Oleh : Kayla Mubara
Aku tersungkur dalam lumpur nista
Menggelepar dalam raga berlumur dosa
Menyeret luka
Mengharap lara segera sirna
Menahan aib dari telunjuk-telunjuk tak bertuan
Memendam gejolak tuk lebur bersama cita
Adakah jelaga akan luruh
Bila kemarau kelam memayungi harap
Tuhan
Anugerahkan hamba titik-titik gerimis cahaya
Kan kubiarkan lumpur ini luruh
Bersama waktu yang mengiringi langakah ke mana berlabuh
Pada-Mu aku kini mengaduh
Kirimkanlah hujan cahaya
Agar dosa larut dan tak kembali menelikung raga
Duhai Sang Pencipta
Hamba di sini menikmati tempias-tempias bening
Istiqamahkan hamba dalam jalan yang Kau bimbing
Hingga roda dunia tak lagi menggelinding
Teguhkan hati ini senantiasa tak berpaling
Yk-09122014
Aku tersungkur dalam lumpur nista
Menggelepar dalam raga berlumur dosa
Menyeret luka
Mengharap lara segera sirna
Menahan aib dari telunjuk-telunjuk tak bertuan
Memendam gejolak tuk lebur bersama cita
Adakah jelaga akan luruh
Bila kemarau kelam memayungi harap
Tuhan
Anugerahkan hamba titik-titik gerimis cahaya
Kan kubiarkan lumpur ini luruh
Bersama waktu yang mengiringi langakah ke mana berlabuh
Pada-Mu aku kini mengaduh
Kirimkanlah hujan cahaya
Agar dosa larut dan tak kembali menelikung raga
Duhai Sang Pencipta
Hamba di sini menikmati tempias-tempias bening
Istiqamahkan hamba dalam jalan yang Kau bimbing
Hingga roda dunia tak lagi menggelinding
Teguhkan hati ini senantiasa tak berpaling
Yk-09122014
Puisi ini pernah dipublish di Cahaya Pena
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara