Buku Saya Akan Terbit di Penerbit Populer

Dari Google

Beberapa waktu yang lalu ada treet media sosial yang lewat di beranda saya menyoal KDPT (Kenal Dengan Penulis Terkenal. Suka-suka saya ya bikin singkatannya?). Ada opini yang bernada kurang positif bila seseorang, terutama calon penulis hanya mendekati penulis kece karena ingin mendapatkan kepopuleran juga. Atau deketin penulis yang punya penerbit biar bisa dan gampang menerbitkan buku di sana.

Sebagai orang yang kenal dengan penulis sekaligus memiliki penerbit yang oke, saya jadi ikut terseret untuk komentar. Dan sebenarnya komentar itu bisa panjang kalau mau diteruskan. Mumpung sedang ingat, saya tuliskan saja apa yang pernah melanda diri ini. Mungkin juga pada Anda, para calon penulis handal Indonesia.

Saya pun pernah berkhayal, Andai saja Pak Isa Alamsyah mau menerbitkan buku saya, tentu akan best seller. Lihat saja lini usaha yang digeluti keluarganya, tak bisa diremehkan. Cukup satu buku sebagai langkah awal. Cukup diikutkan dalam bonus penjualan produk mereka. Cukup dengan testimoni maka anggota grup Komunitas Bisa Menulis (KBM) akan baris untuk membelinya. Saya tinggal ongkang-ongkang sambil menulis buku lain. Manis, kan?

Buku kedua akan terbit di tempatnya Mbak Afifah Afra. Kan saya sudah dekat, ya, walau dideket-deketin gitu. Buku ini akan terbit dengan ruang jangkauan yang bersaing dengan buku pertama. Dan karena sudah kenal, maka enggak susah lah nerbitin satu butir buku saja. Indah, kan? Saya tinggal meni pedi dan mencari ide untuk buku yang ketiga.

Selanjutnya, setelah buku ketiga kelar. Saya tinggal ketuk rumah Pak Dwi Suwiknyo. Beliau kan cakep di bidang ekonomi. Otomatis cakep juga perihal pemasaran (permisi, Pak ...). Dan buku saya bakal cakep juga nangkring di rak-rak buku besar di Indonesia. Keren, kan? Kalau sudah begini berarti buku-buku saya bisa terbit di penerbit-penerbit populer. Yuhuuuw.

Lamunan itu bisa bablas dan menembus batas-batas yang tak pantas bila saya biarkan, saya lepaskan tanpa kendali Tahu Diri. Saya sadar, saya butuh cermin besar, terutama cermin hati. Sejauh mana usaha yang saya lakukan untuk bisa menerbitkan buku Best Seller. Segigih apa usaha yang saya tekuni untuk bisa menembus penerbit-penerbit itu. Dan ternyata hanya lamunan yang bisa digelontorkan bayu, saat saya hanya diam dan bercengkrama dengan khayalan.

Sudah ... sudah ... daripada mikirin yang enggak jelas dan bikin malas, pun penyakit. Ya mending mulai nulis saja. Enggak usah mikirin KDPT akan memuluskan jalan penerbitan buku. Toh kalau saya tetap kalem dan tulisan berkualitas, mereka yang akan mendekat? Tugas saya hanya mengejar cita-cita, melakukan apa yang semestinya. Bukan mencari jalan pintas yang melintas, mencekam was-was. Nyali itu ya diasah, bukan dibuat keluh kesah.

Malam-Malam saat Lamunan Mengikat Khayalan
Pondok Cahaya-Yk, 23.08.2015

#ODOPBloggerMuslimah-GerakanMenujuSalehah

Comments

  1. Nah ini dia penulis kalemnya pun setuju ... makasih, ya ...

    ReplyDelete
  2. Setuju..

    Biar mereka yang menghampiri

    Hihihiii

    ReplyDelete
  3. Hehe. Iya, Mbak Anggarani ...Eh, iti blog barunya kok cakepan ya? Setting sendiri atau>

    ReplyDelete
  4. setuju mbak..harus mengutamakan kualitas daripada kedekatan personal..kalo nggak gitu maka buku-buku yang terbit bisa kurang kualitas..

    ReplyDelete
  5. Kalempit-lempit kie tah, Mbak Khul hehehe

    ReplyDelete
  6. Apane lah jan ... istilaeh apik nemen, Dik Fajriatun Nur

    ReplyDelete
  7. Mbak Eva Arlini, semoga saya dan kita semua bisa istiqamah berjuang. Aamiin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara