Sun Yi (Pecah)

Sumber

ada yang pecah di hati
sebentuk harap yang dijilid rapi
tidak hanya sehari
dengan hati-hati
ia sudah lekat
satukan sekat-sekat
lebur dalam doa
yang terus dipahat untuk memanjat

mereka bertemu
saling kenal
dan tertawa
mereka bukan orang asing
satu sama lain
ada nostalgia
atau kesalahan 
rekayasa cinta
bukan, tapi penyambung cinta



Sun Yi duduk menatap laki-laki di depannya. Laki-laki itu baru saja menggenapkan tawa. Sun Yi pun melakukan hal yang sama. Kenapa ada takdir yang demikian lucu? Apakah begini cara Yang di Atas mempertemuakan dua insan?

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Pak Ahad, menjeda saling tatap dua anak manusia itu. Aura keakraban di antara mereka, sama sekali tidak dapat disembunyikan.

"Iya. Kami saling kenal," jawab Sun Yi tanpa menutup-nutupi.

"Jadi Dio sudah kenal sama Sun Yi?" tanya kakaknya yang baru menyeruput minuman dari cangkir putih.

Dio hanya mengangguk. Dia sempat melihat ke arah Sun Yi, sebelum anggukan tadi. Seperti minta persetujuan, serupa seorang adik yang minta izin pada kakaknya saat akan meminjam sepeda.

"Lah ya malah bagus kalau begitu. Jadi enggak repot-repot banyak mengenalkan hal lain. Wong sudah saling kenal."

Di telingan Sun Yi, itu serupa kalimat yang sangat datar. Dia dan Dio sudah saling kenal sejak lima tahun silam. Saat itu, Sun Yi akan ujian DAN 1, sabuk hitam, dan Dio masih sabuk cokelat. Artinya, Dio memanggil 'Senpai' pada Sun Yi. Dan dari segi usia, Sun Yi juga jaug di atas Dio. Lima tahun.
Tadi, ketika Pak Ahad asyik berbincang, mereka berdua sedang menertawakan keadaan. Postur Dio memang mirip atlet basket, tapi wajahnya, masih sangat belia.

Dio belum siap menikah.

Dia sendiri yang mengatakan hal itu pada Sun Yi.

"Bagaimana lagi? Kakakku merasa aku masih jadi beban keluarga. Beban pikiran maksudku. Aku sudah bekerja. Menurut mereka, sudah seharusnya aku menikah."

Sun Yi melihat Dio mengatakan hal yang sebenarnya.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan, Senpai?"

"Lakukan saja, apa yang sesuai suara hatimu. Aku sangat senang bisa bertemu kamu lagi. Agaknya, kamu bahagia dengan pekerjaanmu. Lihat saja, pipimu bertambah volume."

"Hehe."

Sun Yi dan Dio terus berbincang. Dio, katanya baru akan ujian DAN 1, bulan depan. Sementara Pak Ahad dan kakaknya Dio menganggap bahwa mereka sudah saling cocok.


cinta itu tidak perlu dikejar
ia akan datang pada waktunya
saat hati ikhlas
menerima takdir yang semestinya

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

Comments