Kisah Penulis Pemula yang Naskahnya dibeli 14 Juta


 
          
Ada yang bilang, menulis jangan karena uang. Tapi, apa tidak senang bila dengannya kita bisa mendapatkan uang? Baik. Kali ini Kayla bakal cerita. Pengalaman pribadi. Tahu banget siapa sosok penulis pemula (ah ini hanya sebutan) yang beruntung itu. Kisah Penulis Pemula yang naskahnya dibeli 14 Juta. Maaf, judul ini memang sengaja Kayla buat biar fantastis. Eh. Tapi, nyata lho ...
Simak, yuk!


Jika kamu bertanya padaku, berapa jumlah buku yang kupunya?
Maka jawab tidak akan benar-benar tepat. Meski aku pernah belajar tentang klasifikasi, nyatanya banyak buku yang terlunta. Mendakwaku dengan pinta agar menata mereka.
             
Ada 300 lebih eksemplar yang tertata di rak buku kami. Mulai dari modul kuliah, resep masakan, buku agama, motivasi, buku anak, dan teknik bercinta. Semua ada. Kategori yang kusebut ini masih lebih sedikit dari kenyataan yang ada.
           
Bila pertanyaanmu berlanjut, berapa buku yang sudah kubaca?
           
Wohoho. Tentu saja semua. Tapi, masih ada kelanjutan kalimat untuk melengkapinya. Semua yang sesuai dengan keinginan. Ya. Jumlahnya lebih dari 80%. Sepertinya.
           
 Aku pernah disepelekan teman, dianggap bahwa tidak mungkin aku adalah seorang pembaca. Itu kuketahui, saat wajahnya mirip Tom, dalam kartun Tom & Jerry yang kepentung palu, begitu melihat aku punya buku setebal bantal. Yodah. Aku maafkan kamu, Teman.
         
Semakin ke sini, aku membaca buku-buku yang sesuai dengan apa yang ingin kutulis. Aku memutuskan menulis kisah inspiratif dan buku anak. Iya. Belum sukses, masih berjuang, di atas merintis gitu lah kategorinya.

Eh. Izinkan aku bercerita sesuatu. Agak rahasia sih. Tapi, enggak terlalu. Coba sini sebentar. Mendekat dan duduk di sini. Di sampingku. Kita bisa sambil menikmati embus angin yang membuat ilalang menari, juga menyaksikan bocah-bocah berkaki telanjang.

Dulu, ada seseakun menyapaku melalui inbox di facebook.
             
“Mbak. Gimana sih cara bikin picbook?”
             
Duh. Ini pertanyaan atau ujian? Begitu tanya menyapa sambil meraba mencari jawab.
            
 “Coba tanya si anu. Dia kan pakarnya. Dan dia orangnya rendah hati, jadi in sya Allah dijawab deh.”
            
 Iya. Aku memang belajar menulis cerita anak, tapi belum ke picbook. Berpikir mengirim naskah ke penerbit saja masih ditemani. Belum sendiri. Ada dua teman yang kugandeng, agar kita bisa berangkulan mengetuk pintu penerbit.
            
 Kembali ke seseakun itu tadi, dia terus banyak bertanya. Banyak sekali. Aku terus saja menjawab. Semampuku. Apapun pertanyaannya.
           
Tahun melompat dengan cepat.
           
Dia mengabariku bahwa naskah picbook-nya di acc penerbit.
           
Tuhan.
Keren sekali!

Disusul kemudian, dia sudah punya tiga picbook.
           
Tuhan.
Ajaib sekali!
             
Dan masih di tahun yang sama, dia menyetrum dengan satu kejutan.
            
“Mbak, naskahku acc 4. Semua jadi dihargai 14 juta. Tiga setengah juta per naskah. Hanya 24 halaman. Memang jual putus, mungkin karena aku pemula.”
             
Allohu akbar! Allohu akbar! Allohu akbar!
             
Dia sudah jadi penulis.
             
Aku terkesima.

Mungkin, bila aku adalah tokoh kartun pada saat mendengar ini, maka kamu akan melihat jantungku lompat, lalu ‘njundil-njundil’ di lantai sebelum kembali masuk ke badan. Juga hatiku, ia akan keluar dan mengecup siapa saja, sebelum melesat lagi ke raga. Dan rambutku seperti ijuk yang tersetrum. Ekspresi wajah semacam Tom dengan mimik fantastik. Saking terpananya.

 Apa kamu tahu apa yang terjadi sebenarnya padaku?
            
 Saat dia bercerita bahwa bahan draftnya adalah dari membaca buku-buku hadiah kuis, atau meminjam. Dia tabrakkan dengan imajinasi, lalu tanpa banyak edit langsung kirim ke penerbit.
             
Aku, saat itu, langsung serupa trenggiling, ingin menggulung tubuh dan menggelinding, melipat malu. Kamu sudah baca tadi, kan, koleksi bukuku? Ternyata jumlah yang banyak, hasilnya belum lebih cetar dari dia yang limit buku. 

Ternyata, dia juga membaca buku alami, disamping buku cetak. Berupa imaji, alam raya, suara hati, dan lainnya yang tidak teraba oleh mata. Akhirnya, antara aku, buku, dan penulis, memiliki catatan sangat manis. Cambuk cinta yang akan melecut semangat ini untuk terus berusaha

Terima kasih, Tuhan. Kau sudah mengirimnya padaku. Alhamdulillah. [] 
Sobit, teruslah bercerita! Aku masih di sini untuk mendengar semua.
Pondok Cahaya, Yk, 22 Oktober 2016


Demikian Kisah Penulis Pemula yang Naskahnya dibeli 14 Juta. Semoga bermanfaat.
Terima kasih

Comments

  1. Wih tulisnannya centar bafai ni, bisa sy tiru gaya bahasanya

    Uhuii mantaaap deh mmb, saya mulai merangkak kembali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Secetar jambul katulistiwa. Hahahah.

      Mari jaga semangat, Mbak.

      Delete
  2. Wih tulisnannya centar bafai ni, bisa sy tiru gaya bahasanya

    Uhuii mantaaap deh mmb, saya mulai merangkak kembali

    ReplyDelete
  3. Terus bagaimana cara bikin picbooknya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo kita sama-sama belajar, Mas @Arda Dinata.

      Saya pun belum bisa. :)

      Delete
  4. Setiap naskah punya jodoh penerbit masing2. Keren, mba 👍

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. Semoga penungguannya segera berakhir manis. Aamiin.

      Delete
  6. Hihihihi mba aku ngebayangin kamu jd kartun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah. Aku pun ingin membayangkanmu jadi kartun, Mbak. Tapi masih memilah, apakah Olive, Shizuka, atau?

      Delete
  7. Wah... tuturnya. indah sekali. Mewakili suara hati. terkadang puitis, terkadang emosi, but yet masih terbungkus rapat nilai seni.

    Salam dari bumi Borneo, Kayla...


    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih. Apalah saya, Mbak.

      Ini masih belajar. Semoga bisa lebih baik.

      Salam go! Dari Yogyakarta.

      Delete
  8. Keren banget Mbak. Jadi penasaran siapa orangnya. Btw, TFS Mbak. Bikin saya ikut termotivasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan penasaran mungkin terjawab beberapa masa yang akan datang. Di saat dia sudah rela untuk dipublikasi. Untuk sementara, kita nikmati bersama ispirasi darinya ... :

      Delete
  9. keren bgt ceritanya kak, jadi penasaran penulis & naskah nya hehe

    http://jtanstyle.blogspot.com

    ReplyDelete
  10. Saya juga penasaran dengan naskahnya. Hihihi. Kalau penulisnya, saya masih merahasiakan, sesuai permintaanya.

    ReplyDelete
  11. Tulisan Mbak Kayla keren, semacam story telling. Suka sekali bacanya :)

    ReplyDelete
  12. Terima kasih, Mbak Novarina. Saya merasa belum berhasil malah ininulisnya. Alhamdulillah bila ada yang menikmati.

    ReplyDelete
  13. Aduh mbak sapa sih penulis ini kasih bocoran dikit aja
    hihihi salam hangat dari klaten

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah.Begini godaannya. Bocor dikit sama saja bocor. Jadi, saya pilih Mukidi saja, eh, menyimpan rahasia makaudnya. 😊

      Delete
  14. Sangat menarik kakka..

    Paragrafnya enak dibaca tidak monoton..

    Di tablet saya pas komentar ini juga baik bail aja kok kak.

    Oh iya kakak ingin blog milik siapa bila ingin dikritik tajam? Hehehe..

    Bagus ko untuk postingan : penulis pemula 14 juta

    ReplyDelete
  15. wahhh bukumu mbak? tg dibeli 14 juta itu?

    ReplyDelete
  16. Bukaaan, Bunda. Buku teman. Hehe. Aamiin. Semoga tebakannya jadi doa.

    ReplyDelete
  17. Saya mau dong ditrenggilingi ilmunya heheh. Salam kenal mbak

    ReplyDelete
  18. Saya mau dong ditrenggilingi ilmunya heheh. Salam kenal mbak

    ReplyDelete
  19. sangat menginspirasi bunda...

    ReplyDelete
  20. wah inspiratif mbak.. jadi orang harus peka ya mbak, biar bisa mudah nulis buku. eh, saya nangkapnya gitu mbak hehe. salam kenal mbak

    ReplyDelete
  21. Mba Kayla... Kecee badaaai tulisannya...

    Sangat menginspirasi...

    Cara dan gaya menulisnya saya suka banget... ��

    Terima kasih ilmu2nya mbaaa.... Daaan selalu dinantii...

    Makin smangaat belajar di kelas KMI D'Asa bersama mba Kaylaa... ����������

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara