Ikan Pink Milik Pangeran Alabama

Pangeran Alabama adalah putra tunggal di kerajaan Charmenia. Dia memiliki binatang peliharaan yang divonis tidak akan panjang umur. 

"Kucing ini tidak bisa hidup lama karena belang tiga." Kalimat dari Bunda Ratu terus terngiang di telinga pangeran. Itu artinya dia tidak akan punya teman lagi bila Gismon mati.

Ketika Pangeran Alabama dan Gismon menolong seekor ikan 'kutuk' di tepi sungai, Peri hutan memberinya seekor ikan mungil berwarna pink, warna yang aneh. "Ikan ini akan menjadi temanmu. Gerakkan bibirmu seperti ikan maka ia akan memberimu kejutan." Gismon terus mengeong sepanjang perjalanan. Tentu saja binatang itu ingin segera menjadikan ikan pink sebagai menu makannya.

Pangeran Alabama meletakkan ikan itu di toples kaca gendut, lalu menyimpannya di sebuah kotak. Ketika Pangeran Naindragosa, anak dari raja kerajaan tetangga berkunjung ke kerajaan Charmenia, dia penasaran dengan kotak di dekat jendela. Tak sengaja bibirnya melakukan gerakan ikan. Seketika muncullah putri jelita. Pangeran Naindragosa terkejut.

"Katakan padaku, pangeran ingin jalan-jalan ke mana? Masa lalu, atau masa depan?" Pangeran Naindragosa bingung. Dia pun mengucapkan sebuah pinta. Beberapa saat kemudian muncullah Pangeran Alabama, dia merasa heran kenapa toples gendutnya kosong.

"Gismon? Kamu ...?" Pangeran Alabama menatap tajam ke arah kucingnya.

Pangeran Naindra juga heran, kenapa Pangeran Naindragosa tidak ada di sana. Sementara Putri Fishlesia, jelmaan ikan tersesat di masa lalu bersama Pangeran Naindragosa.
Pangeran Alabama ingat pesan peri hutan. Putri Fishlesia segera datang memenuhi panggilannya. Mahkota di kepalanya menyala dan berdenting.

“Ada yang memanggilku dari masa depan. Sepertinya penting.” Putri Fishlesia memejamkan mata dan tiba di hadapan Pangeran Alabama.

“Ada apa pangeran?” Pangeran Alabama terkejut. Oh, jadi ini yang dimaksud kejutan oleh peri hutan?

“Aku mencari temanku, Pangeran Naindragosa. Apakah kamu melihatnya?”

“Ups! Aku meninggalkannya di sebuah desa masa lalu.” Putri Fishlesia terlihat bingung. Dia menceritakan apa yang baru saja terjadi pada Pangeran Alabama.

“Apa tidak ada cara untuk bisa ke sana, Putri?”

“Ada?” Putri Fisleshia berjalan mondar-mandir.

“Kita tunggu sampai Pangeran Naindragosa melakukan gerakan mulut ikan. Mahkotaku akan menunjukkan jalan ke sana.”

“Sampai kapan kita menunggu?” Pangeran Alabama mengernyitkan dahi.

“Kita sabar sebentar, ya?” usul Putri Fishlesia, Pangeran Alabama mengangguk lalu bersandar di pinggir jendela.

Sementara di tempat lain. Pangeran Naidragosa sedang duduk di tepi sungai. Dia mengipasi wajah dengan selendang Putri Fishlesia yang tertinggal. Hari mulai sore. Pantulan cahaya matahari berkilauan di air sungai.

Ah, aku mandi saja dulu biar badan segar.” Pangeran Naindragosa berenang di sungai.

“Wuk-wuk-wuk.” Seekor kera seperti memanggil teman-temannya. Benar! Beberapa saat setelah binatang berekor itu bersuara, muncul puluhan ekor kera dari balik semak.
Pangeran Naindragosa pucat, apalagi kera-kera itu menuju ke sungai. Dengan cekatan Pangeran Naindragosa naik. Dia bersembunyi di balik rumput yang rimbun.

Kera-kera itu membuat barisan di bagian sungai yang dangkal. Beberapa kera tengkurap dari dua tepi sungai. Mereka saling tumpuk, seperti bendungan. Ada dua ekor kera lain menyiduk air dengan tangan. Membuang air hingga air di bawahnya sedikit.

“Wah mereka pintar sekali.” Pangeran Naindragosa kagum melihat cara kera menangkap ikan. Seekor ikan terlempar ke dekat kakinya. Pangeran Naindragosa menirukan gerakan mulut ikan, lalu melempar ikan itu ke sungai.

Di dalam istana. Mahkota Putri Fishlesia menyala dan berdenting.

“Mahkotamu, Putri.” Pangeran Alabama tersenyum. Sebentar lagi dia akan  menemukan sahabatnya.

“Aku mengantuk.” Putri Fishlesia berkali-kali menguap. Dia hampir lupa sedang menunggu sinyal dari mahkotanya.

“Aku mohon, tolonglah sahabatku, Putri.” Pangeran Alabama menangkupkan tangan. Putri Fishlesia mengangguk.

“Pejamkan matamu, Pangeran. Lepaskan Gismon. Dia tidak perlu ikut.” Pangeran Alabama melepaskan Gismon dari dekapannya. Mereka berdua pun sampai ke sebuah hutan yang rindang. Tapi, di mana Pangeran Naindragosa?

Mereka berdua menyibak semak-semak yang ditemui. Matahari mulai bergeser ke arah barat.

“Kalau sampai malam kita belum menemukannya. Ayahanda akan mencari kita, Putri.”

“Benar, Pangeran. Mari kita ke semak di bawah pohon itu!” Mereka menuju semak terakhir di sekitar sungai.

“Lho? Kok Pangeran Naindragosa malah sedang tidur?” Pangeran Alabama mengguncang pundak Pangeran Naindragosa.

“Pangeran! Pangeran, ayo bangun!”

“Aku menunggu kera-kera itupergi.” Jawaban Pangeran Naindragosa membuat Putri Fishlesia dan Pangeran Alabama bingung.

“Mana ada kera?” tanya Pangeran Alabama sambil melihat kilauan air sungai yang jernih.

“Jadi, mereka sudah pergi?”

“Mereka siapa?” Pangeran Naindragosa duduk.

“Oh, Putri. Bantu aku pulang. aku tak mau menjadi pangeran yang hilang.” Semua tertawa. Setelah memejamkan mata mereka semua sampai ke kamar Pangeran Alabama. Gismon menyambut dengan mengeong keras. Ayahanda Raja sampai masuk mendengarnya.

“Ada apa Gismon? Apa dia lapar Pangeran?”
Putri Fishlesia segera mengubah wujudnya menjadi ikan pink, dan masuk ke toples gendut. Dua pangeran muda itu saling tatap.

“Mungkin iya, Ayahanda.”

#Dongeng

Comments