Enam Wanita di Antara 14 Pria

Ini formasi kurang komplit, tapi tak apa lah saya pajang
Setelah masuk Daftar Peserta Lolos KampusFiksi saya mencari-cari, siapa saja nama wanita yang lolos. Yups ternyata saya mendapati lima nama. Sayang, itu kesimpulan keliru karena menganggap Arditya Galih Fathurrohmah sebagai laki-laki. Maafin, ya, Dek? Maklum, emak-emak. Yang tepat ada Enam Wanita di Antara 14 Pria. Wuih. Berasa sedikit manis. Haish.


Eh, ya. Mungkin ada yang belum tahu tentang #KampusFiksi. Bisa cek ricek di sini. Dan ke-20 peserta yang mendapatkan kesempatan untuk bertemu selama tiga hari, dua malam bisa baca di sini. 

Enam wanita dengan rincian : lima gadis dan satu emak-emak. Yang belakang adalah pemilik blog ini. Sedangkan lima lainnya berasal dari daerah yang berbeda. Siapa saja sih mereka?


Mbak Intan
Gadis manis, dewasa, berkacamata, murah senyum, dan terbiasa menulis konten ini berasal dari Jember. Sebentar ... sebentar. Mbak Intan! Saya enggak keliru upload foto, kan ini? Hehe. 

Kesan saya untuk mbak satu ini adalah dewasa, seriang pemandu wisata, rapi. Ya mengingatkan saya pada waktu masih seusia dia pokoknya deh. Yang enggak sepakat, iya-in saja, ya. Biar puas yang posting. Oops!

Makasih, ya, Mbak Intan sudah berkenan mengambilkan saya makan waktu enggak karuan. Baru kali itu saya kurang enak badan dan begitu tersemangati oleh semuanya. Lain, kali, kalau ketemu bisa gantian deh ngambilinnya.

Naskah pengantar kelolosan Mbak Intan di #KampusFiksi Non Fiksi berjudul Savana Bekol, Pandangan Indah dalam Bidikan Kamera. Ah! Dari judulnya saja sudah kerasa suasana traveling, ya?



Diajeng Lulu

Ih, ketemu orang ngapak, Berasa langsung makan Lanting (alen-alen) saya. Hihi. Jujur, ya. Untuk pertama kalinya dalam acara formal yang santai saya bertemu sesama orang ngapak. Walaupun Lulu dari Kebumen dan saya dari Cilacap. Merasa bertemu dengan tetangga yang rumahnya hanya berjarak beberapa langkah.

Saya paling terkesan saat dia bertanya pada Mas ... duh, siapa ya. Mm ... Mas Sam Edy pada sesi Resensi. Ih, bu guru ternyata bisa grogi juga. Padahal mah, ya. Saya pun sebenarnya masih biasa grogi. Karena sudah emak-emak, jadi ditahan. Awas bilang masih kelihatan, saya sumpahin jadi orang baik, lho.

Lulu lolos seleksi dengan judul naskah : Aku Bukan Tempat Sampah. Katanya sih menyoroti satu pantai yang di dekat tempat tinggalnya. Wah, saya menyesal belum copy paste tulisannya. Mungkin, bisa minta nanti pada teman yang punya filenya.

3. Hana Nur Aini.
Non Hana
Gadis yang aduh, lembutnya minta ampun. Datang bawa buku-buku tebal yang keren.  Kalau mau membandingkan dengan masa muda saya, aduh. Jatuh-bangun saya. Saya ini orang lapangan dan biasa teriak. Dia? Weis. Bukan promosi, ya? Tapi perkenalan.

Oke. Dia ini masih semester tiga jurusan ... apa, ya? Teknik Kimia. Dia bilang kalau esai yang dicoret-coret sama mentor tuh lebih membuat deg-degan ketimbang tugas paktikumnya yang dicoret-coret asisten laboratorium. Kebayang kan gimana kondisi kami, eh, dia pada saat itu.

Saya merasa kembali terdampar di perpustakaan begitu tahu usia Hana. Saya membayangkan dia itu termasuk satu di antara anak-anak yang mau pinjam buku dan bingung di sebelah mana raknya. Saat itu tentu saja saya masih menjadi petugas perpustakaan sekolah yang siap membantu.

Sst ... saya tetap mau dipanggil 'Mbak' biar merasa lebih muda. Dikiiiit. Ya, panggil 'Bu' juga enggak apa-apa ding. Lawong ... ah, sudah lah.

Selanjutnya, judul esai yang dia kirim untuk seleksi #KampusFiksi yaitu Resume Dua Semester Pertama Teknik Kimia. Apah? Dia ngumpulin Resume? Hihi. Itu pertanyaan konyol saya yang diaminkan teman-teman lain. Ternyata, dia membuat tulisan semacam catatan perjalanan dirinya saat awal menjadi mahasiswa baru.

4. Elvira Fikril Hanik.

Elvira
Mahasiswi semester lima ini agak pendiam. A-g-a-k. Seperti pepatah bilang, bicara seperlunya saja. Esainya yang mengantar ke #KampusFiksi memiliki judul Olahraga, Unity in Diversity, sempat mengundang tanya, "Eh kamu anak olah raga, ya?" ternyata jawabnya, "Bukan."

Katanya sih, itu esai hasil tantangan untuk sesuatu dan berhasil. Lalu diikutkan untuk seleksi #KampusFiksi edisi Non Fiksi. 

Bagi saya, Elvira adalah gadis muda yang serius, memiliki target dalam hidup, dan kemauan yang kuat. Colek-colek, ya jika saya kelewatan ... 

Si Tya

Semua bakal sepakat saat mendengar namanya, jika dia adalah cowok. Makanya kami berlima yang datang lebih awal, kaget. Kok ada cewek lagi? Bukannya lima, ya? Hehe. Alkisah namanya memang sering menjadi bumerang. Dia kerap disangka laki-laki. 

Esainya yang berjudul Ekspansi Kearifan Lokal Suku Dayak, tidak bisa dijadikan acuan kalau dia berasal dari Dayak. Dia ini Diajeng Ngayogyakarto Hadiningrat. Asli-sli-sli. Masih kuliah semester tiga jurusan Mikrobiologi. Kalau keliru, japri, ya, Tya ...

Kalau ketemu Tya, hati-hati, ya. Dia bisa membaca kalau di pipi Anda ada sesuatunya. Secara, dia bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. Apah? Bukan, bukan indigo. Ya, kalau di laboratorium kali keahliannya itu dipergunakan. Hehe. 

Di atas adalah kelima gadis single yang bersama dengan saya dan 14 pria di #KampusFiksi Non Fiksi angkatan kedua. Jika mau kenalan, sila menuju kontak medsosnya, ya. Tanya-tanya ke saya juga boleh. Tapi, jawabnya slow respon. Siap-siap dicubitin para gadis, dibilang promosi.

Eh, lupa. Yang keenam belum, ya?

6. Khulatul Mubarokah alias saya sendiri.
Saya
Saya adalah Ibu Rumah Tangga yang beruntung, sekaligus masih belajar menulis. Bertemu dengan gadis-gadis dan anak-anak muda yang menggelora, menjadi pemantik tersendiri untuk tetap berupaya, dan melakukan hal yang lebih baik. Kalau ada yang gimana-gimana, mohon dibantu, ya ... 

Saya mengirimkan naskah esai hasil belajar berjudul, 'Mau Memondokkan Anak?' yang bisa dibaca di sini.
Sekian dulu celotehan saya tentang Enam Wanita di Antara 14 Pria. #KampusFiksi tersemat di hati. In Sya Allah lain kesempatan ... mudah-mudahan bisa menuliskan hal lain yang berhubungan dengan materi. Aamiin. Selamat menulis, Semua ...


Comments

  1. Mantappp Bu Kayla... Eh Mba Kayla... Eh, manggilnya Bu atau Mbak nih? hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantap juga Mas AjiIjoAja. Boleh bu atau mbak. Jangan mas, apalagi pakdhe, ya? :)

      Delete
  2. Untuk pertama kalinya dalam sejarah #KampusFiksi, pesertanya dominan kaum Hawa. Biasanya 5 atau 6 cowok, sisanya cewek.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apakah ini berarti kalau non fiksi dianggap agak serius, horor, ih. Sebatas anggapan yang layak diabaikan, ya, Mbak Ayun Qee.

      Delete
  3. Barakallah Mba.. ditunggu share ilmunya :)
    waktu itu dah ngerayu suami buat ke jogja dan jagain sikecil 3 hari tapi ga bisa cuti.. *belumrejeki*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabaar. Ini saja saya menahan sejak si kecil masih belum setahun. DIA tahu yang terbaik untuk kita. ---loh malah nasihatin. Maafkan temanmu ini, Mbak Arina Mabruroh---

      Delete
  4. Wah mantap nih wanita2nya. Semoga ilmunya bisa dibagikan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semantap Ibu Lusi T. Mudah-mudaha bisa terus belajar. Aamiin.

      Delete
  5. Wuaah. Seneng banget bisa ikutan acara kaya gini. Apalagi ilmunya pasti luar biasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Seneng, Mbak. Dan mendapati diri betapa masih bodoh. Semoga yang didapat bermanfaat. Aamiin. Terima kasih.

      Delete
  6. Asik ya bisa terpilih masuk workshop keren ini. Dan aku gak sabar menanti hasil belajarnya di blog, suwerrr

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak terlukiskan dengan kuas, soalnya bukan pelukis. Alhamdulillah, Mbak. Dapat kesempatan belajar. Oke. Ini sudah pada ngedraft, eh, malah fotonya lupa saya simpan di mana. Semoga bisa posting tidak kelamaan. Aamiin.

      Delete
  7. Wiih pengalaman asyik nih Mbak. Sama kayak saya nih. Sering terjebak berada di antara gadis dan sok merasa awet muda, pengennya dipanggil Kakak terus hihihi. *toss,yuk*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih, ada teman. Iya, biar guratan di dahi sudah terlihat, maunya dianggap masih muda aja. Emang belum tua sih, dibanding yang lebih tua. *tos :)*

      Delete
  8. Wah, kelihatannya seru banget Mbak Kayla. ^^ Belum kesampaian untuk ikut :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru, bangetnya disimpan soalnya emak-emak kalau histeris kelamaan entar kalah saing yang nona-nona. Semoga digantikan waktu/kesempatan lain. Walau beda, tapi arah yang sama.

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara