Media Sosial adalah Peluang Kebaikan

Koleksi Pribadi
Masih segar dalam ingatan, ada seorang siswi, dulu hilang beberapa hari. Kabarnya dibawa teman FB-nya yang baru kenal. Ada lagi penipuan yang mengatasnamakan pernikahan palsu, aslinya sih laki-laki, tapi ngaku perempuan. Dunia seolah menjerit bahwa kemajuan teknologi berbanding lurus dengan meningkatnya kejahatan.

Inna Lillah.

Hal itu tidak dapat disalahkan. Kenyataan memang sangat banyak modus kejahatan terungkap dengan adanya media sosial yang sangat mudah diakses. Sambil minum kopi saja bisa ngobrol dengan orang di luar negeri. Sambil membuang sisa kotorannya di closet, bisa bicara dengan banyak orang, baik yang sudah, belum, atau baru mau dikenal.

Media sosial sebenarnya tidak hanya membuka peluang pada kejahatan, tapi juga pada kebaikan. Semua benar-benar kembali kepada manusia itu sendiri. Alias siapa orangnya. Bagaimana pula kita memanfaatkannya sebaik mungkin. 

Berikut beberapa tips sederhana yang bisa membantu kita untuk membuka peluang kebaikan dengan bermedia sosial :

  • Menghormati semua orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. 

Ini konsep yang ada dalam dunia nyata. Bukankah dunia maya sebenarnya hanya fasilitas dari dunia nyata? Lalu kenapa musti begitu mudahnya harus bersikap suka-suka saya? Semua orang pantas menerima keluhan ... semua juga pantas menerima selebrasi saat jingkrak-jingkrak? Oh malang sekali orang yang berinteraksi dengan situasi macam ini. 

  • Mengolah kalimat keluhan, sehingga orang yang membaca sama-sama bisa mengambil manfaat.  
 Misalnya saja Anda baru kehilangan dompet. Keluhan yang bernada, "Sialan! Hari ini dompet gue ilang." 

Dengan tulisan, "Mungkin sedang ada yang sangat membutuhkan uang, dan tidak menemukan jalan keluar selain menemukan dalam dompet saya." 

Atau, "Dompet saya sedang piknik. Kelamaan di dalam rumah, kayaknya butuh refreshing dia. Sama seperti saya." 

Ketiga kalimat bertanda kutip di atas akan membekaskan kesan yang berbeda pada diri pembaca. Dan pilihan mana yang akan diambil, mutlak ada dalam ketikan jemari Anda.

  • Tambah tidak kenal justru tambah berpeluang menabur kebaikan. 
Kelas kami dulu pernah mendapat nasihat dari guru Hadits, "Kalau di rumah kamu dianggap nakal, di sinilah saatnya membuktikan bahwa kamu tidak nakal. Orang-orang yang belum kamu kenal tahunya kamu santri, jadi bertingkahlah seperti santri. Ya kalau biasa pakai sarung, lalu tiba-tiba disuruh adzan, mengisi pengajian, kamu kudu siap. Peluang. Ini peluangmu untuk menjadi lebih baik."

Demikian juga yang terjadi di dunia maya. Orang yang belum pernah kita temui, kenal dengan baik, maka sangat berpeluang untuk dijadikan lahan kebaikan kita. Apa pun bentuknya.

  • Berkomunitas atau bergaul dengan akun-akun yang mendukung.
Karena sudah berniat bahwa media sosial adalah sarana pendukung untuk menjadi pribadi yang lebih baik, maka sebaiknya ya berkumpul dengan komunitas atau orang yang baik. Bagaimana kita tahu kalau mereka baik? Bisa dilihat dari aktivitas mayanya. Dengan tetap waspada bila kadang, di balik kebaikan ada tujuan yang menjerumuskan. 

Belakangan kan ada tuh polisi palsu. Mereka mau apa kita belum tahu. Sikap waspada kita bukan berarti buruk sangka. Sebatas menormalkan kondisi hati. 

  • Anda adalah apa yang Anda tulis.
Seperti slogan Anda adalah apa yang Anda bicarakan. Dalam dunia maya, apa yang kita tulis juga menunjukkan diri kita. Layaknya ucapan yang bisa menjadi do'a. Tulisan pun tidak jauh berbeda. Jadi, menulislah yang baik-baik maka akan membekaskan kebaikan, juga do'a kebaikan untuk diri sendiri.

Itu hanya beberapa poin yang bisa saya tuliskan tentang memanfaatkan media sosial. Masih banyak hal lain yang mendukung, dan belum saya tulis. Mungkin Anda akan menambahkannya?

Comments

  1. Media sosial jug abisa dijadikan untuk media untuk dakwah :)

    ReplyDelete
  2. setuju banget, kalau aku pokoknya perlakukan setiap orang di sosmed sama seperti memperlakukan tetangga di dunia nyata, berani ngga kita nyinyir sama tetangga? atau mengoolok2 dia? hehe...sekarang internet jadi media pergerakan kebaikan contohnya blood for life di Twitter yang jadi tempat para donor darah, atau coin for hope apa ya yang mengumpulkan koin untuk sekolah anak-anak kurang mampu, itu juga di twitter, keren...

    ReplyDelete
  3. Poin pertama itu suka bikin sedih. Tak sedikit orangtua tak dihormati jika ada beda pendapat. Pernah terjadi pada teman sendiri soalnya, sama2 muslimah, sama2 berjilbab. Hanya karena komentar sepele ttg infotainment yg samasekali nggak berfaedah, yg muda ngata2in yg jauh lebih tua. Kudu pilih2 teman juga, skip yang suka bergosip & menyudutkan orang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepakat dengan skip itu, Mbak Lusi T. Terlalu banyak yang bermanfaat, sayang bila tak bisa diupayakan.

      Delete
  4. inspiratif..media sosial bisa menjadi tempat belajar dan berbagi kebaikan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara