Misteri Paket Novel


Lolly menerima sebuah paket dari kurir. Isinya berupa novel anak berjudul ‘Launching Buku Pertamaku.’ Dengan hati-hati dia membuka halaman persembahan. Ternyata Putri—penulis novel itu mencantumkan nama Lolly sebagai sahabat yang menginspirasi.
Lolly belum pernah bertemu dengan Putri. Mereka berkenalan melalui dunia maya. Awalnya Putri hanya berkomentar di blog milik Lolly yang dikelola kakaknya. Lolly menjawab komentar Putri dengan ramah.
“Aku ingin menjadi penulis sepertimu,” jelas Putri ketika mereka chating.
“Bagus itu. Semangat, ya …,” jawab Lolly dengan riang.
Putri bercerita, katanya dia sudah lama ingin kenal dengan Lolly, tapi malu. Putri belum percaya diri karena dia bukanlah penulis. Lolly selalu memberi dorongan untuk teman barunya agar tetap berjuang meraih cita-citanya.
“Aku akan datang kalau kamu launching buku pertamamu, In Sya Allah,” janji Lolly.
Putri mengirimkan emoticon gadis membawa buket bunga. Lalu emoticon senyum yang giginya menyilaukan. Lolly ikut bahagia.
Air mata Lolly menitik di halaman Bab pertama. Dia buru-buru mengelapnya dengan tisu. Di sana ada kartu bertuliskan tempat dan waktu launching novelnya Putri. Lolly melingkari angka 25 di kalender bulan April.
“Ada acara apa lagi, Ly?” tanya Kak Varo ketika melihat yang dilakukan adiknya. Kak Varo biasa memanggil Ly pada Lolly.
“Eh, Kak. Kalau Lolly ke luar kota. Kira-kira boleh apa enggak ya sama mama?” tanya Lolly seraya duduk di dekat kakaknya.
“Tergantung apa acaranya. Emang apaan sih?” Kak Varo jadi penasaran.
Lolly menceritakan semua tentang Putri, dan Novel pertamanya. Kak Varo berjanji akan ikut jika mereka mendapatkan ijin dari mama dan papa. Kedua mata Lolly hampir keluar karena bahagia. Mulutnya mengucapkan, “Wow … asyiiik.”
***
Mama dan papa menyetujui rencana Lolly. Kak Varo kebetulan di sekolahnya sedang ada rapat, jadi dia ijin menemani adiknya. Papa tidak bisa ikut karena ada wawancara dengan calon pegawai baru di bank tempat beliau kerja.
Mereka bertiga naik kereta Sancaka dari Jakarta ke Yogyakarta. Launching bukunya Putri akan dilakukan di Gramedia. Lolly memakai baju hadiah dari Putri ketika ulang tahunnya yang kesebelas.
“Kamu suka warna apa?” tanya Putri waktu itu.
“Pink. Kalau kamu?” tanya Lolly. Dia tidak menyangka kalau pertanyaan Putri adalah cara untuk memilihkan warna baju sebagai hadiah.
“Aku suka pink juga. Hahaha. Sama, ya?”
Mereka saling balas emoticon senyum sampai beberapa kali.
Mama sengaja memilih tempat duduk yang berisi tiga kursi. Lolly memilih di dekat jendela. Kak Varo di tengah, dan mama di dekat lorong. Sampai di stasiun Tugu mereka turun dan naik taksi.
“Ke mana, Bu?” tanya supir taksi.
“Gramedia, Pak,” jawab mama sambil memindahkan koper ke bagasi.
Taksi berjalan sedang. Lolly leluasa melihat-lihat ramainya lalu lintas kota Yogya. Dia sering ke sini untuk acara kepenulisan anak. Tapi hari ini berbeda. Dia akan bertemu dengan Putri yang luar biasa semangat mengejar mimpi jadi penulis.
Setibanya di Gramedia, mama mengajak Lolly dan Kak Varo segera masuk. Anehnya tidak ada spanduk atau apa pun yang terpajang di sana. Tidak ada tanda-tanda aka nada launching buku.
Sebentar … kita tanya ke kakak-kakak di sana yuk …,” ajak mama.
Lolly merasa tidak tenang. Jangan-jangan dia salah melihat tanggal, atau waktu yang diberikan Putri. Lolly merogoh saku roknya. Matanya menatap lekat ke tanggal yang tertulis. Tidak ada yang salah.
“Kak … apakah launching buku hari ini dibatalkan?” tanya Lolly tanpa menunggu mamanya.
“Iya, Dik. Hari ini sedang acara tujuh hari meninggal penulis bukunya. Mungkin sebaiknya tanya pada penerbit, kapan bukunya akan di-launching.”
Katanya, Putri baru pulang dari panti asuhan. Dia berlari mengejar anak balita yang menuju jalan raya. Si anak berhasil ditangkap, tapi buku di tangan Putri terjatuh. Ketika dia mengambil buku itu ada motor yang kempes bannya dan oleng. Kecelakaan tak dapat dihindari, dan Putri tidak bisa diselamatkan.
Lolly mendadak lemas. Dia ingat dengan baik tanggal pengiriman paket adalah 22 April. Tiga hari sebelumnya Putri sudah meninggal. Entah siapa yang mengirimkan novel melalui paket.

#Cernak


Comments