Faisal Oddang; Menulis Apa yang dialami Pada Masa Lalu



Nunuk Priyati dan Faisal Oddang. Foto oleh Juni Wulan Ningsih

Selain M. Aan Mansyur, di #KampusFiksi Emas 2016, hadir juga Faisal Oddang. Penulis, cerpenis muda asal Sulawesi yang cerpennya berjudul ‘Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon’ menjadi cerpen terbaik Kompas 2014.


Siang itu (halah), udara tidak terlalu panas. Setelah berbincang bersama M Aan Mansyur, tiba giliran Faisal Oddang. Menurut rekaman mata Kayla, dia orang yang tidak terlalu banyak bicara, kalem, tapi mungkin serupa air tenang, kadang menenggelamkan.

Cerpenis kelahiran Wajo 18 September 1993 ini memiliki cerita unik juga seperti cerita M Aan Mansyur. Jika masa kecil penulis puisi-puisi Rangga itu kerap membaca koleksi kakeknya, maka Faisal Oddang agak sedikit berbeda. Se-di-kit.

Faisal Oddang kecil kerap dikerjain teman-temannya yang lebih dewasa. Teman-teman memintanya membaca buku Fredy S. Tanpa rasa berdosa, dia membuka buku yang penuh lipatan itu. Di mana bagian-bagian yang dilipat bukanlah sebuah pokok cerita, di sana terdapat bagian-bagian yang ditandai karena ‘sesuatu’, “Mungkin itu yang membuat saya jadi dewasa dini.” Kayla mesem. Tertawa. Dulu pernah sekali baca buku Fredy S. Lupa deh milik bulik apa paklik gitu.

Karena keisengan teman, Faisal Oddang kecil terus membaca. Di tempat kelahirannya memang sangat jarang buku. Buku yang ditawarkan ke dia malah memicu dirinya untuk bisa menjadi seorang pembaca. Dari sana lah titik tolak awal sosok Faisal Oddang tertarik menulis, mengambil jurusan kuliah yang selaras. Sayang, masih menurutnya, “Jangan pernah beranggapan bahwa jurusan sastra diajarkan bagaimana menulis sastra yang baik. Tidak! hanya ada 2 sks mata kuliah yang nyerempet ke sana.”  Hal ini jadi mengingatkan Kayla akan banyaknya mahasiswa sastra yang jatuhnya kerap menjadi kritikus sastra, bukan sastrawan. Dan agaknya Kayla bakal menolak tawaran suami yang menyarankan untuk kuliah jurusan sastra nih. Hmmm.

Cerpenis yang mengaku hidup di pedalaman ini merasa beruntung tidak mengenal barang-barang berteknologi canggih. Dia bersahabat dengan alam. Orangtuanya juga sering bercerita yang dikarang-karang sendiri. Menurut mereka, Pohon itu sama seperti manusia, maka jangan lukai pohon denga mematahkan rantingnya. Nanti dia terluka. Berdarah. Menangis. Alhasil, pernah suatu waktu Faisal Oddang kecil mewek gara-gara mematahkan ranting pohon.

“Pada ranting pohon saja saya tidak tega menyakiti, Teman-teman .....”

“Yang tidak tega menyakiti biasanya malah sering disakiti.”

Ah, bahasa itu pasti lah disambut cie-cie oleh semua. Terutama para gadis yang hadir di Den Nanny Resto pada #KampusFiksi Emas 2016. Kayla mulai merasakan tenggorokan yang kering. Salah sendiri juga pas masuk enggak nyamperin minum. Saat buka tas, OMG. Botol minum pun tidak ada. Ah. Lanjut nyimak ah. Lihat ke belakang kok ya kudu melewati banyak orang. Kebetulan Kayla duduk di baris keempat dari depan. Sungkan. Di belakang mamas-mamas semua lagi.

Sosok Faisal Oddang ternyata pernah juga bosan dalam menulis. Dia biasanya melihat-lihat video yang mendukung tulisannya di youtube. Tentang Toraja misalnya.

Dari menyimak (sambil ngobrol dengan teman yang duduknya deketan) itu, Kayla memiliki beberapa poin yang lumayan deh untuk memotivasi diri :

  • Apa yang ditulis, kebanyakan adalah apa yang dialami pada masa lalu
  • Kalau cerpen terlihat sudah mentok, coba diutak-atik sedikit. Baik alur, plot, karakter, atau sudut pandang yang lain. Bongkar pasang gitu deh.
  • Jika memang mau jadi penulis, perlakukan menulis layaknya kekasih, membosankan? Ya cari jalan keluarnya! Cintai. Seperti kau mencintainya.
  • Untuk menjadi atau mendalami sastra, tidak harus mengambil kuliah jurusan sastra. Belajar bisa dari mana pun.
  • Saat bosan, lakukan hal-hal yang membuat mood kembali fresh. Ini tentu berbeda tiap individu.
  • Penulis itu wajib jujur dalam berkarya. Katakan terinspirasi, jika terinspirasi. Sehingga tidak menjerumuskan ke dalam plagiasi.






Comments

  1. Lah, aku baru sadar sedang berada di blog Mbak Kayla setelah membaca Post by-nya.

    Ternyata masuk dalam deretan teratas di mesin pencarian ya.

    Tulisannya bikin lupa siapa yang nulis, bagus. Masih penasaran sama sosok Faisal Oddang. ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Mbak Fika AJ. Saya malah baru tahu bila tulisan ini ada di halaman pertama. La wong belum pernah belajar SEO. Hehe.

      Terima kasih sudah singgah. Mohon maaf bila slow respon. Sedang lama belum ngisi blog post lagi.

      Salam kangen dari Yogyakarta.

      Delete
  2. wah tipsnya berguna sekali
    setuju,,dulu aye kuliah sastra tapi diajari formal writing, bukan nulis short story or novel, heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah. Orang sastra juga ya? Baru tahu. Hehe

      Delete
    2. Ya Allah. Orang sastra juga ya? Baru tahu. Hehe

      Delete
  3. Aaa, keren ulasannya Mbak. Apalagi motovasi di akhir postingan. Ah iya, salam kenal dari Klaten. Gmail dan blognya sudah saya invite ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga. Ini belajar buka blog pakai hp, nanti kalau sudah bisa in sya Allah invite balik, Mbak Cahaya. Masih belajar.

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara