Buat Pembaca Jatuh Cinta Pada 100 Kata Pertama




Warning: tulisan ini ditujukan untuk teman-teman yang baru mulai menulis, atau mengikuti lomba. Tidak bermaksud menggurui pada teman-teman ahli yang kebetulan membaca. Ketika ada teman yang bertanya, "Gimana sih kok bisa lolos lomba ini, dan juara lomba itu?"

Kali ini, mohon izin, saya akan bagikan pengalaman versi saya. Pengalaman setiap orang berbeda, jadi, sangat mungkin bila ada teman-teman yang memiliki cerita berbeda, sila boleh tulis di kolom komentar, bila berkenan berbagi. Pada tahun 2015, saya mendapat rezeki, bisa hadir di komplek Graha Sabha, UGM, untuk bertemu Bunda Ary Nilandari

Dulu, Forum Penulis Bacaan Anak & Ibu-Ibu Doyan Nulis Yogyakarta, bersatu (maaf bila pemilihan kata 'bersatu' agak lebay). Kami berkumpul di tempat yang saya sebut di atas, untuk bersama-sama mendengarkan sharing kepenulisan dari Bunda Ary Nilandari. 

Materi sharing yang sering saya bawa (kadang khilaf juga, lupa akan hal ini, karena tergesa-gesa menulis, sebab mepet DL, misalnya), adalah '100 KATA PERTAMA'. Dalam 100 kata pertama, buatlah pembacamu jatuh cinta. Sehingga mereka memutuskan akan terus membaca naskah tersebut. Saya memakai ini juga, saat seleksi penulis untuk proyek menulis buku MuslimahAntibaper.

Untuk praktiknya, saya memakai pedoman buku 101 Dosa Penulis Pemula, sehingga versi saya, naskah tersebut sudah saya upayakan dengan maksimal. (Sila cari buku 101 Dosa Penulis Pemula untuk tahu isinya). 

Ibaratnya, kalau mau 'nggombalin' pembaca/juri, letaknya ada di 100 kata pertama ini. Namun, bukan sebatas gombalan yang berlalu. Saya juga mengusahakan agar tulisan itu benar-benar 'layak', minimal menurut suara hati sendiri, yang kadar obyektifnya butuh diperjuangkan. 

Karena hal ini, saya jadi terbiasa melakukan hal sama, saat memutuskan membaca tulisan teman-teman. Jika saya dapat mention di satu grup kepenulisan, biasanya, saya anbil di koreksi 100 kata pertama dulu. Jika di sana sudah membuat saya ingin berhenti, saya luangkan waktu baca dengan skip. Mendahulukan teknis, dialog, dan hal yang sering kurang diperhatikan oleh kita, ketika baru mulai menulis. Apalagi, jika yang mention banyak. Mohon maaf, bila tidak semua saya balas secara detail. 'Jurus' ini, Alhamdulillah, sering mengantarkan saya dalam menang, atau lolos seleksi dalam lomba (bukan satu-satunya 'jurus', karena tentu sangat banyak faktor pendukung, yang sedang tidak saya bahas saat ini). 


Untuk mendapatkan 100 kata pertama yang membuat pembaca/juri jatuh cinta, seringkali saya memangkas paragraf, atau beberapa halaman awal dalam tulisan. Hal ini butuh 'legowo', menerima dengan lapang dada. 


Membuat kesimpulan lanjut baca, atau berhenti, setelah baca 100 kata pertama ini, jarang saya lakukan bila ada akad tertentu, dengan pihak lain. Misalnya bila ada yang meminta tolong untuk koreksi naskah, secara keseluruhan (berbayar/dalam grup kepenulisan saya/menyempatkan). Saya akan membaca semua tulisan tersebut, tanpa ada satu huruf yang tersisa. 


Terima kasih, untuk ilmu 100 kata pertamanya, Bunda Ary. Semoga dibalas dengan kebaikan dari arah yang tidak disangka-sangka.

O, ya teman-teman, buku Muslimah Antibaper masih bisa dipesan ke 085710142732. Atau bisa klik DI SINI 


Comments