Mengenal Afifah Afra Lebih Dekat


Sumber
Ada yang belum kenal Afifah Afra?
Jawaban, “Ya” terlontar lancar dari mulut saya, sambil malu menunjuk hidung sendiri. Satu tahun yang lalu. Kalau hari ini Alhamdulillah, saya mengaku sebagai orang yang belajar banyak hal dari sosok anggun berkaca mata itu. Kalau harus mengulas seluruh buku yang pernah saya baca, alangkah malunya, sebab hanya beberapa buku yang baru dibaca. Dari 56 karya yang sudah menemani pena Mbak Afra, baru tiga buku yang saya lahap. Nah, lo. Masih sekuku ireng, kan? Tapi saya pun tidak menyerah begitu saja. Ciaaat. Mulailah klik sana sini, menjadi silent reader di blognya 

Afifah Afra merupakan nama pena dari Mbak Yeni Mulati Akhmad. Still enjoy memanggil beliau dengan kata ‘Mbak.’ Kok bisa ya nama penanya jauh banget dari nama asli? Menurut beliau memakai nama pena itu bukan karena tidak menghargai nama pemberian orang tua. Beliau ingin memiliki privasi, bila buku yang ditulis popular, nama penulisnya pun ikutan populer. Beliau pun membuat perbandingan antara artis dan penulis, kalau artis wajah lebih dulu dikenal bila penulis tentu karyanya, kecuali bila fotonya dijadikan cover buku. Sstt! Ngakunya beliau merasa memiliki tampang kurang komersil. Kalau menurut saya sih, wajah beliau adem, pas dijadikan tempat berbagi, menimba ilmu serta beraura membagi manfaat.

Baiklah, saya mulai dari novel nge-blue beliau yang berjudul Mei Hwa (yang ini saya punya bukunya). Mulai dari mana saya menilai bahwa bertuturnya itu indah? Sejak halaman lima dalam buku itu … Secawan terima kasih. Indah kan bahasanya? Lalu beralih langsung ke Prolog. Saya kutipkan paragrafnya, “Seseorang telah menyulapnya menjadi kayu. Kayu yang kehilangan berat basahnya karena terlalu lama terpanggang di oven kehidupan.” Berhenti sebentar. Kalau menurut Ilmu yang saya intip di FP-nya Bang Edie Akhiles, bahasa yang digunakan Mbak Afra ini masuk kategori ‘gaya selip.’ Masih ada kelanjutannya. “Kayu yang jangankan para penjarah mata duitan, bahkan rayap pun enggan berlangkan, karena ketiadaan saripati yang tersisa untuk digerogoti. Anda mulai tertarik, bukan? (terutama yang belum baca novelnya).

Selama membaca novel itu, saya dibuat tertawa, berpikir dan merenung dalam waktu yang berdekatan. Hmm, kalau mau tahu isi novelnya apa dan bagaimana? Sebaiknya Anda membacanya, sebab saya di sini bukan mau meresensi. Hehe. Kemudian saya langsung meluncur ke tulisan beliau di blog yang berjudul; Anda Manusia Type X atau Y? Bagi saya, tulisan ini memberikan motivasi. Dengan mengetahui dua type X dan Y, kita bisa mempelajarinya hingga menjadi pribadi yang lebih baik. Sedikit bocoran apa itu type X? Terus baca tulisan saya ini.

Manusia type X adalah mereka yang menganggap kerja sebagai beban. Ada bos dia kerja (dengan cemberut), tak ada bos dia kabur atau main game online, atau asyik facebook-an. Bekerja hanya jika ada perintah. Lalu manusia Type Y merupakan kebalikannya. Secara tidak langsung, Mbak Afra telah mengenalkan saya pada  Douglas Mc. Gregor, pemilik teori ini. Apa dan bagaimana sebaiknya bergaul atau menangani dua type manusia itu? Bisa dicek ke postingan ini.

Nah yang satu ini saya pun punya bukunya, masih baru, Sayap-sayap Sakinah. Buku yang ditulis duet dengan Penulis novel Jasmine, Mbak Riawani Elyta ini masih dengan warna biru, ada dua burung merpati dan bunga berwarna jingga. Blurb-nya tertulis begini : “Salah satu misteri terbesar dalam kehidupan ini adalah jodoh dan perjodohan. Nikah dan pernikahan. Kisah-kisah sejati yang menakjubkan seputar perjodohan, tergores begitu  giras, tercetak begitu rancak, terlukis begitu manis. Masing-masing Bani Adam memiliki cerita sendiri. Dan biasanya, cerita-cerita itu terbingkai dalam sebuah keistimewaan yang mengesankan. Bagaimana dengan Anda? Pasti Anda memiliki kisah sendiri.”

Masih kelanjutannya nih, “Dan ibarat sebuah rajutan, jodoh dan nikah tentunya membutuhkan seperangkat peralatan dan bahan. Ilmu, pengalaman, berbagai persiapan, perlu digali sedalam-dalamnya. Terlebih, rajutan kehidupan pra dan pascapernikahan tak selalu berupa sulaman indah. Ada kalanya membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Bagian cover depan atas ada petikan puisinya Jalaludin Rumi, “Langit adalah laki-laki, dan bumi adalah wanita. Bumi memupuk apa yang telah dijatuhkan oleh langit. Apabila bumi kekurangan kesegaran dan embun, langit memperbaharuinya.”

Ada satu artikel yang dalam, judulnya ‘Jatuh Cinta Pada Orang yang Tidak Tepat.’ Bagaimana bila jatuh cinta pada orang yang tidak tepat? Mbak Afra menuturkan kisah-kisah sahabat Nabi sebagai contoh, pun bangsa Romawi dengan kisah Cleopatranya. Lalu bagaimana bila kita yang mengalaminya? Akan sangat tepat bila Anda berkunjung ke tulisannya.

Tulisan terakhir (maunya tambah, tapi momongan sedang pilek, bisa buat alasan nih) berjudul ‘Aku Beli Karena Temanku Bilang Bagus.’ Menurut saya, ini satu pengetahuan gratis yang cocok untuk penulis pemula seperti saya. Selain ilmu menulis dan kepenulisan, ilmu marketing pun saya dapatkan dari CEO Indiva Media Kreasi. Gratis lagi (ketahuan juga bila saya hobi gratisan). Kita memang sering tergiur membeli sesuatu setelah orang dekat atau teman memberitahukan kalau barang tertentu bagus. Termasuk buku. Bagaimana sebaiknya bersikap? Jawabannya ada di postingan ini.

Wah, kudu menyertakan kritik saran bintu masukan? Kalau boleh sedikit meminta, saya akan menuliskan harapan saja. Alasan saya sederhana, sebagai murid ‘gaib’ (soalnya masih sebatas suka ngintip blog daripada bertemu muka langsung) saya merasa belum pas mengkritik. Bukan tidak mungkin satu atau dua tahun yang akan datang bisa menemukannya (maklum, belum lama kenal masa langsung ngorek-ngorek?).
Adapun harapan itu berupa do’a, semoga Mbak Afra tetap istiqamah dalam bertutur santun dalam tulisannya. Karya-karyanya semakin bermanfaat bagi para pembaca. Saya bermimpi bila tiba saatnya nanti, semoga bisa menulis bersama beliau. Aih, bahkan membayangkan berantologi saja terasa indah. Dan yang terakhir ini bukan bagian dari 'sogokan,' tulus sebagai harapan, semoga dimudahkan, Aamiin. Etdah mau mewek. Sekian. Semoga bermanfaat. Terima kasih

Pondok Cahaya-Yk.08.02.2015

Tulisan ini meraih reward sebagai pembaca setia Afifah Afra. Repost dari laman ini
 

Comments

  1. hiks...aku malah blm punya bukunya mbak Kayla :(

    ReplyDelete
  2. Hehe. Saya juga sedikit.

    Kemarin dua kali ada kuis novel Akik dan Penghimpun Senja-nya Afifah Afra. Aku telat info. Katanya bakal ada kuis lagi di twitter. :) Lumayan kalau ada kuis, jadi gak beli bukunya, pun enggak minta cuma-cuma.

    ReplyDelete
  3. Mbak afifah orangnya santun dan welcome kpd siapa aja....sangat akrab walaupun br pertama kali bertemu.
    Saya suka sosok beliau,tawadhu bgeet....
    Kmrin aja saya disuruh main ke rumah beliau senangnya minta ampun....hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener. Wah, senangnya yang habis dari sana. Sudah apa belum nih?

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara