Dari Dia, Penyemai Benih Gelora



Dia ...

Untuk ukhty
Sabtu, 07 Agustus 2010; 12.43
Kaliurang dingin banget. Air pun serasa air es.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala sayyidinaa muhammadinil fathih lima ughliqq wama sabaqa wannashiril haq illa bilhaq
Sujud syukur pada Allah sangat pantas saya panjatkan, bertahun-tahun mencari pendamping hidup akhirnya ketemu juga subhanallah. Untuk Mamah saya ucapkan matur nuwun sudah memberikan kepercayaan pada saya untuk menjadi pendamping hidup putri kesayangannya. 

Untuk ukhty saya salut dan bangga dengan keyakinan panjenengan telah memilih saya sebagai calon pendamping hidup panjenengan padahal “Pinter enggak, tampan enggak, ehm.” Beginilah calon pendamping ukhty yang serba pas-pasan.

Mudah-mudahan Allah memberkahi ta’aruf, khitbah dan nikah kita. 

Untuk saudara/i ...
Terima kasih telah merestui hubungan kami semoga Allah menjadikan kita kelurga besar yang saling mendukung dalam kebaikan dan berkumpul kembali di Surga-Nya allah swt. Aamiin.

Rencanakan … rencanakan … rencanakan 
Masa depan kita, keluarga kita tergantung pada kita yang akan menjalani. “Keluarga sakinah, mawaddah, warahmah dan barokah” tentunya menjadi idaman kita bersama. 

Saya yakin dengan pilihan saya, saya yakin bersama ukhty dapat menggapai kesuksesan di dunia dan akhirat. Dari beberapa biografi para tokoh terkemuka baik lokal maupun interlokal (kayak wartel aja ya) bahwa kesuksesan mereka tidak terlepas dari peran istri yang selalu memotivasi dan mendampinginya dengan setia. Semoga Allah mengijabahi lantunan-lantunan do’a di sepertiga malam yang kita tengadahkan.

Saya yakin semua manusia tidak ada yang sempurna baik saya maupun ukhty, kekurangan bukan satu hal yang harus dibenci/ditakuti. Tetapi, bagaimana caranya kita bisa belajar dari pengalaman dan belajar untuk hari ini dan esok. Kekurangan yang ada pada diri kita dapat kita tutupi dengan ilmu yang benar. Bukannya hidup ini untuk belajar, belajar dan belajar, kan? “Long life education” katanya ukhty.

Siti Khodijah pasti tidak ada duanya, begitu pun Siti Fatimah pasti tidak ada duplikatnya. Beliau berdua adalah kriteria idaman setiap suami yang berjuang menuju Surga-Nya, walaupun Ukhty bukan Siti Khodijah dan siti Fatimah tapi saya yakin Ukhty adalah wanita sholihah yang sedang berjuang meneladani beliau berdua. 

Mudah-mudahan kita sabar ya Ukhty, ayo berjuang bersama menggapai ridho-Nya. Kita saling mengisi kekurangan masing-masing sehingga keluarga yang kita bangun akan kokoh tak terbatas ruang dan waktu.

Ukhty yang sholihah …
Sejuta cita dan harapan ukhty dalam mengarungi hidup ini semoga terkabul dan saya dapat menjadi pendamping yang selalu mendukung rencana-rencana ukhty demikian pula sebaliknya. Saya yakin kita pasti sukses, semangat ukhty telah menular dalam jiwa saya semoga semangat ini tetap kokoh hingga akhir hayat. 

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita sebagai pemuda/i yang saling mencintai dengan dasar karena Allah sehingga Allah akan menghadiahkan Surga untuk kita dan kita bisa tetap berpasangan sampai ke sana.

Allahu akbar ... Allahu Akbar ... Allahu Akbar.
Katanya siih Para bidadari akan cemburu pada para wanita sholihah yang mendampingi suaminya hingga Surga.

“Rabbanaa hablanaa min ‘azwajinaa watzurriyyatinaa qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqyna imaama” Do’a yang selalu saya panjatkan pada Allah.

Bersama ukhty saya dambakan keluarga yang penuh dengan ketentraman dan menghasilkan generasi islami yang akan menjadi imam bagi diri, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Aamiin

Hari senin, 09 Agustus 2010 akan menjadi hari yang bersejarah dalam hidup saya dan ukhty. Saya akan mengkhitbah wanita pilihan.

Ya Allah mudahkan jalan hidup kami, bimbing kami lurus di jalan-Mu. Jadikan kami sebagai hamba yang banyak memberikan manfaat bagi banyak orang. Mudahkan perjumpaan kami di tanggal 25 September 2010 untuk menjalankan sunnah Nabi--menikah. Bantu kami dalam memenuhi kawajiban. Kami hanya bisa berusaha.

Ya Allah ...
Semua kami gantungkan ke habribaan-Mu kami pasrah dengan ketetapan-Mu.

Saya mempublikasikan untuk memotivasi diri dalam cinta pada-Nya, para jomblo supaya siap dan segera mendapatkan tambatan jiwa.
Ini adalah surat suami saat akan meminang saya. Sebelumnya pernah di-publish, tapi kali ini saya merapikan tanpa mengubah isi surat.

Comments