Bertanya, Dapat Hadiah. Masa Sih?

Biasanya kalau ada event yang dapat hadiah adalah yang menjawab. Tapi, tulisan ini akan sedikit bercerita bahwa  ternyata bertanya juga bisa dapat hadiah.

Tanggal 28 Mei 2015 Pak Isa Alamsyah posting sebuah peluang di KBM (Komunitas Bisa Menulis). Beliau memberi kesempatan pada semua member yang berkenan utnuk membuat pertanyaan ke Kompas Kita--Kompas. Isi pertanyaan bebas. Email ditujukan ke Kompas Kita. Di sana pihak kompas akan menyeleksi tulisan yang berupa pertanyaan untuk di-forward ke Bunda Asma Nadia. 

Saat itu, saya berpikir cepat. Pertama, kalau hanya bertanya, apa susahnya?
Kedua saya masih sering kelimpungan akses FB dan medsos karena alasan yang tak pantas dituliskan saat ini. Saya langsung membuat pertanyaan. Hanya satu. Kurang lebih pertanyaan itu berbunyi, "Sepanjang karir sebagai penulis, apa yang Anda lakukan agar tetap bisa istiqamah (terus) menulis? Persisnya tidak begini.

Saya langsung mengirimkannya pada saat Pak Isa Alamsyah masih sibuk me-replay pertanyaan-pertanyaan di kolom komentar, di KBM (Komunitas Bisa Menulis). Setelah itu saya menuliskan komentar bahwa saya sudah mengirim.

Hari berlalu (diksinya agak basi ya? Biar).
Saya pun lupa kalau pernah mengirimkan pertanyaan itu. Padahal ada janji dapat souvenir jika pertanyaan dipilih pihak Kompas.

Saya beberapa kali mengecek nama saya di Om Google, ini cara saya mengetahui, apakah tulisan saya di beberapa Blog dapat terjangkau. Eh, ada yang menarik perhatian. Kok ada nama asli saya tertulis bersama dengan Bunda Asma Nadia di Kompas print--web ini biasanya sudah menayangkan tulisan pada sore hari isi harian Kompas yang terbit paginya.

Yuhuu!
Ternyata pertanyaan saya yang satu baris saja enggak nyampai, kepilih. Wah. Terlepas dari mau dapat apa. Saya merasa dapat kejutan, setelah lupa mengingat ikutan.

Beberapa hari sesudahnya  paketan dari kompas datang. Dan sehari sebelumnya Pak Isa Alamsyah meminta alamat pada member-member KBM yang pertanyaannya dimuat. Mereka akan diberi souvenir khusus dari Bunda Asma Nadia. Senangnyaaa.

Ini bukan tentang berlebih-lebihan karena senang. Ini memang tak seberapa, tapi sebagai orang yang sedang belajar menulis, ternyata hal demikian sangat berharga. 

Saya merasa bersyukur karena tidak menghilangkan sebuah kesempatan. Beberapa waktu sebelumnya kadang saya masih bilang, "Ah males. Hadiahnya kecil." Ya ini wajar. Kadang reward yang besar memang membuat kita bersemangat. Sejak itu saya lebih memilih kalimat, "Jika saya bisa, atau mengusahakan bisa, sebaiknya ikut. Daripada menyesal karena ternyata menghilangkan kesempatan."

Sebenarnya ada foto paket dari Kompas. Tapi tunggu bisa upload. Mudah-mudahan bisa disertakan di sini. 

Terima kasih Kompas Kita dan KBM.

Comments