Penyedap


Orang-orang desa Janggalan biasa menggunakan kata micin untuk menyebut penyedap makanan berwarna putih. Rindu sedang hamil muda. Dia tidak selera makan hasil masakan sendiri. Calon ibu itu berjalan ke arah warung makan kecil di pertigaan.

“Masakannya tidak memakai micin kan, Bu?” tanyanya sambil memijit ringan kening.

“Enggak lah Bu. Masakan saya kan dimakan sama anak-anak juga,” jawabnya yakin.

“Saya mau nasi separuh porsi, sayur daun singkong dan … itu! Ikan kembung.” 

wanita dua puluh lima tahun itu pun memesan menu yang diinginkan. Semua sudah dibungkus.

“Supaya rasa masakan tetap enak, Ibu memakai apa sebagai penyedap?”

“Ya dikasih Masakio[1] bukan micin”

Rindu kembali memijit keningnya. Beberapa bulir jatuh melengkapi rasa terkejut.

[1] Sengaja dengan huruf i setelah kata masak.

@Senyum


Tulisa ini pernah diposting di grup Fiksimini Bahasa Indonesia.
Mohon maaf untuk pemilik blog adecimahi, terima kasih sudah mempublish tulisan saya. 
Saya belum tahu siapa pemiliknya, mungkin pemilik grup. 
#CeritaMini

Comments