3 Film Penuh Motivasi yang Enggak Basi

Sumber : ezon7.blogspot.com

Hidup tanpa motivasi, memang terasa sepi. Tak jarang, ada kelesuan, hingga menggapai hal yang diinginkan seolah mustahil. Walau nyata-nyata motivasi terbesar adalah dari diri sendiri. Well, ngomongin motivasi, saya jadi ingat 3 film pendidikan yang begitu membekas di hati. Film-film ini selain ringan dan mudah dicerna (berasa makan serat aja), juga menyampaikan kritik yang anggun, pun menawan untuk dunia pendidikan ... di Indonesia khususnya.

Film apa sajakah itu?



Sumber

Taare Zameen Par berarti Seperti Bintang-bintang. Film yang dirilis tahun 2007 dan meledak tahun 2008 masih tetap mendukung untuk ditonton saat ini. Menurut saya. Alasannya sederhana, film ini pas ditonton antara anak juga kedua orang tua. Satu keluarga bareng bisa nonton film ini. Iya, memang sudah tidak nangkring di Twenty One, tapi kan ...
  1. Bisa membuka kesadaran orang tua akan pentingnya memahami anak.
  2. Memberi semangat pada anak-anak bahwa mereka memiliki potensi yang siap diledakan.
  3. Memberi perhatian, himbauan tersemat kepada anak dan teman-temannya agar menghargai teman, saling mendukung, serta tidak menghinakan. 
Memangnya bercerita tentang apa sih?
Saya yakin sudah banyak yang menonton dibanding yang belum, namun, ada kemungkinan banget pembaca blog saya belum lihat, jadi saya buat cuplikannya sebentar.

Anak kelas 3 bernama Ishaan adalah murid paling kacau. Payah. Sangat. Dia belum bisa membaca, apalagi menulis. Dunia diteropong dengan imajinasinya. Semua pelajaran mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Para guru tentu geram (di sini mulai terlihat sindiran halus akan apa yang biasa dilakukan guru terhadap murid yang tertinggal). Berbagai cap disematkan (Yang ini sangat jleb. Biasa dilakukan para orang tua di Indonesia), mulai dari nakal, anak malas, dan .... idiot.

Berbagai peristiwa hidup dialami Ishaan. Dari tinggal jauh dari keluarga (ini mengingatkan saya pada orang tua yang memondokan anak mereka terlalu dini), tinggal di sekolah yang sangat disiplin, dan semua guru menatapnya sinis.

Hingga pada akhirnya ada guru baru--Ram Shankar Nikumbh. Dengan segala kepedulian, dia berjuang mencari apa yang dimiliki Ishaan. Melakukan pengamatan, kunjungan keluarga, juga sharing dengan teman sesama pendidik.

Sepenuh hati juga si guru mengajarinya baca tulis. Metode yang dipakai disesuaikan dengan kemampuan si Ishaan. Endingnya tergalilah sudah bahwa Ishaan sangat menyukai menggambar. Dia menjadi juara pada lomba yang diadakan terbuka. Diikuti seluruh murid, pun stake holder sekolahnya. Begitu lah ... seringkali mutiara itu akan tampak bersinar setelah melewati proses penuh sabar. Anak yang tadinya idiot, bisa menjadi pintar ... 

Pantas saja jika film ini meraih banyak penghargaan. Misalnya; Best Movie, Best Director, Best Story, Critic Award Best Performance, Best Lyricst dari Filmfare Awards. Sedangkan dari Star Screen Awards ada Best Child Artist, Best Dialogue, Nominasi Best Film ... dan lainnya. Penghargaan yang tidak saya tuliskan masih lebih banyak lagi.



Sumber : Google
Jika film pertama bertumpu kritik terhadap orang dewasa dalam porsi lebih banyak. Maka film kedua yang membekas bagi saya ini cenderung dari motivasi dalam diri. Ini sangat erat dengan pendidikan karakter. Sebagai pelatih Karate, dulu saya memakai film tahun 2010-an ini untuk memberikan motivasi kepada anak-anak disamping memberi mereka hiburan.

Film yang diperankan Jaden Smith sebagai Dre Parker (tokoh utama anak-anak) juga menuai beragam penghargaan. Saya sendiri melihatnya sebagai fenomena yang ada dalam kehidupan nyata. Saya pernah mendengar teman latihan Karate karena di sekolahnya dulu tawuran terus, kalau enggak bisa bela diri bisa gawat. Hal yang diangkat dalam film ini pun mirip. Dre Parker menjadi pendatang, bahan bulan-bulanan berandal yang canggih bela dirinya.

Dre berasal dari Amerika. Saat ibunya pindah ke Beijing, dia ikut. Tidak ada pilihan lain. Di sanalah tantangan dan kerasnya hidup mendera. Rasanya ingi pulang ke Amerika saat dihajar habis-habisan oleh para berandal yang seusianya. Namun, dia bertemu dengan Han yang dibintangi Jackie Chan.

"Satu-satunya cara untuk menghindar dari teror adalah menghadapi, bukan melarikan diri."

Begitu kira-kira motivasi yang diucapkan Han. Dre pun mulai mempelajari ilmu bela diri. Semua memang tidak berjalan dengan mulus, ada rintangan yang ditemui. Dan film ini berhasil meninggalkan bias-bias motivasi pada anak-anak yang latihan dengan saya. Mereka yakin bahwa keinginan akan tercapai jika melakukan usaha keras disamping berdo'a.

Dre Parker (Jaden Smith)

  • 3 Idiots.





    Google doc
    Saya tidak terlalu menggilai film India. Film ini beda, jadi saya tidak mudah melupakannya. Film yang mengantar 3 orang mahasiswa sekolah ternama kepada kesuksesan ini juga memberi kritik pada dunia pendidikan. Sistem yang berjalan di sebuah sekolah unggulan belum tentu pas/tepat dterapkan untuk semua mahasiswa.

    3 Idiot terdiri dari : Farhan Qureshi, Raju Rastogi, dan Rancho Shamaldas. Ketiganya memang sering melakukan kebodohan di kampus. Rancho lah yang menjadi generator teman-temannya untuk menemukan cara belajar yang nyaman. Otoriter pihak kampus membuat para mahasiswa tertekan, hingga ada yang bunuh diri.

    Misi yang disampaikan film ini hampir mirip dengan film Taare Zameen Par. Dalam 3 Idiot ada bumbu cinta yang disematkan sebagai pemanis film dewasa.


    Itulah ketiga film yang berkesan dan paling menginspirasi bagi saya. Dari ketiga film ini juga saya belajar bagaimana menuliskan sebuah cerita. Bagaimana dengan film yang Anda tonton? Share, yuk ... 

    Jumlah kata : 831 kata

    Tulisan ini diikutkan dalam "Evrinasp Second Giveaway: What Movie Are You?"





    Salam santun sepenuh cinta
    Kayla Mubara









Comments

  1. 3 idiot ama karate kid sudah saya tonton, kalu tare zammen belum nich, kayaknya filemnya bagus, penasaran cari ach :D

    ReplyDelete
  2. Patah Online ... siap-siap tersentuh hatinya ya ...

    Terima kasih sudah singgah. Salam santun.

    ReplyDelete
  3. Wahhh aku juga suka karate kid sama 3 idiotnya mak... heee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe. Sama, ya ... sah-sah saja.

      Terima kasih sudah berkunjung.

      Delete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  6. the karate kid dan 3 idiots saya sudah pernah lihat tapi yg satunya belum...
    bagaimana dengan slum dog millionaire, tapi itu ttg persahabatan dan genre remaja...
    terus semangat menginspirasi ya mbak Khulatul... :)

    ReplyDelete
  7. Slum Dog Millionaire bagus juga, hehe. Ayo Mbak Anjar yang nulis ... Terima kasih sudah berkunjung ...

    Salam santun dari saya

    ReplyDelete
  8. Wiih ada yg mengulas taare zameen par disini. Senang banget nonton yg ini, rasanya bisa masuk ke pikiran anak-anak seperti Ishaan dan memahaminya...visualisasinya asyik deh

    Salam kenal ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya juga mewek nontonnya. Pesan yang disapaikan, dialog, tokoh, semuanya deh. Paaas banget. Enak dilihat

      Delete
  9. Tare zamin par saya sudah nonton memang bagus ya mba..dan filmnya juga sedih hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Bawa anduk kecil buat ngelap air mata kalau nonton. :)

      Delete
  10. tiga film yang memotivasi dan menginspirasi, film indianya ada di rumah nih mbak tapi belum sempet nonton, makasih ya atas partisipasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap. Sama-sama, Mbak Evrina Budiastuti. Terima kasih juga untuk kesempatan ikut GA-nya.

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara