Lebaran Tahun Ini Lebih Bisa Menerima Keadaan

foto : koleksi pribadi

"Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia celaka. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia beruntung. Sesungguhnya amal itu terletak pada hasil akhirnya." 

(Al Hadits)

Banyak Orang memimpikan mudik setiap kali liburan lebaran tiba. Saya juga dulu begitu. Tahun lalu, saya sudah mengintimidasi suami agar bisa pulang ke Madura. Alhamdulillah bisa pulang, tapi saya menyisakan satu rasa di dalam dada. Ngoyo, demikian istilah dalam Bahasa Jawa saat kita begitu menginginkan sesuatu. 

Beberapa hari sesudah kembali dari tanah kelahiran suami, saya mencoba interospeksi. Ternyata, ke sana capek, ditambah anak-anak masih kecil. Suami juga berkorban lebih, sebab dia mabuk jika naik bus. Dan ... perjalanan yang kami lewati memakai armada itu hingga 12 jam.

Lebaran tahun ini ada tetes-tetes embun sejuk yang saya rasakan. Jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba, suami sudah memberitahu bahwa kami tidak akan pulang ke Madura. Akan tetap di Yogyakarta, mungkin liburan semester awal sekolah baru bisa ke sana. Saya langsung mengiyakan, tanpa banyak tanya. Rasanya tidak tega memaksakan kehendak untuk kedua kali pada orang yang sangat saya kasihi. Walaupun anak-anak sudah mulai besar dan bisa diajak  kompromi.

Beberapa hal yang saya rasakan dan nikmati ketika menerima keadaan tidak mudik, antara lain : 

1.  Menikmati suasana alun-alun Yogyakarta di sore hari.

Hal ini sangat istimewa, sebab sepanjang kami menikah, belum sekali pun kami menyempatkan melakukannya di penghujung Ramadhan. Mungkin saja suami sedang mencoba menghibur saya karena tidak bisa mudik. Saya hanya membuat terkaan dalam diri, dan tersenyum bahagia merasakan kebersamaan yang sederhana.


Begini lah suasana sore di penghujung Ramadhan di alun-alun Yogyakarta

Acara ini membuat pikiran saya lebih fresh. Sebagai Ibu Rumah tangga yang mayoritas waktu ada di rumah (tempat tinggal), bisa keluar apalagi bersama keluarga adalah sangat berharga. Kejenuhan rutinitas yang sama telah terobati. 

2. Menikmati malam pentas lebaran yang diadakan anak-anak panti asuhan.

Saya tinggal di Panti Asuhan Yatim Putri Khoirun Nisa' Yogyakarta. Setiap malam takbiran ada pentas yang dipersembahkan anak-anak, untuk anak-anak dan bersama-sama menikmati pergantian menit di depan masjid, di ruangan lapang dekat tempat tinggal kami. Di malam itu, saya begitu menikmati keunikan anak-anak dari berbagai pelosok yang tinggal di sini. Ada menyanyi, drama, baca puisi, dan menyaksikan film religi. Tahun sebelumnya, saya melewatkan ini karena sibuk packing akan mudik. 


Tiga anak panti asuhan ini sedang mementaskan drama komedi di malam lebaran 1436 H


Anak-anak panti yang keseluruhannya putri sedang menonton pentas malam lebaran


3. Merasa lebih tenang.

Bila lebaran tahun sebelumnya hati saya risau merasakan pikiran yang merencanakan bagaimana nanti jika di Madura, apa yang akan dilakukan jika anak-anak kelelahan, bagaimana kondisi keuangan sebelum dan sesudah mudik. Tahun ini saya sudah lega, tidak memikirkan hal tersebut lagi. 

kolom.abatasa.co.id

4. Bisa leluasa menulis.

Saya memang belum lama menekuni dunai menulis. Baru dua tahun terakhir belajar. Tapi, saya berusaha untuk terus-menerus menulis setiap hari. Target harian yang saya buat seperti buku Diary adalah menuliskan pengalaman inspiratif yang dibagi dengan teman. Saya bisa mengikutkan tulisan itu pada lomba yang pas, atau meletakan dalam blog.

Lebaran sebelumnya saya terkendala sinyal di Madura. Bukan menyalahkan, sekedar cerita pengalaman saja. Di sana saya tidak membuka media sosial mana pun. Menulis pun hanya di kertas buku yang sengaja saya bawa. Bila dibandingkan, maka saya menambah rasa syukur dengan lebaran tahun ini.

idaliexpress.com


5. Bertambah sayang dan lebih menghargai suami.

Ketidak mudikan kami tahun ini memberi saya peluang untuk introspeksi. Di selingi suara takbir, pikiran dan hati sepakat bahwa suami adalah seorang laki-laki yang tidak tahu siapa dia sebelumnya, dari mana asal, dan telah bersedia menjadikan saya sebagai teman hidup. Dia juga sudah rela menuruti keinginan-keinginan saya selama mampu. Termasuk keinginan pulang pada lebaran tahun lalu. Kadang, saya sengaja menatapnya saat terlelap, mencoba menghitung kebaikan dan memaafkan kekhilafan diri sendiri yang banyak menuntut. Ternyata lega juga tidak membebaninya dengan keinginan tertentu saat Iedul Fitri. 

Saya juga jadi ingat dan merasa diingatkan bahwa rido Allah pada seorang istri terletak pada rido suami. Mungkin saja ini efek ketika saya belajar ikhlas dengan sebuah keputusan, pun keadaan. Selama ini saya merasa kurang atas apa yang diberikan suami, namun kenyataan yang dapat digali adalah saya yang ternyata kurang meluangkan waktu mengucapkan terima kasih padanya.  Meski tak terucap, rasa terima kasih dapat disampaikan melalui sikap.


esqoutbound.wordpress.com



6. Berharap serta berusaha agar hari esok akan lebih baik dari saat ini.

Setelah semua apa yang saya dapat dan rasakan di Lebaran tahun ini. Saya berharap bahwa hari esok dan lebaran selanjutnya akan lebih baik, hingga kami sekeluarga dapat berjalan sesuai kodrat sebagai hamba-Nya. Aamiin.

mymuslim.we.id
Begitu lah cerita saya tentang Lebaran yang lebih baik. Mudah-mudahan kita semua selalu memperjuangkan diri, keluarga, saudara dan lingkungan untuk terus menuju arah yang lebih baik.




Comments

  1. meskipun nggak bisa mudik yg penting mensyukuri apa yg ada ya mbak, tahun ini aku juga ga pulang ke Aceh... ga da duit hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah-mudahan bisa terus belajar bersyukur, ya Mom ... Wah, asyik tuh ke Aceh ...

      Delete
  2. Aku juga g mudik mba..lha wong aku tggalnya di kampung heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga di kampung, Mbak Izzawa ... Kampung orang lagi.

      Delete
  3. gapapa ga mudik juga .. kan masih bisa telpon sanak saudara :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara