Mengajak Para Perempuan Lebih Sadar Sehat

Desain dan foto olahraga memakai canva, foto makanan koleksi pribadi
 

Cerita di Balik Pemilihan Sub Tema Kesehatan

Aku melihat foto diri beberapa tahun lalu. Saat itu, aku masih belum sadar akan pentingnya pola hidup sehat. Korbannya adalah tubuh sendiri, yang ukurannya semakin bertambah, disertai keluhan-keluhan yang berbeda, pada hari yang beda. Kadang sakit sendi, kesemutan, serasa keseleo, kepala berat, napas jadi pendek, dan berat melakukan aktivitas ringan. 

Ketika membaca tema lomba blog "Seandainya aku menjadi pemimpin, apa yang akan kulakukan untuk Indonesia?" Ada rasa tertarik, sekaligus introspeksi. Tertarik ikut, karena merasa ada yang bisa kusuarakan, introspeksi karena sambil melihat foto diri itu, hampir saja aku ada di zona khilaf. Yaitu zona di mana aku makan sembarangan, jarang olahraga, serta bersembunyi di balik alibi bahwa aku sehat dan baik-baik saja. 

Aku yang dulu, tentu belum berani mengajukan diri sebagai pemimpin yang akan mengajak para perempuan untuk lebih sadar sehat. Bukankah setiap orang adalah pemimpin atas dirinya sendiri, sebelum memimpin orang banyak? Bagaimana aku akan memimpin orang banyak, jika aku sendiri tidak bisa mengendalikan kesehatan, dengan tidak peduli pada pola hidup? 

Bersyukur, pada 9 April 2019, aku mulai menjalani program untuk menurunkan berat badan. Sesekali, aku membagikan pengalamanku di akun Facebook sendiri, yaitu Kayla Mubara. Ternyata banyak yang merespon secara positif, sehingga aku lebih bersemangat untuk terus menjalani program. 


Inilah awal foto sebelum dan sesudah belajar pola hidup untuk turun berat badan 

Hari berlalu, dan aku semakin sering membagikan pengalaman penurunan berat badan menuju angka yang lebih ideal, sehingga akan memasuki kawasan yang lebih sehat. Rupanya pengubahan pola hidup itu benar-benar berdampak positif pada tubuh. Keluhan yang sebelumnya sering datang bak kejutan tak diundang, perlahan mulai hilang. 

Aku pun menuliskan buku berjudul "Motivasi Langsing Muslimah" yang isinya tentang apa yang kujalani, dalam ikhtiar menurunkan berat badan. Aku juga membagikan pengalaman tersebut ke kelas-kelas online, baik secara gratis, atau berbayar.

Karena merasa mulai berhasil, aku memberanikan diri untuk ikut eventnya Blogger Perempuan I Love Indonesia Blog Competition, Sebab, apa yang akan kusuarakan selaras dengan apa yang sudah kujalani. 

Bukuku

Alasan Sangat Ingin Mengajak Para Perempuan Lebih Sadar Sehat

Aku terkejut, ketika ada seorang wanita mengirim pesan, bahwa dia akan mengikuti program penurunan berat badan, padahal fotonya tidak tampak butuh demikian. Mungkin butuh untuk pola hidup sehat saja. Dengan hati-hati, aku bertanya, "Apakah Ibu yang akan ikut program?" Jawabnya adalah, "Bukan. Anak laki-laki saya. Saya yang belajar." 

Apresiasi tinggi untuk ibu yang sangat peduli pada putra-putrinya, terutama dalam hal pola hidup sehat. Ibu ini adalah perempuan hebat. Sosok ibu lah yang menjadi sekolah pertama di rumah, sehingga banyak hal termasuk pola hidup sadar sehat seorang ibu akan menjadi contoh bagi anak-anaknya. Ibu yang sadar akan mencari jalan keluar, seperti yang dilakukan sosok ibu yang sedang aku ceritakan. 

Kata sehat sendiri menurut WHO mencakup hal yang luas, yaitu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial. Bisa juga dengan kata lain, sehat jasmani, mental sekaligus sehat spiritual. 

Aku mengambil bagian spesifik untuk Indonesia BEBAS OBESITAS sebagai hal yang akan kucanangkan, nantinya. Obesitas sendiri adalah hal yang pernah kualami, serta sangat tidak nyaman ada di posisi tersebut. 

Data di Indonesia, angka obesitas terus naik. Mereka yang berusia di atas 18 tahun mengalami kelebihan berat badan dengan prosentase 13,5%. Sedangkan 28,7% mengalami obesitas. 

Menurut pengamatan sendiri, di kelas sharing pola hidup sehat, para ibu yang obesitas cenderung memiliki putra-putri yang obesitas juga. Mereka yang peduli dengan keseimbangan berat badan karena menjalani pola hidup sehat juga memiliki putra-putri yang mulai mengerti akan pola hidup yang dianut ibunya. Hal ini membuktikan bahwa SETELAN INTI/PENGGERAK pola hidup memang ada pada perempuan. Jadi, mari kita bersama-sama sadar untuk sehat, sehingga akan melahirkan generasi penerus sehat. 

Jika mereka, keturunan kita, yang awalnya anak-anak, yang tumbuh dari pola asuh sehat para ibu/perempuan yang sadar sehat, maka sangat mendukung pada pertumbuhan menjadi generasi muda yang sehat. Bukan kah peran generasi muda yang sehat sangat kita butuhkan di negeri tercinta ini? 

Mens Sana in Corpore Sano.
Kalimat dalam bahasa Latin ini sangat masyhur. Artinya adalah dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Untuk era millenial seperti sekarang, mereka yang sehat lah yang akan mampu menjalankan peran tuntutan kemajuan zaman. 

Gambaran skema perbedaan struktur bagan generasi sehat dan kurang sehat, setidaknya aku gambarkan seperti di bawah ini: (Membacanya dari atas, kemudian ke bawah).



PEREMPUAN INDONESIA, Ayo Sadar Sehat! 

"Tulisan Kayla Mubara ini manas-manasin doang. Kalau sudah panas, terus enggak ngasih solusi, namanya apa, coba?" 

"Iya, nih. Aku yang masih kelebihan berat badan dan malah obesitas kan jadi mikir. Mana dong solusinya?" 

Baik, Kakak-kakak dan para perempuan yang luar biasa. Berikut adalah hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengubah kebiasaan kurang sehat kita, menjadi lebih sehat. Kalau bukan mulai dari diri sendiri, mau mulai dari mana, ya, kan? 

1. Memahami Kebutuhan Asupan Tubuh. 
Makan atau minum, bukan asal kenyang dan nikmat di lidah, tetapi prioritas pada apa yang tubuh kita butuhkan. Setiap tipe tubuh membutuhkan makro nutrien berbeda. Untuk mengetahui hal ini, kita bisa mengecek, apakah tubuh kita masuk kategori endomorph, ectomorph, atau mesommorph. 

Makro nutrien adalah makanan utama penyuplai energi kita, berupa karbohidrat, lemak, dan protein. 

- Orang yang memiliki tipe tubuh endomorph cenderung mudah naik berat badannya, walaupun makan tidak terlalu banyak. Pemilik tipe tubuh ini membutuhkan karbohidrat 25%, 35% protein, dan lemak 40 %.
- Tipe berikutnya adalah ectomorph. Mereka yang makan banyak, tetapi tetap langsing adalah ciri-ciri pemilik tipe tubuh ini. Kebutuhan karbohidratnya 55%, 25 protein, lemak 20%.
- Tipe tubuh mesomorph ini yang mudah diatur tubuhnya. Makan banyak berat badan naik, makan sedikit berat badan turun. Mereka membutuhkan karbohidrat 40%, 30% protein, dan lemak 30 %.


Desain

2. Mengurangi Asupan Kalori Secara Bertahap 
Setiap orang memiliki kebutuhan kalori berbeda, berdasar berat badan, usia, dan tinggi badan masing-masing. Untuk mengetahui ini, sudah ada kalkulator online yang bisa teman-teman cari melalui mesin google. 

Setelah tahu, kebutuhan kalori kita, bisa menguranginya secara bertahap, bagi yang masih obesitas. 

Ada banyak metode atau program penurunan berat badan/pengurangan lemak. Secara umum, inti dari semua itu adalah mengurangi kalori, atau biasa orang sebut devisit calorie. Akan menjadi sia-sia bila seseorang sudah ada di jalur program khusus, tetapi makannya berlebihan, sehingga kalori yang dia asup juga berlebih. Ini kadang-kadang yang menjadi penyebab kalimat tanya, "Aku udah diet A dong, tetapi berat badanku malah naik. Salahnya di mana, ya?" Padahal jawabnya sudah tahu, ya? Hehe.

Jika kita sudah tahu tipe tubuh, dan kebutuhan kalori tubuh, kita mulai bisa menyusun rencana menu harian. Kalau mau lebih praktis, bisa langsung menu satu pekan. Semua menu yang kita rencanakan itu sudah pas, atau sesuai dengan kebutuhan tujuan sehat kita. Jika masih bimbang, bisa datang ke dokter, atau ahli gizi terdekat untuk konsultasi. 


Koleksi Pribadi, Contoh Menu Sehat


3. Olahraga Teratur Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan Tubuh.
Tubuh satu orang dengan orang lain memiliki ketahanan berbeda, oleh karena itu dianjurkan untuk memilih olahraga sesuai kemampuannya. Apalagi bila sebelumnya jarang, atau bahkan tidak pernah berolahraga. Memaksakan diri dengan olahraga yang langsung berat akan membebani otot, alih-alih menjadi sehat dan kuat, yang terjadi malah bisa cedera. Jika sudah cedera, maka tubuh butuh istirahat, dan mulai olahraga lagi bila sudah sembuh, atau ringan. 

Kita juga bisa mulai aktivittas olahraga awal dengan jalan kaki. Ya, jalan kaki selama 30 sampai 45 menit, akan membantu metabolisme kita bekerja lebih baik, dan membantu membiasakan menggerakkan otot yang lama hanya rebahan, misalnya. 

4. Konsisten Setelah Komitmen.
Kalau sudah tahu semua, apa yang sebaiknya kita lakukan, maka tugas selanjutnya adalah konsisten. Untuk menjalani kebiasaan, atau sedang dalam tahap pembiasaan, maka kita butuh lebih disiplin. Kita bisa membuat afirmasi berupa audio suara sendiri yang bisa kita dengarkan setiap pagi, dan malam hari. Pagi setelah bangun tidur, malam hari sebelum tidur. Sebab pada waktu ini otak bawah sadar kita sedang aktif dan mudah diberi sugesti. 

Contoh afirmasi positifnya,...

Saya siap menurunkan berat badan menuju angka ideal yang lebih sehat
Saya mempertahankannya di angka yang sehat
Menurunkan berat badan adalah mudah bagi saya
Saya mencintai diri sendiri oleh karena itu saya bertanggungjawab atas upaya ini
Saya mengatur pola makan dan olahraga dengan baik 
Tidak ada seorang pun bisa menggoda, atau meremehkan upaya saya
Saya bisa memilih makanan yang mendukung program
Tidak masalah saya makan di mana pun
Yang penting adalah berapa banyak dan apa yang saya makan
Saya bisa bijak
Mengambil makan sesuai porsi dan kebutuhan
Saya tidak perlu mengambil makanan saat menghadiri resepsi secara berlebihan
Saya bersukur bisa olahraga
Saya bahagia dengan tubuh yang semakin sehat
Saya lebih percaya diri
Saya siap menurunkan berat badan menuju angka ideal yang lebih sehat
Saya mempertahankannya di angka yang sehat 

Kalimat tidak harus sama. Menyesuaikan kebutuhan yang ada. 

Itu lah tadi di antara langkah-langkah sederhana untuk bisa mengubah kebiasaan pola hidup, menuju arah yang lebih sehat. 

Mari semakin semangat, dan kuat ikhtiar demi Indonesia sehat!
Semoga Kesehatan di Indonesia semaki meningkat bersama para perempuan yang semakin SADAR SEHAT. 

Bukti Gambaran, Cerita dari Dia yang Berani Bergerak untuk Lebih Sehat

Kami belum saling kenal, ketika dia datang dan mengutarakan niatnya untuk mengikuti program penurunan berat badan. Saat itu, berat badannya 107 kilogram. Namanya Mbak Mila (aku sudah mendapat izin darinya untuk mempublikasikan hal ini), masih gadis dan seorang guru. 

Setelah menjalani program tanpa ada poduk khusus, murni atur pola hidup yang berbeda dari sebelumnya, maka ada cerita menarik. Dia bertemu dengan seorang ibu yang menanyakan tentang anak gadis yang biasa dia temui, tetapi sekarang jarang terlihat. Ternyata, anak gadis yang dimaksud adalah Mbak Mila sendiri. Karena pengubahan drastis pada tubuhnya yang jadi (in sya Allah) lebih sehat, orang tersebut tidak mengenali lagi. 

Dari sini, rasa percaya diri pun mulai meningkat. Pengaruh percaya diri pada perempuan, tentu sangat mendukung performanya di depan umum. Walaupun ruang lingkupnya masih sebagai guru, Mbak Mila merasakan hal ini. 

Awalnya, keluhan sakit di persendian sering terjadi. Berangsur saat ini, keluhan itu mulai berkurang. Semoga Mbak Mila, kelak menjadi ibu yang terus sadar akan sehat, sehingga kelak menularkannya pada siapa pun yang melihat. 

Progress Mbak Mila, Foto darinya

Perempuan Indonesia Bisa! 

Mari kita sadar sehat!
Mari bergerak menuju sehat!
Bila kemarin masih belum peduli, mulai hari ini kita belajar peduli. 
Bila kemarin belum paham bahwa kebiasaan bisa menular, maka hari ini semakin memahami bahwa jika kita sembarangan, maka anak-anak, saudara, teman dan orang yang mengenal kita bisa melihat, serta mencontohnya. 
Mari tinggalkan obesitas dengan perlahan.
Katakan selamat tinggal dan jangan pernah datang lagi.
sebab, kita butuh sehat untuk menjalankan kewajiban.
Kita butuh sehat untuk melakukan banyak hal sebagai perempuan.
Kita BISA!

Salam sehat
Kita perempuan
Kita BISA!

                                        canva



Salam hangat, dari Yogyakarta
Kayla Mubara 

Sumber data:
1. Pengalaman pribadi
2. Pdf FactseetObesitasre6


Tulisan ini ikut event I Love Indonesia Blog Competition
Tema: Seandainya Aku Menjadi Pemimpin, apa yang akan kulakukan untuk Indonesia



Comments