Sosok yang Sama Sekali Tidak Terkenal di Bumi, Namun Sangat Terkenal di Langit



gambar berasal dari pixabay

Ketika sedang online, saya menemukan status seseorang yang bunyinya, “Terkenal bukanlah indikasi kesuksesan seseorang.” (AA Gym).
Saya kemudian memberi komentar, “Kecuali terkenal oleh penduduk langit.”
Komentar saya mendapat respon beliau, “Terkenal maksiatnya?”


Dari situ saya penasaran, selama ini, sependek pengetahuan saya, penduduk langit hanya mengenal orang saleh, karena di sana para malaikat suci. Untuk apa membincangkan ahli maksiat. Saya pun menelusuri informasi, awalnya, saya ingin mencari tahu tentang apakah penduduk langit mengenal orang yang bermaksiat di bumi? Namun hal itu saya urungkan. Untuk apa mencari balasan komentar lagi, jika yang saya temukan jauh lebih luar biasa?

Beliau adalah seorang yang sangat miskin, sudah yatim, dan penggembala kambing. Tubuhnya dipenuhi penyakit sopak, atau belang-belang. Beliau tinggal bersama ibunya yang renta, sekaligus lumpuh. Untuk berpindah tempat duduk, Sang Ibu harus digendong. Gerak Sang Ibu ini sangat bergantung pada anak laki-lakinya. Dan anak laki-laki itu sangat berbakti pada Sang Ibu. Apa saja yang diinginkan oleh ibunya, anak laki-laki tersebut memenuhinya.

Hingga suatu waktu, ada satu permintaan yang terasa berat bagi mereka. Sang Ibu ingin pergi haji. Bagaimana akan ke Mekkah, dari Yaman (tempat tinggal mereka) jika mereka tidak memiliki harta? Tokoh kita kali itu berpikir keras, bagaimana agar keinginan Sang Ibu bisa terpenuhi.
Dibelilah seekor anak lembu. Mungkin Anda akan berpikir, tokoh kita ini akan beternak, dan menunggu sampai ada harta untuk ke tanah suci? Sayangnya bukan. Tokoh kita malah memeliharanya dan setiap hari menggendongnya, bolak-balik naik-turun bukit.
Kondisi itu tampak sebagai orang yang kurang normal. Penduduk setempat juga heran, dan menganggapnya seperti orang (maaf) gila. Namun tokoh kita tetap melakukannya, bahkan saat lembu itu makin hari bertambah besar.

Ketika musim haji tiba, aktivitas menggendong lembu diakhirinya. Semua berlangsung sekitar 8 bulan. Kali itu, otot di badannya berkembang, seiring bertambahnya berat lembu. Ya. itu adalah latihan angkat beban yang luar biasa. Beban terus bertambah setahap demi setahap, sesuai berat badan lembu. Untuk apa tokoh kita angkat beban?

Saya mohon, Anda tarik napas dulu untuk membaca kelanjutan tulisan ini ...

Beliau menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah untuk berhaji. Sungguh, sampai pada bagian ini, airmata saya sangat deras membasahi pipi. Betapa ikhtiar yang anti mainstreem. Menggendong dengan jarak yang tidak dekat.

Sampai di tanah suci, Sang Ibu bercucuran airmata.  Ketika anaknya menggengong untuk tawaf, dan mereka melihat Ka’bah. Di sana, mereka berdua sama-sama berdoa. Si anak yang berbakti itu juga berdoa, “Ya Allah, ampunilah semua dosa Ibu.”

Tentu saja ibunya heran. Kenapa anaknya hanya berdoa untuk Ibu?

“Bagaimana dengan dosa-dosamu, Nak?”

“Jika dosa Ibu diampuni, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah rida Ibu yang akan membawa aku ke surga.”

Ini bukanlah satu-satunya kisah kesalehannya. Banyak kesalehan lain yang tidak saya tampung dalam postingan. Semata karena saya membatasi jumlah kata di blogpost ini.

Apa yang terjadi kemudian?
Tokoh kita sembuh dari penyakit sopak/belang-belangnya. Kecuali di tengkuknya, belang itu masih ada. Ciri lain tokoh kita adalah tanda putih di tengah tapak tangan.

Berikut sabda Nabi Muhammad SAW tentang beliau kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, “Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdoa untuk kamu berdua."

Siapakah beliau?

Beliau adalah Uwais Al-Qarni. Namanya begitu terkenal di langit. Semua penduduk langit mengenalnya. Doa-doanya sangat mustajab.

Saya berterima kasih pada pemilik postingan. Dengan itu, saya merasa kebanjiran bahan tulisan untuk stok #30HariBercerita yang saya programkan. Tulisan ini sekaligus saya buat untuk mengawali ikut tantangan dari NulisBuku  #NulisRandom2017

----
Dari berbagai sumber
Pondok Cahaya, Yk, 01 Juni 2017

Comments