Bukti Cinta Indonesia Seorang Ibu Rumah Tangga


Koleksi pribadi, foto diperagakan anak panti asuhan

Ngapain sih Ibu Rumah Tangga perlu terlibat dalam mencintai Indonesia? Sudah cukup melakukan tugas-tugas rumah tangga tanpa risau dengan yang terjadi pada tetangga, apalagi negara. Toh sudah ada menteri dan bidang-bidang yang mengatur lajunya perahu negeri?

Benarkah tidak ada hal lain yang dapat dilakukan?

Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi putra-putrinya. Hal ini lah yang menyebabkan jika kita kelak ingin menyaksikan putra-putri yang mencintai negeri, maka penting sekali semua diawali dari sosok ibu. Tak peduli latar belakang pendidikan, sosial, atau kebudayaannya. Setiap ibu bisa mentrasfer energi positif kepada anak-anak mereka. Termasuk Mencintai Indonesia.

Hal-hal yang bisa dilakukan tidak perlu muluk-muluk. Di antaranya : 

  • Mengenalkan Bahasa Indonesia kepada mereka. 
Walaupun orangtua memakai bahasa asing karena tuntutan profesi, atau malah memang tinggal di luar negeri sebab tugas, mengenalkan anak-anak kepada Bahasa Indonesia menjadi hal yang sepatutnya. Apalagi kita yang nyata-nyata tinggal di dalam negeri. Alhamdulillah jika sudah menerapkan dan memang menjadi alat komunikasi sehari-hari. Artinya satu tahap mencintai Indonesia sudah tercapai.
  • Membiasakan mereka memakai produk-produk dalam negeri.
Biar dikata ingin melihat mereka trendi atau keren, memakai hasil produk dalam negeri perlu menjadi pembiasaan. Analoginya, dengan harga yang lebih murah bisa tampil sama-sama meriah. Toh yang terpenting adalah kualitas diri, bukan sebatas penampilan fisik?

Termasuk juga membeli bahan makanan/pangan produk/hasil tani dalam negeri. 
Tak jarang demi mengejar gengsi, seseorang rela membeli buah-buahan import, padahal ada buah lokal yang kulaitasnya sama. Ada juga beberapa buah yang memang tidak tumbuh baik di dalam negeri, tapi meminimalisir konsumsi makanan import akan membantu para pelaku bisnis, baik petani/pedagang negeri ini dapat kita nikmati jerih payahnya. Dan kita berbagi kebahagiaan bersama mereka dengan cara membelinya.

  • Mengenalkan mereka tentang pentingan tertib berlalulintas.
Dimulai dari diri sendiri. Kalimat ini sangat familiar di telinga kita. Demikian semestinya bila kita ingin anak-anak tertib berlalu lintas, maka orangtua yang mengawali. Praktek-memberi pengertian-praktek. 

Kecelakaan lalu lintas yang tinggi di Indonesia sebagian penyebabnya adalah para pemakai jalan itu sendiri. Mereka yang malas berhenti saat lampu merah, tidak mau memakai helm, kebut-kebutan tidak pada tempatnya. Kesadaran tertib yang minim pun bisa diawali dari karena terbiasanya mereka melihat para orangtua yang melakukannya sejak mereka masih kecil.


Tertib berlalu lintas berarti waspada. Sikap ini termasuk peduli dengan sesama dan lingkungan, dan ini lah pembuktian nyata bahwa kita Cinta Indonesia. 

Alangkah indah bila ada turis bilang, "Waow! Orang Indonesia tertib sekali di jalan raya. Mereka sangat disiplin."

Ini mungkin hayalan, tapi bisa kita wujudkan dengan memulai dari rumah sendiri, orang-orang dekat, dan lingkungan sekitar. 

  • Mengenalkan sejarah Indonesia.

Beberapa orang pernah diwawancari di TV. Mereka diminta untuk menghapalkan naskah Pancasila, juga Sumpah Pemuda. Banyak yang enggak hapal. Hal ini bisa jadi karena mereka memang tidak mengetahui sejarah dengan baik, apalagi mengenalnya. 

Mari kenalkan anak-anak kita dengan sejarah negeri ini. Seratus, dua ratus dan berapa pun bilangan mundur yang akan kita kenalkan. Terpenting, mereka tahu pasti seluk-beluk negeri ini, hingga tidak gampang mencaci, lebih menghargai perjuangan, dan berupaya mewarnainya dengan hal-hal positif.

  • Membantu mereka melaksanakan Budaya Gotong Royong.
Budaya Gotong Royong menjadi ciri khas bangsa mulai memudar. Ini bukan kebiasaan wong kampung saja. Gotong Royong sudah mengakar sejak dahulu. Semakin maju teknologi, hal ini kian luntur. 

Mari kenalkan dan ajarkan putra-putri kita dengan budaya gotong royong yang tidak bertentangan dengan agama mana pun. Gotong Royong = Saling peduli = Merasakan apa yang dirasakan orang lain = Mencintai sesama = Mencintai Indonesia.

Itu lima hal yang bisa kita upayakan sebagai Ibu Rumah Tangga untuk Mencintai Indonesia. Semoga bermanfaat.

#CintaIndonesia

Tulisan ini menjadi Pemenang Kuis Cinta Indonesia yang diadakan IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) Yogyakarta.


Comments

  1. Rumusnya mantaaap! Gotong Royong = Saling peduli = Merasakan apa yang dirasakan orang lain = Mencintai sesama = Mencintai Indonesia.

    ReplyDelete
  2. ajarin nyanyi lagu nasional dan lagu daerah ke anak juga mbak.

    ReplyDelete
  3. Bunda keyla Kereen.
    Ibu yang dirindukan adalah ibu yang bisa mencetak anak-anaknya untuk mencintai negerinya dengan berbagai bekal yang ia punya,menjadi bagian untuk mempertahankan rumah negari dari mahluk asing, dan bukan untuk mengajar anaknya untuk memusuhi negeri apalagi perangkat-perangkat yang di dalam.

    Salam buat si kecil yaa bunda keyla

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih terus berjuang. Semoga kelak menjadi anak-anak yang selaras dengan ajaran agam pun dapat mewarnai bangsa dengan hal-hal positif. Aamiin.

      Oke, masih untu-untu. Yang besar 4 tahun. Hal paling mengharukan adalah saat dia menawarkan diri sendiri menjadi pemimpin upacara di sekolahnya :)

      Delete
  4. ada benarnya mbak.. tp jangan lupa dengan penting nya sosok ayah.. ibu adalah pondasi sebuah bangsa. akhlak ibu rusak maka akan di ikuti anak anak nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayah tentu sangat penting. Ini memang dari sudut pandang ibu. Iya, banyak kasus berawal dari ayah yang kurang perhatian dengan ibu akhirnya ibu melampiaskan amarah pada anak-anak. Na'udzubillah.

      Delete
  5. Nyontek ... nyontek tipsnya yaa. Terkadang dalam ribetnya urusan segala macam di otak seorang ibu rumah tangga, suka bingung mana yang harus didahulukan euy. Terus belajar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tulisan ini juga saya persembahkan untuk diri sendiri, Mbak Kalya (Indah Noviya). Sama, saya juga terus belajar. :) Semoga sukses. Aamiin.

      Delete
  6. Yang nggak enak kalo antri, Mbak. Orang Indonesia suka seenaknya.
    Pernah suami saya ke kondangan, ngantri untuk meyalami pengantin. Di dekatnya ada ornag Jepang. Banyak tamu yang melewati antrian, langsung menuju depan tanpa malu2. Si orang Jepang gak berhenti geleng2 kepala ... malu2in deh kalo kayak begitu -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, ya. Benar. Satu lagi budaya antri yang belum terealisasi dengan baik. Terima kasih tambahannya, Mbak Mugniar Marakarma. Saya juga yang sama-sama orang Indonesia malu kalau lihat orang-orang pada enggak mau antri.

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara