Membantu Anak Agar Tidak Melepas Pakaian Sembarangan

Maisan
 Maisan (anak saya 4 tahun, 2 bulan) kadang membuka baju di tempat yang tidak semestinya. Dia tertawa saat ditegur. Adiknya ikut-ikutan. Kadang, tidak hanya itu, dia juga memegang kemaluannya. Walaupun nomral, sebagai ibu, saya tidak bisa membiarkan begitu saja ini terjadi di depan umum. Maka, saya memiliki tips yang membantu anak-anak seusianya agar tetap membuka pakaian saat dibutuhkan. Bukan karena ingin pamer sesuatu.

Berikut langkah-langkah yang saya lakukan :

1. Tegur dia dengan memberi pengertian.
Awalnya saya memang spontan berteriak, "Maisa ...an! Ayo dipakai celananya!" Tapi, cara ini malah dianggapnya semacam ajakan bercanda. Dia tertawa dan berlari. Dengan cara yang tidak berhasil itu, saya melakukan hal berbeda.

"Kak, dipakai lah itu celana sama bajunya. Malu dilihat embak-embak. Tuh, adiknya juga ngikut. Kalau kelamaan begitu, nanti bisa masuk angin."

"Masuk angin itu apa?"

"Kemarin Kakak pernah muntah-muntah, kan? Perutnya enggak nyaman? Nah itu dia termasuk masuk angin."

Maisan mengangguk. Sambil memberi penjelasan saya memakaikan celana dan bajunya. Jadi, begitu kelar memakaikan pakaian. Dia sudah tidak tertarik melakukan hal itu lagi. Dia tertarik dengan kosa kata baru, masuk angin.

2. Bila ada kesempatan bersama, beri sedikit pengertian secara terus-menerus.

Anak-anak senang mengulang-ulang sesuatu. Oleh karena itu dalam mengingatkan, selain pemberian contoh, juga perlu diingatkan secara berulang-ulang. Jika sedang bersama, baik sebelum atau sesudah membacakannya sebuah cerita, saya berusaha mengingatkan tentang kebiasaan membuka pakaian.

"Abi pakai baju apa enggak? Ummi? Embak-embak?"

Dia menjawab semua pertanyaan saya dengan anggukan dan senyum yang menawan.

"Kalau embek? Meong, momow, sama guk-guk?"

"Ya enggak la ...ah!"

"Nah, Kakak mau mencontoh, Kakak mencontoh yang mana?"

Begitu kira-kira pertanyaan yang saya ajukan. Dengan memberinya kesempatan berpikir, dia mulai tahu bahwa manusia wajib menutupi tubuhnya. Bukan menunjukkan dengan mengharuskan, tapi mengajaknya berpikir.

3. Memakaikan celana dalam atau celana yang tidak terlalu sempit.

Saya mengamati tingkah Maisan yang kadang memegang kemaluan bila sedang sendiri. Hal itu lebih sering terjadi ketika celana atau celana dalamnya sudah kekecilan. Mungkin saja dia tidak nyaman, hingga memegang-megang menjadi bentuk protes secara tidak lagsung. Pada saat saya menggantinya dengan yang lebih longgar, dia terlihat jarang sekali melakukan hal itu. 

4. Tidak  membiarkan anak sendirian dan tanpa aktivitas.

Anak-anak memang senang bereksplorasi. Termasuk dengan bagian tubuhnya. Namun, kalau hal itu dilakukan di depan umum, atau di luar rumah, yang melihat kadang merasa tidak nyaman. Sebagai Ibu Rumah Tangga, aktivitas pekerjaan rumah memang menyita banyak waktu dan tenaga, tapi, membiarkan si kecil sendirian dalam waktu lama, bisa membuatnya jenuh. Sangat mungkin terjadi dia memasukan tangan ke dalam celana dan bereksplorasi dengan kemaluannya.

Bila hal itu terjadi terus-menerus, maka akan menjadi kebiasaan. Menjadi lebih mungkin dia akan melakukannya di sembarang tempat. Menemani anak menjadi sangat penting untuk menghindari hal demikian. Kecuali, bila kita yakin dia sedang melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, menggunting kertas, dan lainnya.

Itulah hal-hal yang saya lakukan untuk membantu Maisan agar tidak membuka baju, dan memegang kemaluan di sembarang tempat. Meskipun untuk balita tergolong normal, dan tidak perlu dicemaskan, tapi bila dibiarkan tanpa arahan bisa jadi membentuk kebiasaan.

Mudah-mudahan putra-putri kita tumbuh sehat dan dalam lindungan-Nya. Aamiin

Comments

  1. saya belum punya anak, tapi informasi menarik banget buat nambah pengetahuan sebelum jadi ibu beneran. nice info mbak :)

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah, bintang kalo saya kasih tau juga nurut. Dulu pas buka2 baju di muka umum saya kasih pengertian langsung paham dia. Jangan dimarahin ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe. Iya, sekarang sudah tidak teriak lagi. Terima kasih untuk arahannya.

      Delete
  3. Anak saya ALfi masih minta dilepasin baju mbak kalo mau mandi, dia baru bisa lepas celana saja, tapi malu sih kalo lepas sembarangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Mungkin karena anak saya biasa pakai kaus, jadi gampang bukanya. Tinggal tinggikan kedua tangan, dan tarik ujung-ujung kaus. :)

      Delete
  4. Anak saya perempuan sudah 13 tahun mbak... dulu sih kalau keluar kamar mandi cuma pakai cd dan kaos singlet tapi lama2 malu sendiri... :)

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah sekarang sudah aman, ya?

    ReplyDelete
  6. Anak-anak suka bercanda kalo ditegur dengan langsung, beda bila diajak ngomong dengan pelan ya. Ah, jadi mengenang kembali masa kecil anak-anak nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, tambah ditegur tanpa hati, tambah tertawa. Wah, Alhamdulillah kalau-putra-putri sudah pada besar, ya, Mbak Hidayah Sulistyowati ...

      Delete
  7. Para ortu harus baca ini. Selalu prihatin dg ortu yg menganggap anak2 copot baju sembarangan itu lucu. Kayak nggak pernah nonton tv aja gimana bahayanya sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Supaya tidak meremehkan dan jadi kebiasaan saja, Mbak Lusi T. Memang sekarang lebih bahaya. Berita -berita di TV lebih membuat istighfar ...

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara