Tips Memilih Garam

halloapakabar.com

Sebagai Ibu Rumah Tangga, garam menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Lalu, apakah selama ini garam yang kita beli sudah sesuai standar kesehatan? Jangan-jangan asal asin dan murah nih biar ngirit. Atau kita biasa membeli dalam jumlah banyak biar ada stok.


Yodium merupakan salah satu mineral penting bagi kesehatan. Manfaatnya bagi tubuh adalah menjaga kesehatan kelenjar tiroid, membentuk hormon, dan memberikan energi untuk aktivitas sehari-hari. Namun, dari hasil temuan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) hanya sekitar 58,7 persen produk garam di pasaran yang mengandung iodium sesuai standar atau lebih dari 30 persen per part million (ppm).

Untuk menguji kadar yodium biasanya memakai cairan uji yang dinamakan Iodina Test. Namun, cairan ini tidak tersedia bebas di pasaran. Lalu, bagaimana sih memilah garam yang baik tanpa melakukan Iodina Test? Berikut tips memilih, menyimpan, serta memakai garam agar terjaga kadar yodiumnya : 

  • Pilih garam kemasan dengan label "Garam Beryodium," ada nomor MD/SP, isi/berat kemasan, kandungan yodium 30-80 mg KIO3/ kg garam (30-80 ppm), nama produsen.
  • Pilih yang putih kering, bukan yang basah.
  • Pilih kemasan yang masih rapi, bukan yang rusak.
  • Beli sedikit saja (kemasan kecil) untuk menghindari proses pelembaban terbukanya kemasan.
  • Hindari beli garam briket/bata apalagi yang tidak dikemas.
  •  Sebaiknya menyimpan garam di wadah tertutup, baru dibuka saat akan memakainya. Hal ini dilakukan karena yodium mudah sekali menguap.
  • Jauhkan dari kompor dan perapian, karena selain mudah menguap, garam juga bersifat higroskopis (mudah menyerap air). 
  • Simpan di toples kaca, jika dalam plastik bisa mengalami penurunan kadar yodium.
  • Dalam menaburkan garam saat proses memasak juga membuat yodium menguap. Sebaiknya menaburi garam meja ketika makanan dihidangkan. Bukan pada waktu memasaknya. Apalagi bila dalam keadaan mendidih.
Sebenarnya yodium tidak hanya berasal dari garam, tapi bisa dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Misalnya tomat, kentang, wortel. Serta  makanan laut yang  berasal dari ikan, kepiting, udang , kerang dan lainnya.

Sumber :
1. http://www.varia.id/
2. http://artikelgizikesehatan.blogspot.com/

Comments

  1. Wah saya baru tau nih, duh banyak yg gak saya lakukan seperti menaruh garam di plastik kaca. Makasih infonya, Ukhti :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Ukhti Leyla Hana ... saya juga belum lama tahu ... Mudah-mudahan bermanfaat ...

      Delete
  2. Kalau garam yang bentuknya kotak itu gimana ya, Mbak? Kadang warnanya enggak putih banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebaiknya enggak beli yang bata/kotak. Itu ada di point ke-5 ...

      Delete
  3. Jd garam meski disimpan di tempat kaca ya, baru tahu saya. Makasih infonya.

    ReplyDelete
  4. penting untuk tahu nih.. waah.. makasih info dan tips nya, mba :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mbak Silviana Noerita. Mudah-mudah bermanfaat.

      Terima kasih sudah BW ke sini ...

      Delete
  5. jadi gaboleh nabur garam ketika masak ? lah gimana bumbunya kalau gapake garam ? :D

    ReplyDelete
  6. Ditaburin kalau udah mateng, Mbak Nabil Fayadh ... saya juga mulai membiasakan ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara