Hujan Rindu


Oleh : Kayla Mubara

Bulir-bulir rasa mengundang gelora
Kian lama bertambah besar kisarannya
Detak dalam dada menjelma lagu syahdu diiringi nestapa
Denting jiwa menjelma tabuh, menggiring napas menuju surga
Aliran darah bertasbih dalam takwa
Begitu anggun menderma do'a


Alam memuji, malaikat menyanjung
Makhluk-makhluk lain tertunduk dalam senandung
Benda-benda langit tunduk
Penghuni bumi mengangguk takjub
Dia melambai dalam sahaja
Menyelimuti diri dengan puji dan puja

Kilatan dua kornea mendamaikan rasa
Teduhnya kata mengobati luka 
Santun langkah melingkupi dedo'a
Menunduk tanpa direndahkan
Mendongak bukan sebak congkak
Dia menikmati satu musim salih dalam hidupnya

Hujan rindu turun setiap waktu
Menyapa basahnya bait pinta menuju ars-Nya
Bahkan volumenya dinamis
Tiada menimbulkan luka apalagi tangis
Membekaskan getar yang melankolis
Tinggalkan tapak-tapak rindu di balik gerimis


Yk.09122014

Puisi ini pernah dipublish di Cahaya Pena


Comments