![]() |
google doc |
Aku berjalan menuruni tangga Masjid Raya Ar Rahman.
Visual tertahan pada rombongan muslimah nan anggun yang keluar.
Nurani!
Senyumnya begitu sejuk menyapa debaran maskulin di
dada ini. Akankah gadis itu menerima ketulusan yang kuajukan? Ah! Nasihat
Ustadz Jaiz tadi begitu menggema dalam palung jiwa.
“Selama dia belum menjadi milik orang, apalagi belum
di khitbah, majulah!”
Gemuruh tasbih mengaminkan kata-kata Ustadz ngajiku.
Puluhan kalimat motivasi menguatkan niat ini. Semoga Nurani bersedia berjuang
bersamaku.
Oh!
Sejak menginjakkan kaki di kampus biru ini, aku
melihat Nurani sebagai gadis reporter lembut yang seluruh tubuhnya berbalut
gaun longgar. Jilbabnya berkibar merayu iman. Senyumnya memoles aura positif
tanpa pernak-pernik tambahan.
Dua
tahun berlalu. Aku menyelidiki Nurani melalui tetangganya. Gayung bersambut.
Nurani tak mau pacaran, dia mau bila ada kekasih maka itu hanya istilah untuk
pria yang bersedia mengikat Mitsaqan Ghaliza, pernikahan!
Wisuda
pun hanya dia satu-satunya gadis tanpa pendamping pria. Sebagai anak pribumi,
aku khawatir dia akan pergi meninggalkan kota ini. Ternyata aku keliru! Dia
lanjut S2 dan menjadi asisten dosen.
Keajaiban
salam mempertemukan kami saat mengajar TPA.
Dia hanya mengucap salam, aku menjawabnya. Gadis itu
bertanya tentang Bab Nikah. Kebetulan, aku bisa numpang tanya tentang
statusnya. Subhanalloh! Masih single.
***
Tangan ini gemetar memegang selembar kipas seni
bertuliskan nama Nurani bersama laki-laki lain. Bukan aku. Lihat senyumnya! Dia
tak bersalah, aku lah yang terlalu lama mengungkapkan rasa ini.
“Barakalloh, Nurani,” lirihku. Debaran ini kusimpan
bersama istighfar. Semoga kita dipertemukan di Surga-Nya. Kamu akan lebih dulu
mengikat Mitsaqan Ghaliza dengan pilihanmu.
Kerudung gadis itu berkibar. Dari balik punggungnya
sebulir bening menetes mengiringi kepergian. Tak kan kusia-siakan gadis lain
dengan menunda. Semoga kau bahagia, Nurani. Aku hanya seorang Firman yang tak sanggup bersabda.
… Bila yang tertulis
unntukku adalah yang terbaik untukmu, kan kujadikan kau sebagai kenangan
terindah dalam hidupku …
(Ide dari lagunya
Samsons; Kenangan Terindah)
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara