Lipstik dan Kutik

Lipstik dan Kutik. Dok. pribadi

Asli malam ini saya ingin sekali melanjutkan kisah Sun Yi sebagai bahan program ODOP (One Day One Post) nya Blogger Muslimah Indonesia. Tapi, ada hal yang menarik pikiran sejak tadi sore. Hal-hal yang dilakukan anak-anak, yang saat mereka sudah tidur, seperti saat ini, akan menjadi pelajaran bagi saya yang tak terkira nilainya. 


Ini tentang lipstik baru, dan kutik. Bagi banyak wanita, lipstik adalah barang kesayangan, atau wajib. Dan kutik, tidak semua menyukainya. Lalu, apa sih hal yang menarik pikiran saya, hingga menangguhkan pengetikan cerita Sun Yi?

Oke, tak perlu kelamaan. Anggap saja, ini titik refreshing saya di program ODOP. Padahal, dari kemarin pun sudah refreshing. Wkwkwkwk.

Lipstik.

Beberapa waktu yang lalu, saya memiliki lip tint. Warna pink alami, katanya cocok untuk bibir saya yang beda ukuran pada umumnya. Mungkin, benda itu sangat menarik perhatian dua anak laki-laki saya, saat akan memakainya, saya sudah mendapati kertas HVS ukuran A4 dengan lukisan berwarna pink, mirip warna lip tint milik saya. Oh, ternyata benar. Mereka menggambar dengan lip tint.

Saya langsung khotbah, "Sodara-sodara sekalian ... ." Ya bukan begitu sih. Saya langsung saja menegur si sulung, "Lah. Ini kan punyanya ibu-ibu, kenapa buat mainan anak-anak? Crayon sama pensil warnanya habis apa gimana?"

Dia hanya tersenyum, dan melihat saya penuh penantian. Penantian apakah saya bakal marah, atau bakal memintanya membereskan kertas yang berantakan. 

"Wes. Ayo beresin."

Begitu saja yang terucap. Yang tidak terucap banyak. Di antaranya, 'Kok ya bisa saja ketemu, itu kan sudah disimpan sedemikian rupa, dan memakai mantra tertentu, agar tidak mudah ditemukan'.

Karena merasa kadang perlu dandan, (iya, kadang), suami tidak menuntut, tapi saya sendiri yang menuntut. Duh, berasa ada sidang saja kok jadi ada saling tuntut? Maka saya beli lipstik sekalian. Belum lama belinya. Warnanya juga masih mencari warna natural bagi saya.

Apakah sudah aman dari jangkauan mereka?

Belum.

Tadi, saya mendapati lipstik yang aturan ujunganya masih lancip dan mulus, sudah kroak. Iya, saudara-saudara, kroak. Saya melihat telunjuk anak-anak berwarna pink. Bisa jadi mereka anggap ini serupa cat air yang bentuknya beda. Hmf. Dan ada warna pink juga di ujung bibir mereka. Tuh, kan? Bagaimana mau dandan coba? Kalau mereka ikut-ikutan, saya merasa ini sudah kurang aman. Ya sudah. Saya ambil, jepret, dan simpan. Baru, dan kroak.

Kutik.

Kutik ini bukan noda di baju. Tapi akronim dari kucing cantik. Dari mana kamusnya? Dari mulut saya. 

Cerita berawal dari ketika saya meminta dua anak tetap di rumah, dan saya akan ke bank. Mereka sepakat.

"Pokoknya Ummi pulang, semua sudah mandi."

"Iya, Mi. Tapi beliin pisang, ya?"

"Oke. Mandi semua, ya? Soalnya badan penuh semen."

Hahaha. Mereka baru saja beraksi menirukan tukang aduk semen, dan saya alpa mengawasi. Lah, saya pikir sudah mulai pada besar, bisa lah disambi-sambi. Oops. Mereka memang kudu banyak didampingi dulu, setidaknya mengerem gerak, dan mengalihkan energinya ke hal lain. 

Saya pun pergi ke bank. Dan pulang memang semua sudah mandi. Bahkan sudah sholat juga. Hehe. Ibu yang aneh, ya? Pergi, minta anak-anak rapi, plus sudah sholat. Alhamdulillah.

Miauw ...!

Lah, kok ada suara kucing beda.

"Ummi, ini jangan diusir, ya? Kasihan," kata anak kedua saya sambil mengangkat kucing belang itu. Ih, saya geli, telinganya kotor, badannya gemetar.

"Kenapa?"

Saya tetap bertanya, padahal, saya juga bukan type pengusir kucing. Ada beberapa orang di sini yang sampai main pukul dalam mengusir kucing, jadi anak-anak saya trauma kalau ingat itu. Setiap ada kucing, selalu bilang ke saya agar tidak mengusirnya, kalimat itu sebenarnya lebih mirip permohon an perlindungan. 

Jadi, sekarang selain lipstik yang krowak, ada kucing mungil cantik yang mewarnai kisah Rabu saya? 


Kadang-kadang, apa yang membuat anak-anak tertawa, adalah hal yang membuat orang dewasa berpikir


#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

Comments

  1. Hihihi..lipstik buat mainan anak... memang kayaknya karena warna lipstik itu menggoda plus bentuknya bikin penasaran mereka ya, Mbak...

    Btw, selamat punya tamu di hari rabu..Si kutik:)

    ReplyDelete
  2. Jangankan anak-anak, saya yang udah ibuk-ibuk gini aja kalo liat lipstik yang masih lancip mulus rasanya pengen gigit atau dioles ke tembok gitu...wkwk

    Selamat datang Kutik, salam dari Mbul dan Mblog, sama anaknya dua yang belum saya kasih nama. Hihi

    ReplyDelete
  3. Tadi saya pikir lipstik krowak dimakan sama Kutik, wkwk

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara