjuangkan yang butuh menemui uji.


Souvenir dari Kompas
Selamat menulis ...
Mudah-mudahan kita bisa berbagi manfaat pada sesama dengan apa yang tertuang dari pena.
Aamiin.

Save KBM

Comments

  1. Tulisannya bikin semangat ikut event lagiii. Setelah berkutat hanya tumblr
    , blog dn cttn pribadi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara