Tentang Makanan yang dihangatkan

koleksi pribadi

Sebelum saya menikah, saya sering heran dengan apa yang dilakukan orang-orang. Mereka menghangatkan sayaur, bukan hanya yang dimasak pagi, lalu sorenya dihangatkan, tapi, bisa jadi itu adalah sayur kemarin, atau kemarinnya lagi. Apalagi jika itu adalah sayur nangka (tewel), bukan gudeg mah kalau di tempat saya. Orang ada yang biasa menamakan dengan sayur Gori. Bisa sepekan dihangatkan. Katanya, tambah lama, rasa tambah enak.

Rasa heran saya, karena itu bukan hal yang sehat. Bayangkan, jika sayur Gori yang bersantan dihangatkan dalam sepekan, gimana kandungan kolesterolnya? Apa tenggorokan tidak sakit? Nah, jika saya kebetulan mendapat sayur tersebut dari tetangga, saya memilih untuk melihat sekilas, kemudian menyendok menu lain yang dimasak oleh ibu saya. 

Sebenarnya orangtua kami juga melakukannya. Tapi anak-anak tidak memakannya. Mereka makan berdua. Tingkat menghangatkannya pun unik. Pertama masih dihangatkan di atas wajan, lalu, besoknya air mulai kering, besok lagi, sayur sudah masuk daun dan dipepes. Jadi deh sayur pepes.

 Berbeda denga sayur, ayam dan ikan tidak dihangatkan (digoreng ulang) di keluarga saya. Dulu masih banyak ikan Bogo (kuthuk). Kami sering makan ikan itu. Jika sudah digoreng, biasanya Bapak menyimpan dalam toples. Dan kalau pun menginap semalam, beliau tidak menggoreng ulang. Nah, yang ini katana memang jauh lebih gurih. Ikan Bogo goreng yang sudah menginap semalam, jauh lebih enak.

Ayam goreng juga tidak dihangatkan (digoreng ulang) di tempat kami. Sama halnya dengan ikan. Kebiasaan kami, anak-anak, adalah memakannya tanpa nasi. Bolak-balik menggadonya karena gurih. Biasanya, ayam adalah hasil memelihara sendiri, jadi sekali goreng bisa banyak. Lebih dari satu kilo. Tergantung jumlah dan besar kecilnya ayam yang dipotong.

Mungkin karena ikan dan ayam bagi kami terasa enak, jadi tidak dihangatkan, ya tidak masalah. Beda dengan sayuran, apalagi jika sudah dihangatkan. 

Beberapa waktu yang lalu, adik saya pernah bilang, "Dulu, aku enggak doyan sayur dan masakan yang sudah diangetin. Saiki kok eman-eman. Masih ada sayur, yang dihangatkan. Anak-anak dan suami memang selalu makan masakan yang baru."

Dan. Itu terjadi juga pada saya, foto sayur pare di atas adalah sayur yang sudah saya hangatkan dua kali. Awalnya bersantan, dan ini sudah habis. Hampir kering malah.

Jadi, kadang nih ya, logika kita bisa kalah oleh rasa dan logika lain. Seperti saya yang sebelumnya sangat cermat, menimbang ini dan itu, sekarang mulai berbeda. Tentu saja tetap tahu teori esehatan, hingga kadang tetap memilih untuk memberikannya pada unggas yang ada di belakang panti asuhan.

Logika dan idealisme ini sebenarnya hampir mirip dengan kriteria kita dalam mencari/mengharap jodoh. Saat terlampau sempurna menginginkan, saat itu angan lah yang paling banyak berperan. Et dah. Ke mana-mana nulisnya.

Masih lanjut nih ...

Makanan yang Tidak Boleh dipanaskan


Saya pernah membaca nih, ya. Ada beberapa jenis sayur, atau makanan yang justeru tidak bagus saat dihangatkan (boleh banget baca 'dipanasin').  Misalnya ...
  • Gorengan. Banyak banget nih yang ngangetin gorengan. Dibuang sayang, dan alasan lain menjadi alasan untuk mempertahankannya di meja makan. Ini malah menambah kadar lemak lho. 
  • Bayam dan Seledri. Kedua jenis sayuran ini, jika dipanaskan akan terjadi proses oksidasi, dan ini menyebabkan bahan makanan yang tadinya sehat, jadi beracun bagi tubuh.
  • Kentang, Nasi dan segala macam makanan yang terbuat darinya. Kadar makanan dengan karbohidrat tinggi, bisa menyebabkan terjadinya pembentukan AKRILAMIDA. Ini nih yang menyebabkan kanker atau karsinogenetik.
  • Jamur. Gizinya akan hilang saat dipanaskan ulang.
  • Telur bulat utuh rebus. Jika dipanasin akan membentuk racun dalam kuningnya.
  • Ayam. Kalau terpaksa boleh dipanaskan, caranya dengan api kecil, singkat, dan panas sampai ke dalam. Kadar air dalam ayam bisa berkurang, jika dipanaskan secara berlebihan, hingga menjadi masalah pada kesehatan pencernaan. 
Solusinya ...
  • Buang.
  • Berikan ke unggas.
  • Berikan ke lele dumbo (jika punya)
  • Masak dengan jumlah cukup.
  • Tambahkan di kolom komentar jika ada alternatif lain! Terima kasih. 

Informasi pendukung : berbagai sumber

Comments