Oleh : Kayla Mubara
Enyah asap, usap Bumi Lancang Kuning hutan pertiwi
Nelangsa daun, ranting, pun akar perut bumi
Garam penolong
Organ-organ penduduk rimba melolong
Rintik buatan jelma hujan, siram lahan nan gosong
Bau menusuk, sesak picu denyut nadi
Nyanyikan suara hati anak-anak pribumi
Agungkan asma Illahi; tuk para pengabdi
Negeri
Gaung setuju menuju satu
Angka-angka menyerbu
Realisasi tuk padam kilat bara usai bumbungkan pekat nan bisu
Apa manusia, entah jiwa penuhi nafsu
Menjadi sebab murka hutanku
Pondok Cahaya-Yk, 08.09.2015
Inspirasi dari Liputan6.com, Pekanbaru (24/2/2014)
kata-katanya bagus mbak.
ReplyDeletekepada siapa ibu pertiwi harus mengadu
karena kini naluri, jiwa dan nafsu manusia semaki beradu.
Semoga masalah Asap ini segera terselesaikan ya mbak. Masa setiap tahun Indonesia harus mengalami 3 musim. Musim hujan, kering dan asap. #masihmelawanasap
Terima kasih. Masih belajar, Mbak Oka Nurlaila.
Deleteuntaian kalimat yang indah tapi termaknai rasa geram padakenyataan betapa sebagian manusia tidak perduli pada kehidupannya yang lain
ReplyDeleteTerima kasih. Bebas mamaknainya. :)
DeletePengorbanan Garam
ReplyDeleteKok ya pas ya, Mbak, sebuah inspirasi yang penting untuk kita renungkan bersama ini, Mbak. Makasih banyak yaa...
Matur nuwun kunjungannya, Pak Akhmad Muhaimin Azzet.
Delete