Opor yang Tertunda

Sebenarnya, opor adalah menu favorit anak-anak saya. Mereka bisa lahap menghabiskan sepiring nasi hangat, hanya berteman opor, yang sering banget ayamnya disisihkan. Tidak dimakan.


Menu ini tidak harus ada saat hari raya. Kapan saya bisa, saya memasak untuk mereka. Karena bersantan, saya tidak terlalu sering membuatnya. Kolesterol, kata orang-orang. Eh, kurang bagus juga bagi yang sedang diet. Hehehe.

Tahun ini, banyak yang memosting foto opor di hari pertama Iedul fitri. Saya dan keluarga yang tinggal di panti asuhan, tidak memasaknya. Kalau saya, hitung-hitung istirahat, tidak banyak masak, karena pagi pasti ada jatah sayur dan lauk dari panti asuhan. Siangnya saya memasak sup.

Opor sudah lima tahun bukan menjadi tradisi kami di hari raya iedul fitri. Jika di mana-mana menghebohkan opor dan ketupat, maka kami cukup menikmati ceritanya.

Tapi, hari kedua saya iseng membuatnya. Tidak banyak, hanya setengah kilo gram daging dengan santan encer. Bumbu sama saja dengan opor pada umumnya, tapi saya tambahkan kunyit, seperri kebiasaan keluarga kami di kampung saat membuatnya.

Saya sengaja tidak membuat sambal. Untuk saya dan suami yang doyan pedas, cabainya cukup digelondongkan saja. Biar saat gigir kerasa pedasnya.

"Mi, besok bikin kayak gini lagi, ya?" pinta Byan, anak kedua saya.

Bagi saya, itu adalah pujian yang sangat dalam. Alih-alih dia bilang atau komentar tentang rasa, tapi memintanya lagi untuk membuat. Sangat tersanjung telinga ini mendengar ucapan Byan.

Dua anak saya menyantap dengan lahap. Suami juga demikian. Saat ada anak panti asuhan yang bertanya tentang bumbu andalan saya, ada lho tambahannya. Dengan catatanbtidak khilaf. Bumbunya yaitu istighfar, dan tasbih. Ucapkan itu ketika memasak, maka keluarga akan menyantapnya dengan lahap. In sya Allah. Maaf bila kalimat saya terdapat unsur atau kandungan lebaynya. Bhahaha.

Comments

  1. Sedaaaaap...sambil baca sambil ngebayangin opornya

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara