Jarum Timbangan yang Pingsan



 
Pengambilan gambar September 2016
Emang ada ya jarum timbangan yang pingsan? Hehe. Ini sih sebatas judul yang Kayla buat. Sesuai janji, Kayla bakal cerita tentang berat badan Kayla. Bukan bilangannya, ya, karena sementara masih tutup mulut, tutup muka, dan tutup info tentang itu.
3, 2, 1 ...

Seorang teman terkejut saat bertemu denganku. Dia pikir, wajah dan bodyku sama persis dengan yang ada di foto profil facebook. Oke, aku pun minta maaf. Bercerita bahwa itu adalah foto saat usiaku masih 25 tahun. Bukan foto palsu, apalagi editan. Saat itu belum marak juga edit mengedit foto.

Sejak anak kedua lahir, berat badanku pingsan di satu titik. Setelah turun 10 kg pasca portus, aku tetap ginuk-ginuk, kalau enggak mau dikatakan gendut, apalagi gem... brot. Setiap kali menimbang badan, jarumnya enggak bergerak sama sekali. Ya sudah, aku cuek.

Tidak!
Aku tak secuek yang kutulis. Sebenarnya aku minder juga. Kulit kok tebal amat, yak? Duh, mana baju enggak pada muat. Aku pun melihat cermin. Wah, bulat, serupa magic com yang pakai baju. Bukan, bukan. Lebih mirip .... ah! Banyak kalimat yang kurang positif kuucapkan sendiri.

Aku mulai menengok ulang makna syukur. Pernah juga mengadopsi kalimat, “Biar gendut asal sehat.” Atau, “Apapun bentuknya disyukuri saja deh.” Sayangnya, hatiku tak pernah benar-benar tenang dengan kalimat positif itu.

Dulu, sebelum menikah, aku orang yang gila olahraga. Tiap inci bagian tubuh sangat kuperhatikan. Untuk menjahit bajuku, penjahit sangat lah hati-hati. Sampai-sampai ada yang bilang, “Aku kalau njait bajunya Embak itu kudu melek. Enggak boleh ngantuk. Harus lebih teliti. Enggak boleh ada yang salah.”
Aku memang selalu mengembalikan baju jika tidak pas. Minta padanya untuk memperbaiki sampai pas di tubuh, sesuai permintaanku. Intinya, aku sangat memperhatikan fisik dan pakaianku.

Dan kondisi sekarang sangat berbeda. Aku tak bisa menyalahkan kesibukan, meski itu satu di antara tuntunan wajibnya. Mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri ternyata membuat nafsu makanku tidak terkontrol. Apalagi jika banyak pikiran, makan jadi solusi.

Hingga usia anak kedua mendekati tiga tahun, aku mencoba move on. Masa iya, aku akan tetap sebesar ini. Lalu, apakah aku bersyukur dalam kondisi ini? Jangan-jangan aku malah masuk kategori orang yang merusak badan sendiri dengan kebiasaan-kebiasaan kurang sehatku.
Aku mulai mencari bacaan, karena buku-buku pribadi terbatas, aku membuka google. Dari sana, aku mengerti banyak model diet, dan upaya penurunan berat badan. Aku juga mencari informasi tentang panutan semua umat; Nabi Muhammad S.A.W. jawabannya, beliau tidaklah gendut. Beliau juga sangat teliti dan perhatian dengan pola makan.

Aku termotivasi. Kucoba beberapa cara penurunan berat badan. Saat pertama mulai, aku sempat turun 5 kg, tapi sayangnya, berat badan naik lagi 6 kg. Artinya, berat badan sama saja naik 1 kg. Aku kecewa pada diri sendiri. Kalau begitu, mending makan biasa saja. Olahraga juga santai. Lah wong begini hasilnya.

Aku membaca lagi. Semangat mulai naik lagi. Dan akhirnya aku mempraktekan satu diet yang sangat membantu. Namanya General motor. Kita mengatur pola makan sedemikian rupa, dan dalam sepekan hanya makan makanan tertentu saja.

Lagi-lagi aku hanya bertahan sampai hari kelima, tapi, berat badanku sudah turun 5 kg. Aku juga mengkombinasikan dengan puasa, serta olahraga. Ada hadits yang kutaruh dalam toples bening tempat pensil di depan meja kerjaku, “Sumber segala penyakit adalah perut. Perut adalah gudang penyakit, dan berpuasa adalah obatnya.” (H.R Muslim).  Aku sering melihat, dengan begitu aku mulai kontrol makan.

Jarum timbangan yang pingsan mulai siuman. Secara bertahap, berat badan dan lingkar tubuh menurun. Setelah rajin olahraga, aku bisa merasakan ketika badan mau flu, segera mengantisipasi sehingga flu tidak jadi bertamu. Setelah berat badan turun, aku juga mulai lebih ringan beraktivitas.



Comments

  1. Saya sekarang lagi mengurangi karbo, Mbak. Makan sih tetep aja, gak pantang atau atur ini-itu. Cuma porsi nasi atau karbo lainnya dikurangi jadi setengah porsi dari yang bisa dimakan. Dulu pernah berhasil. Semoga sekarang juga

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. I think this is the best sites and thanks for sharing with me.
    KVB Bank Clerk Answer key

    ReplyDelete
  4. Enjoyed reading the article above, really explains everything in detail,
    the article is very interesting and effective. Thank you and good luck for the upcoming articles. If you have time you can check Robux Generator

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ... sangat senang bila Anda meninggalkan komentar, atau sharing di sini. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Salam santun sepenuh cinta
Kayla Mubara