Karena hidup di panti asuhan, saya jarang bertemu orang-orang secara langsung. Sekali dua kali ada teman, kami saling berkunjung, atau sepi sama sekali. Paling banyak adalah teman dunia maya. Sebagian memang teman-teman yang sudah saya kenal, karena bertemu seiring melajunya usia, sebagian lain benar-benar masih maya.
Untuk
menjaga kestabilan emosi, dan juga berbagi, saya adalah ibu yang memilih
menulis. Persoalan bagus atau belum, saya jalani saja dulu. Target pun saya
buat sedemikian realistis, sebab kalau terlampau muluk, ketabrak cucian numpuk,
hanya jadi mimpi nan lapuk.
Laksana
Kidz adalah satu penerbit buku anak yang memiliki fanspage di facebook, dan
sering saya kunjungi. Meskipun memang belum ada buku saya yang terbit di sana
(lah belum juga kirim naskah), tapi saya tertarik mengikuti gempita informasi
yang mereka berikan secara cuma-cuma. Dan ini adalah penerbit yang
jarak tempatnya sangat dekat dengan tempat tinggal saya. Hanya 3 Km.
Sekitar
awal maret, saya melihat ada postingan tentang acara bazar buku yang bakal
digelar di Perpusda Bantul. Letak Bantul dan Sleman (tempat tinggal saya)
lumayan jauh, apalagi jika didatangi dengan tiarap. Jauh di sini karena saya
yang jarang keluar. Bagi orang lain mungkin dekat. Dan jauh juga karena saya
memiliki dua anak yang ke mana pun saya pergi, mereka ikut (bangga sekali
saya).
Ternyata,
dalam pengumuman Bazar Buku, ada juga workshop kepenulisannya. Wah, sudah lama
saya tidak mendapatkan oksigen untuk pembelajaran saya. Bagi saya, workshop
memang tidak serta merta membuat seseorang menjadi penulis, tapi workshop bisa
digunakan sebagai rekreasi pikiran di sela-sela mengerjakan rutinitas harian
sebagai mamah muda.
Sebagai
orang yang lebih sering merencanakan sebelum melakukan sesuatu, saya pun
berniat, merencanakan ikut workshop yang diadakan Laksana Kidz. Kenapa harus
direncanakan? Setidaknya saya tidak membawa dua anak ke acara yang butuh
ketenangan (anak saya aktif gerak dan bicara, kalau bosan bisa bikin konser
sendiri). Dan hal ini harus dikomunikasikan dengan junjungan saya, suami.
“Kak, ada workshop buku anak nih. Enggak jauh. hanya di Bantul. Sabtu, 18 Maret 2017. Ya, Sabtu pekan ini.”
Suami saya belum merespon. Kira-kira diizinkan apa enggak, ya?
“Pukul berapa?” tanyanya mulai membuat saya bersemangat.
“Sekitar pukul 10 s.d 12 gitu deh.”
Di hati saya memohon, semoga dikabulkan.
“Ikut saja!”
Uhui!
Ternyata boleh ikut. Rasanya balik lagi ke masa SD, saat diizinkan orangtua
untuk ikut kemah. Jadwal kegiatan domestik pun saya susun sedemikian rupa. Sebisa mungkin pas pulang tempat tinggal sudah rapi, dan bisa langsung
istirahat. Kalau pergi dan pulang tempat tinggal masih berantakan, mana bisa
istrihat dengan tenang.
***
“Mbak
acaranya mundur setengah jam. Kira-kira acara pukul 10.30. Karena tempatnya
masih digunakan untuk nonton film.”
Kabar
yang saya dapat dari admin fanspage. Wah, bukan masalah kalau hanya mundur
setengah jam. Dan lagi, saya merasa senang karena komunikasi dan informasi
segera tertransfer dengan baik.
Kami
sudah sepakat, suami menjaga anak-anak, dan saya workshop. Tepat pada hari
Sabtu, saya sudah ada di depan Perpusda Bantul. Ada tenda yang bawahnya berisi
buku-buku terbitan Laksana Kidz dan Diva Press. Oh, ya. Laksana Kidz ini memang
lini anak dari penerbit Diva Press.
***
Seorang
bapak berkacamata bersiap menyampaikan workshop kepenulisan. Beliau adalah Kak
Irham Sya’roni, redaktur di Laksana Kidz (bila keliru, mohon koreksi, ya,
Kak?). tanpa menunggu lama, ilmu segera dipindahkan dari beliau ke seluruh
peserta workshop.
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan saat menulis naskah untuk penerbit, adalah:
1. Tahap
Prewriting (sebelum menulis).
Sebelum
menulis, kita bisa menangkap ide. Kenapa menangkap? Menurut Kak Irham, ide itu
ada di manapun. Jadi bukan lagi mencari ide, namun menjaringnya. Sumber-sumber
ide bisa berasal dari pengalaman/wawasan, membaca, melihat, mendengar,
melakukan, dialog batin, dan lainnya.
Kita
juga bisa memilih, apakah kita hanya sebagai writer, atau author. Ada perbedaan
antara writer dan author. Writer adalah orang yang terampil menulis, sedangkan
author adalah orang yang kaya gagasan, atau ide. Jadi, kita pilih yang mana?
Setelah
menangkap ide, kita bisa mengikatnya. Apalagi jika kita sedang melakukan
aktivitas, dan menjaring ide. Ide ini bisa dicatat di buku catatan, HP,
komputer. Untuk mengingatnya, kita bisa membuat judul, atau ringkasannya di
sana.
Ide
sudah ada, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan riset. Apakah yang menjadi
ide kita itu benar, baik, bermanfaat, dan dibutuhkan pembaca? Buat juga target
pembacanya (usia), cek kompetitor, serta kumpulkan data dan referensi.
2. Writing Procces
(proses menulis).
Secara umum, dalam
tahap proses menulis, kita bisa membuat mind mapping,
kerangka tulisan/outline, membuka tulisan, merangkai bahasa, serta
menyelesaikan tulisan tanpa menyunting. Menulis dan menyunting adalah dua hal
yang berbeda, melakukan keduanya secara bersamaan akan menambah waktu menulis.
Untuk buku anak, sebaiknya memakai
bahasa sederhana yang sesuai target usia pembaca, kalimat singkat, dan paragraf
pendek. Buku anak biasanya ada gambar/ilustrasi/foto.
Jangan lupa dengan senjata dan
amunisi dalam menulis, yaitu kamus, serta buku tata bahasa. Jika menemukan kata
yang membingungkan, apakah ada dalam kamus atau itu bahasa lokal, bisa langsung
cek ke kamus.
3.
Postwriting
(setelah menulis).
Setelah tulisan kita
jadi, maka kita bisa melakukan swasunting. Hal-hal yang
diperhatikan dalam hal ini, yaitu penampilan naskah, struktur bahasa, logika
bahasa, hemat bahasa/kalimat efektif, serta konsistensi istilah.
Beberapa catatan untuk
calon penulis :
- Jeli dalam menulis. Hal ini akan membuat seseorang bisa menulis dengan detail, dan terhindar dari bias.
- Membangun mental kepenulisan bisa dengan mensugesti diri bahwa kita adalah penulis.
- Kesalahan terbesar seorang yang ingin menjadi penulis adalah menunda menulis. Dalam workshop itu, saya menanyakan empat hal : (S : soal, J : jawaban)
1.
S : Apakah buku kompetitor cukup satu, harus baru, bisa buku lama, atau
bisakah buku lama yang diterbitkan penerbit yang kita tuju?
J : Kompetitor bisa
hanya dengan satu buku saja yang paling sedang populer. Ohya, kompetitor adalah
buku tandingan/perbandingan, yang merupakan buku populer/sudah ada, dan kita
akan menulis tema yang sama, sehingga nantinya kita bisa membuat perbedaan, atau
nilai plus yang lebih dari buku kompetitor.
2.
S : Adakah follow up dari acara workshop?
J : Ada. Melaui workshop
ini, penerbit Laksana Kidz sedang mencari penulis-penulis baru yang mungkin
saja akan menjadi bagian penerbit buku anak tersebut.
3.
S : Jika seorang penulis pemula melakukan keburukan dalam attitude (misal
mengirim satu naskah ke banyak penerbit) atas kebelumtahuannya, apakah hal itu
bisa dimaafkan pada saat penulis menyadari, kemudian memperbaiki diri?
(sebenarnya ini adalah tindakan gegabah seorang penulis/calon penulis. Ngirim naskah
kok untuk banyak penerbit).
J : Bisa. Selama dia
memang membuktikannya. (jadi, untuk Anda yang memang terlanjur melakukan hal
itu, insaplah. Masih ada kesempatan bertaubat).
4.
S : Tentang copy paste. Seberapa besar prosentase seorang penulis boleh
melakukan copy paste dari internet?
J : Untuk penerbit Laksana Kidz
akan mentolerir hingga di bawah 25 %. Selebihnya maka akan dianggap menjiplak
(sama persis dengan isi konten). Sebaiknya hanya pengambilan mater, atau tema yang sama, namun penulisani dengan memakai bahasa
sendiri (kalimat baru).
Hal
lain yang saya dapatkan dari workshop ini adalah :
- Semangat untuk terus belajar memperbaiki tulisan.
- Teman-teman baru.
- Sembilan buku gratis (5 hadiah kuis, 1 buku saat masuk acara, 3 buku sebagai hadiah bertanya) yang membahagiakan dua anak saya.
- Pikiran yang lebih segar.
- Tahu kekurangan draft saya (yang saya bawa).
Ternyata
hanya sekian cerita saya. Bila ada
kekeliruan, mohon maaf. Sudah pasti yang benar juga anugerah-Nya. Kalimat yang
saya simpulkan untuk diri sendiri setelah hari itu, adalah, “Workshop tidak
menjamin kita menjadi penulis, tapi ia membuka jalan untuknya bila kita
bersedia.”
Pondok Cahaya, Yk. 24
Maret 2017.
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara