Rela Meredam Hasrat Demi Seorang Sahabat

palingcerdas.blogspot.com

Salman Al-Farisi dan Abu Darda merupakan sahabat yang saling menguatkan. Keduanya termasuk sahabat Nabi Muhammad S.A.W yang utama. Salman Al-Farisi seorang yang memiliki pengalaman pencarian kebenaran (agama) berliku. Sedangkan Abu Darda adalah seorang Sahabat Anshor. Beliau juga seorang yang terpandang di Madinah. Kondisi latar belakang yang berbeda tidak menghalangi mereka untuk bersahabat.

Ada seorang gadis Madinah yang memikat hati Salman Al-Farisi. Beliau juga merasa sudah waktunya menikah. Karena beliau seorang perantau yang tidak memiliki keluarga, beliau minta tolong sahabatnya untuk meminang. Sementara itu dirinya mengumpulkan sejumlah mahar untuk persiapan. 

Sebagai sahabat, Abu Darda siap membantu Salman Al-Farisi. Pergi lah beliau ke rumah si gadis dan menyampaikan amanah dari Salman Al-Farisi. Sungguh di luar dugaan. Orangtua si gadis memberi jawab yang mengejutkan.

"Maafkan atas keterusterangan kami. Putri kami menolak pinangan Salman. Namun, bila kamu memiliki urusan yang sama, maka putri kami mengiyakan. Kami melakukan ini dengan mengharap Ridlo Allah S.W.T."

Barangkali jika ini terjadi pada masa ini. Andai saja Anda di posisi Salman Al-Farisi, bisa jadi akan sakit hati, kecewa, dan menyesal. Apalagi jika sahabatnya sendiri yang akan menikah dengan gadis yang diinginkannya menjadi istri.

Tapi

Inilah yang dilakukan Salman Al-Farisi 

"Allohu Akbar! Semua mahar yang kusiapkan akan kuserahkan padamu. Dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian."

Anda tahu apa yang terjadi pada saya waktu pertama kali membaca kisah ini?

Saya tak henti-hentinya mengusap bulir embun dari kedua pelupuk netra. Dada saya sesak. Betapa dulu sebelum menikah, saya masih merasa kecewa bila mendapati seorang sahabat menikah dengan sahabat lain yang diinginkan menjadi jodohnya. Ah, bahkan saya sendiri mungkin belum bisa seperti Salman Al-Farisi. Sangat mungkin.

Bagaimana dengan Anda?
 

Comments

  1. Masyaa Allah...
    Inilah hakekat sahabat sejati...

    Salman Al Farisi...

    ReplyDelete
  2. Seperti meredam untuk melanjutkan perjalanan, ketika sahabat sakit saat naik gunung.. Alhamdulillah, artikelnya menginspirasi saya.. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti pas sudah kepingin banget sampai dan masih kuat, lalu diminta istirahat, ya? Sabar. Terima kasih.

      Delete
    2. Beristirahat dan membatalkan perjalanan ke puncak..
      Sama halnya dengan ditolak calon pinangan, belajar sabar dan ikhlas.
      Untuk memberikan semua tabungan mahar kepada calon yang dicintai dan bersaksi pada hari pernikahan mereka, ide yang bagus menurut saya.. Insyaalloh.

      Delete
  3. Waaah nyaris keluar air mata saya, Mbak.
    Terharu
    Sangat ....

    Luar biasa, besar hatinya beliau

    ReplyDelete
  4. Pas dulu baca ini, saya juga mrebes mili.

    ReplyDelete
  5. Subhanallah.... sy pernah ngalamin...mengikhlaskan seseorang yg menginginkan saya kepada sahabat saya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Nani Djabar jadi pihak si gadis, ya? Semoga samara, ya, Mbak?

      Delete
    2. Iya sahabat saya perempuan... kebalikan dr kisah salman alfarisi ya... :)

      Delete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Subhanallah, ukhuwah masa itu begitu berasa ya mb... Mementingkan saudara diatas kepentingannya sendiri.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara