5 Langkah Mengendalikan Cemburu


Sumber

Cemburu tandanya cinta. Katanya sih. Tapi, kalau cemburunya berporsi besar, lama-lama bisa kegendutan dan butuh diet. Diet cemburu. Dalam kehidupan rumah tangga, cemburu bisa menjadi dua hal. Bumbu cinta, atau racun cinta. Bumbu, ketika porsinya pas, sehingga akan menyisakan manis pada kedua pasangan. Racun, pada saat hal tersebut malah menjadi peretak hubungan keduannya.

 
Nah, sebelum membengkak rasa cemburu yang terjadi, ada 5 langkah mengendalikan cemburu. Apa sajakah itu?
1.      Menuliskannya, Jika Sungkan Bicara.
Cieee. Cemburu nih? Tak perlu lah berlama-lama menggulung bibir. Menekuk jidat, dan memicingkan mata. Dia, pasangan kita kan bukan penyamun. Masa terus-terusan dapat interogasi dengan sikap yang demikian? Yuk nulis! Oh, enggak masalah apakah kita seorang yang terbiasa menulis, atau belum. Katanya, menulis itu bisa mengurangi beban psikologis. Bisa jadi terapi. Cemburu, kadang kan membuat kita jadi tertekan. Berdasar penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, ‘Pengaruh Terapi Menulis Pengalaman Emosional Terhadap Penurunan Depresi pada Mahasiswa Tahun Pertama’ (Susilowati & Hasanat, 2011), menunjukkan ada penurunan tingkat depresi pada kelompok eksperimen (kelompok perlakuan). “Terapi Menulis Pengalaman Emosional merupakan sarana bantu diri, yang terbukti efektif menurunkan depresi pada mahasiswa tahun pertama.”

Lupakan aturan dan tata bahasa. Kita bisa menuliskan apa saja. Jika sudah selesai, kita tarik napas panjang. Katakan, “Semua baik-baik saja!”

2.      Beri Kode pada Pasangan.
Ini berlaku untuk suami istri yang sudah memiliki kode masing-masing. Antara satu pasangan dengan pasangan lain tentu saja tidak sama. Misalnya ada yang berkata melalui kiasan, “Hati kok dari tadi kurang nyaman ya, pas lihat foto Cinta bareng artis?” Ini bisa ditangkap sebagai ungkapan cemburu, bagi yang sudah saling memahami. Sayangnya, jika kita, yang cemburu adalah wanita, kerap mendapati bahwa laki-laki tak selamanya pembaca kode yang baik. (bersiap diprotes para laki-laki).
Lalu bagaimana?

3.      Katakan Saja.
Iya.
Katakan saja.
Kenapa harus dipendam?
Jika nulis dan memberi kode belum berhasil, ya katakan. Memang, bila belum terbiasa, bibir serasa mengatup. Seperti ada lemnya. Tapi, bukan berarti enggak bisa, kan? Pakai trik sedikit. Pijik pundaknya, sambil bicara santai, katakan, “Aku cemburu deh sama si anu. Soalnya kok dilihat-lihat, kalian dekat gitu.” Ah, sebagai belahan jiwanya, kita tahu apa dan bagaimana menyampaikan hal ini. Semua akan baik-baik saja, jika kita bisa terbuka.

4.      Buat Surat.
Jika poin pertama menulis untuk diary. Poin ini dibuat jika langkah ketiga belum juga berhasil. Ya, siapa tahu kan kita menikah baru saling kenal setelah akad. Belum lama tahu wataknya. Malu bicara langsung, atau kikuk. Malu yang demikian, malah romantis, bukan? Tulis surat, atau SMS, atau apa saja yang bisa dikirimkan padanya, tanpa membuat kita mengeluarkan suara.

5.      Bantah Prasangka dengan Tindakan.
Cemburu bisa menimbulkan prasangka buruk. Jika itu hadir, maka bisa kita putar balik apa yang kita rasakan, dengan bertindak atau melakukan hal yang berlawanan dengan kalimat negatif yang ada. Misal, jika ada kalimat negatif, “Sebel banget sih. Ketemu wanita cantik bukannya nunduk, malah nyapa sok ramah.” Nah, bisa langsung berbuat romantis. Siapkan semua kebutuhannya, beri kejutan. Peluk dia dengan mesra. Dan ... coba ikhlas. Rasa cemburu itu perlahan akan menetral. Jika sudah netral, kita bisa berpikir lebih jernih, dan bisa mengklarifikasi apa yang kita rasa, tanpa beban. Lega, kan?

Demikian tips dari saya, 5 langkah mengendalikan cemburu. Bila ada tips lain, bisa tambahkan pada kolom komentar. Selamat mencoba!

Comments