Pias wajah layu tergugu di ujung waktu
Perih rasa hunjam kecewa rajam kalbu
Isak di balik dinding; rumah tanpa pintu
Luruh cinta, gugur terpa ragu
Pilu .... Entah ke mana terbang janji di depan penghulu
Dari balik semak dan perdu
Dua kakak beradik duduk terpaku
"Kau mau ikut siapa bila ada perceraian? Bapak, atau ibu?"
Kakak menatap adik, guncang bahu
Adik kemas lirik, rasa tak tentu .... Bibir membiru
Bendo tergelontar, napas memburu
Lelaki terkapar dalam sesal; termangu
Ke mana janji hanya dia yang satu
Bila Parimin bebas melumat paras nan ayu
Cemburu .... Kelu
Pada Sang Hyang ketuk pintu
Usai Hakim ketuk palu
Talak terlahir, cinta berlalu
Kemarau jiwa gelayut fatamorgana cinta sepanjang waktu
Pondok Cahaya-Yk, 03.09.2015
Perih rasa hunjam kecewa rajam kalbu
Isak di balik dinding; rumah tanpa pintu
Luruh cinta, gugur terpa ragu
Pilu .... Entah ke mana terbang janji di depan penghulu
Dari balik semak dan perdu
Dua kakak beradik duduk terpaku
"Kau mau ikut siapa bila ada perceraian? Bapak, atau ibu?"
Kakak menatap adik, guncang bahu
Adik kemas lirik, rasa tak tentu .... Bibir membiru
Bendo tergelontar, napas memburu
Lelaki terkapar dalam sesal; termangu
Ke mana janji hanya dia yang satu
Bila Parimin bebas melumat paras nan ayu
Cemburu .... Kelu
Pada Sang Hyang ketuk pintu
Usai Hakim ketuk palu
Talak terlahir, cinta berlalu
Kemarau jiwa gelayut fatamorgana cinta sepanjang waktu
Pondok Cahaya-Yk, 03.09.2015
Puisi ini ada di buku Munajat Sunyi
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara