Datang dan Pergi, Lovrinz Tetap Melayani Sepenuh Hati

desain canva


"Kadang dada merasa sesak, bila ada yang datang dengan baik, kemudian pergi tanpa permisi. Ketika introspeksi diri, rupanya saya ini juga pernah menjadi pelaku. Ya, si pendatang baik-baik, kemudian pergi tanpa pamit."

"Maksudnya?"

Untuk menyimpulkan kalimat pembuka, perlu baca tulisan saya sampai selesai. Mohon bersabar, ini sedikit panjang. 

Ini lah cerita saya, bersama Penerbit Lovrinz.

Saya termasuk anggota pertama, saat grup kepenulisan Lovrinz berdiri, dulu namanya Lovrinz & Friends. Belajar tanpa biaya, bertemu dengan orang-orang yang di kemudian waktu menjadi cerpenis-cerpenis, dan novelis yang kalimatnya sangat menyihir; menghipnotis.

Satu per satu buku teman-teman terbit. Saya masih menjadi penikmat, pembaca mereka. Membuat review dengan suka cita, membagikan di beranda akun Facebook, tanpa peduli siapa dan berapa yang membaca. 

Ah, ya. 
Mungkin kau akan memberi komentar, "Bagaimana mungkin kamu dikenal, bila postingan tenggelam hingga dasar dan tertimbun postingan-postingan lain yang lebih menanjak?"

Jangan, jangan begitu. Waktu itu, boro-boro saya tahu akan algoritma Facebook. Bisa mengetik, dan posting saja Alhamdulillah luar biasa. 

Kembali lagi ke cerita di grup Lovrinz and Friends, yang ownernya juga punya Penerbit Lovrinz. 


Lihat buku bersampul kuning di foto saya ini. Kumpul Bocah. Tanpa saya sadari, judul manis dan sederhana ini betul-betul menggambarkan isi, tulisan para bocah di dunia literasi tulis. 

Kami belum saling berjumpa, tetapi tetap belajar di bawah arahan para penanggungjawab, dan owner langsung yang sesekali memberi masukan. 

Ketika buku ini terbit, senyum ini juga ikut mengorbit.

Dari balik kamar di panti asuhan, tempat kami tinggal dulu, saya menatap layar laptop yang mulai bergaris. 

SENANG. 
Rasa ini teramat hangat, sehingga berimbas pada aktivitas keseharian saya sebagai ibu rumah tangga. Eh, coba deh cek, apakah ada yang sama? 
Kalau buku baru terbit, semangatnya menjalar ke ... jadi rajin mencuci, menyapu, beberes, daaan lainnya? 
Uhm, jangan-jangan hanya saya saja, ya?

Matur suwuuun, ya, Lovrinz. Sungguh, dulu tahunya nulis, ya nulis saja. Belum paham betul bagaimana sebuah proses panjang yang berlapis bisa ada, agar buku bisa sampai ada di posisi READY.


Pada satu waktu, saya membaca informasi lomba menulis yang diadakan Lovrinz. Wah, sangat menarik. 

Hati ini terus tergelitik untuk ikut. Tetapi kalau sendirian, belum berani. Saya pun mengajak dua sahabat maya lain; Fajriatun Nur dan Dinu Chan. Setelah menyampaikan maksud, mereka sepakat, kami akan membuat buku kumpulan cerpen anak. 

Kami mengerjakannya tanpa bertemu. Komunikasi masih melalui media sosial. Tema juga masih random, karena masih memulai belajar merangkai kalimat (sampai hari ini juga masih belajar).

Ternyata, buku tersebut menjadi juara satu, bersama buku lain. 

YEAY! TERBIT GRATIIIS


BAHAGIA. 
Kami yang sama-sama mamah muda dan masih bisa menulis, rasanya maniiis seperti menyesap air tebu tanpa habis.

Saya Menghilang

desain canva

Inilah kenapa saya ikut giveaway, sekalian mau minta maaf atas kelakuan yang bak pemilik aji Panglimunan (yang seumuran sepertinya sangat paham. Nah, itu dia, yang senyam-senyum sendiri. Fix kita seumuran), bisa menghilang, tanpa permisi, tetapi saya bukan jaelangkung.

Menghilang di sini, saya belajar dari grup ke grup. Sesekali datang, bila ada panggilan teman yang memosting tulisan. Cukup memberi like, baca, dan komentar, kemudian pergi lagi.

Akun masih ada di dalam grup, hanya saja tidak aktif mengikuti apapun.

Sekali lagi, maaf ya, Lovrinz, atas kemenghilangan saya yang enggak pamit itu.

desain canva


Lovrinz ini seperti rumah. Mungkin akan ada komentar, "Ah, terang aja lu ngomong gini, ye, kan? Mo ikut giveaway biar menang, jadi deh muji-muji!" 

Ups!

Tidak apa-apa. Saya terima dengan lapang.

Saya datang lagi, setelah jumpalitan menulis cerita seputar pengalaman menurunkan berat badan. 

Bagaimana responnya?

Apakah masih bisa, dan boleh terbit, sebab saya sudah menghilang?

Jika Lovrinz rumah, owner seperti ibu. Beliau WELCOME banget dengan anak-anaknya, seperti apapun tingkah lakunya.

Mungkin, saya yang tidak tahu malu, tetapi, Lovrinz baik, jadi tidak ada sama sekali perlakuan yang berimbas pada mempermalukan saya.

"Oh, bisa, bisaaa. Ayok."

Begitu sambutan hangat, saat saya berniat menerbitkan buku lagi.



Akhirnya terbit juga buku Motivasi Langsing Muslimah. Rasanya seperti mimpi, bisa mengumpulkan tulisan, kemudian membendelnya dengan rapi bersama Lovrinz.

Merasa haru lagi, ownernya juga mendukung dalam wujud ikut kelas sharing, dan layout langsung isi buku.

Perasaan bersalah karena menghilang langsung sirna. Mirip sekali dengan anak kecil yang berulah, kemudian datang ke ibunya, dan ibunya mendekap hangat, seraya mengatakan, "Besok lebih baik lagi. In sya Alloh."

Prinsip Pelayanan Prima

desain canva

Bicara pelayanan, Lovrinz memang pantas mendapat jempol. Sempat menunggu beberapa waktu untuk layout, tetapi ternyata layoutnya memang beda, awalnya berpikir, ada masalah apa sebenarnya, pikiran itu menepi setelah tahu jawabnya.

CANTIIIK adalah kata yang mewakili komentar untuk hasil layoutnya. 

Terima kasih banyak sudah memfasilitasi saya dengan luar biasa. Allah sebaik-baik pemberi balasan. Semoga bertambah maju dan berkah usahanya.

canva

Lovrinz, tanpa mereka rancang, sudah memberi saya teladan dari banyak sudut pandang. Mulai dari kepenulisan, penerbitan, proses, pelayanan, hingga pembinaan tim yang sangat luar biasa. Saya belum optimal mencontoh kebaikan-kebaikan teladan tersebut secara keseluruhan, tetapi ia sudah sangat kuat melekat dalam dada. Ibaratnya, sebagai anak, bila pergi, saling melihat atau tidak, selalu ada teladan itu sepanjang jalan.

Itu lah tadi cerita saya bersama Lovrinz. Terima kasih untuk yang membaca, hingga selesai.

Terima kasih banget ya, Lovrinz, sudah hadir dan selalu memberi pelayanan terbaik dalam setiap situasi. Kalau saya pergi-pergi, mohon doa yang akan menjadi anak yang selalu ingat rumah ini.

Edit dengan canva.
Bersama Owner Penerbit Lovrinz, 
Rina Rinz, yang super humble.



Tulisan ini diikutkan pada 
Giveaway dengan Tema 


Persembahan mini video 
dengan lagu yang mewakili perasaan saya 
terhadap Lovrinz


Comments

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara