5 Alasan Kenapa Sebaiknya Tidak Curhat Kepada Mantan


Gambar dari pixabay

"Dia bilang, dulu mereka sahabat. Tapi, bukan berarti sekarang juga bebas curhat ini-itu sama dia, kan? Kami sudah sama-sama  menikah lho."

"Terus?"

"Ya kalau ada masalah, curhatnya bukan sama wanita lah. Kalau memang berat banget curhat ke Allah saja, bisa kan curhat sama teman cowok?"

"Kamu cemburu?"

.
.
Dialog di atas mungkin ada yang pernah mengalami? Tidak persis tapi mirip-mirip situasinya? 

Mungkin saja dulu, sebelum menikah, kita pernah berharap seseorang menjadi pendamping hidup kita. Kemudian, takdir berkata lain. Kita menikah dengan pilihan-Nya, dan dia pun demikian.
Kemajuan teknologi membuat kita bebas bertemu siapa saja, termasuk mantan. Mungkin. Namun, pada batasan-batasan yang kita anut, entah karena aturan agama atau memang kita kokoh memperjuangkan kewajiban sebagai pasangan yang baik, kita perlu berpikir ulang bila akan curhat kepada mantan. Apalagi hal itu mengenai masalah rumah tangga yang sangat privasi.
Berikut 5 alasan yang bisa kita pikirkan ulang, jika terbersit niat curhat kepada mantan.
  •  Menjaga Perasaan Pasangan.

 Ketika dengan santainya kita curhat ini itu, apalagi masalah pribadi pada mantan, maka secara tidak langsung kita sedang membuka dua pelung pada dua orang. Pertama, peluang melukai pasangan, dan kedua, peluang untuk menumbuhkan kepercayaan pada orang yang tidak tepat.

Alasan ketinggalan zaman, atau cemburuan tak bisa menjadi dalih, untuk dituduhkan pada pasangan yang kurang nyaman saat pasangannya curhat dengan orang lain. Tidak diketahui saat ini, bukan berarti akan tertutup rapat hingga lama. Pada saat terkuak itulah semua bisa dilihat. Kenapa harus curhat dengan dia? Seperti kesehatan, menjaga selalu lebih baik daripada mengobati. Sebelum ada yang tersakiti, lebih baik pikir ulang terlebih dahulu.

Adapun pada dia yang terlanjur menjadi tempat curhat, bisa jadi akan membuka peluang pada kita, karena merasa aman, akan terus mengulanginya. Katakan TIDAK! Sebelum terlambat.
  •    Membuka Aib.
Orang yang pernah mengikat janji suci dengan kita, adalah yang paling berhak mendengarkan curhat kita. Jika kita sedang bermasalah dengan dia dan ingin curhat? Tuhan adalah tempat yang paling aman. Atau jika memang harus kepada manusia, maka cari tempat yang benar-benar dapat dipercaya. Bukan kepada mantan.

  • Membuat Dia (atau kita) Terkenang Masa Lalu.
Tidak hanya dia, mungkin saja kita akan terkenang masa lalu, sehingga apa yang harusnya sudah dimakamkan, tiba-tiba bangkit lagi. Dirasa-rasa, dipikir-pikir, diharap-harap. (semoga tidak akan terjadi yang demikian).

  •  Menambah Masalah Baru.
Nah, jika sedang ada masalah kok malah curhat pada mantan. Itu sama saja menambah masalah baru. Satu lubang masih menganga, dan mulai menggali lubang baru. Kebiasaan curhat bisa merembet ke janjian bertemu. Berkencan. Sambil membayangkan masa lalu, yang seolah manis bila bisa bersama.

  • Membuka Peluang Selingkuh
    Karena sudah keasyikan. Setan terus meniupkan bisikan-bisikan. Jadi lah dua manusia yang seharusnya saling menjaga, malah bersiap untuk saling merusak. Selingkuh diganti dengan kata ‘dekat’, ‘teman baik’. 
     
    Nah, itulah alasan-alasan yang saya temukan berdasar hasil curhat, pengalaman, dan pengamatan orang di sekitar saya. Mungkin masih ada alasan lain yang bisa ditambahkan. Mari berbagi di kolom komentar!

Comments