Sang Pencari Kebenaran Sejati (3)

Assalamu'alaikum, Adik-adik ... 

Gimana liburan satu Muharam kemarin? Apa yang kalian lakukan?
Wah, ada yang renang, membantu ibu jualan, ke rumah nenek, dan kamu? Bagus. Menulis. Keren sekali itu.


Saat itu Salman Al-Farisi mengira kalau dirinya ada di tempat yang disangkanya tempat nabi baru. O-ow, ternyata beliau belum tepat. Sejak itu beliau tinggal bersama orang yang membelinya sebagai budak. 

"Aku akan membeli budakmu."

Salman Al-Farisi pun dijual dari tuan yang pertama kepada tuan yang baru. Pembeli itu seorang Yahudi Bani Quraizhah. Mereka ke Madinah dan tinggal bersama tuan barunya. Beliau bekerja di perkebunan.

Suatu ketika, saat Salman Al-Farisi berada di atas pohon kurma. Datang lah sepupu tuannya dengan tergopoh-gopoh.

"Celakalah Bani Qailah! Mereka berkerumun mengelilingi seorang laki-laki Quba yang datang dari Mekkah dan mengaku nabi."

Salman terkejut. Pohon kurma mendadak seolah bergetar hebat. Beliau jatuh dan hampir menimpa tuan yang ada tepat di bawahnya. 

"Apa kau bilang? Ada berita apa?" tanya Salman Al-Farisi dengan rasa penasaran.

Tak diduga, pertanyaan Salman Al-Farisi membuat majikannya mengepalkan tangan, dan meninju beliau.

"Apa urusanmu? Kembali bekerja!" bentak majikan Salman Al-Farisi

Beliau kembali melakukan pekerjaannya.

Petang menjelang ...

Salman Al-Farisi mengumpulan sejumlah makanan dan keluar menemui orang yang dimaksud sepupu majikannya. Ada seorang laki-laki duduk bersama serombongan orang. Salman Al-Farisi bergabung sambil menawarkan sesuatu, "Tuan-tuan adalah perantau. Kebetulan, saya ada persediaan makanan. Aku meniatkan untuk sedekah. Silakan dimakan."

Salman Al-Farisi meletakkan makanan di hadapan mereka, termasuk seorang laki-laki yang terlihat berwibawa.

"Makanlah dengan mengucap basmalah," anjur laki-laki berwibawa. Anehnya, laki-laki itu tidak ikut makan.

Inilah satu di antara tanda-tanda kenabian. Tidak makan sedekah. Batin Salman Al-Farisi menebak. 

Untuk mencari informasi tanpa bertanya, keesokan harinya Salman Al-Farisi melakukan hal yang sama. Bedanya, kala itu beliau berucap, "Makanlah, Tuan-tuan. Ini ada hadiah untuk kalian."

"Mari makan dengan mengucap basmalah," ajak orang yang berwibawa.

Dia juga ikut makan.

Tak salah lagi. Ini tanda kedua sesuai yang diberitahu guruku tentang nabi baru. Tebakan Salman A-Farisi bertambah kuat. Dia menjadi yakin kalau orang di hadapannya benar-benar seorang nabi.

Salman Al-Farisi kembali ke rumah majikannya. Beliau mendapat kabar kalau ada orang meninggal di Baqi'. Salman Al-Farisi segera ke sana dan mencari orang yang diduganya nabi. Saat itu laki-laki yang dimaksud sedang mengiringi jenazah.

Aku akan melihat pundaknya.

Ketika laki-laki yang berwibawa membuka kain dari lehernya, tampak jelas sebuah tanda kenabian di pundak. Serta merta Salman Al-Farisi membalikkan badan dan memeluk orang itu sambil menangis. Benar! Dialah Nabi Muhammad S.A.W. Salman Al-Farisi menceritakan perjalanan pencarian agamanya kepada Nabi. Salman Al-Farisi masuk Islam. Allohu Akbar! Allohu Akbar! Allohu Akbar!

"Mintalah kepada tuanmu agar kau dibebaskan dengan menerima uang tebusan," ucap Nabi Muhammad S.A.W. 

Salman Al-Farisi dibebaskan dari menjadi budak. Beliau sudah menemukan agama Islam dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah selain Allah, Muhammad adalah nabi dan utusan-Nya. 

Luar biasa, ya, Adik-adik? 
Alhamdulillah akhirnya Salman Al-Farisi menemukan apa yang dicarinya. Bukan perjalanan yang singkat. Beliau berjuang dari satu guru ke guru yang lain. Bahkan sampai menjadi budak demi menemukan Islam.

Oke kali ini Kakak tidak akan memberi tugas. Kalian cukup mengingat tiga tanda kenabian yang diingat baik oleh Salman Al-Farisi. Siap?

Sampai jumpa pekan depan. Semoga Allah menetapkan kita dalam Islam dan istiqamah dalam beragama. Aamiin.
Dari Folder Suami



Comments

  1. Agama islam memamg mencerahkan... dan menghapus perbudakan di arab sonoh

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara